12/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Gubernur: Tiga Aspek Keberhasilan Transformasi BPD

Pakde Karwo memberikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi Program Transformasi BPD di Kantor Pusat Bank Jatim Surabaya (4)Surabaya, KabarGress.com – Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengatakan, ada tiga aspek yang harus dipastikan agar tansformasi BPD (Bank Pemnagunan Daerah) bisa berhasil. Ketiga aspek itu yakni pertama, dukungan dari pemda selaku pemegang saham PBD untuk mentransformasi BPD menjadi bank yang kuat, berdaya saing dan kontributif terhadap perekonomian daerah. Kedua, kepemimpinan yang kuat dan visioner dari BPD untuk melakukan transformasi secara holistik dan konsisten, dan ketiga membutuhkan sumber daya manusia yang handal guna mendukung pengembangan bisnis yang masih rendah.

Pernyataan tersebut disampaikan saat memberikan pengarahan pada acara Sosialisasi Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah (PBD) se Indonesia di Gedung Pertemuan Bank Jatim Jl. Urip Sumoharjo Surabaya, Senin (7/9).

Menurut Pakde Karwo, ketiga aspek tersebut sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan serta keberhasilan kinerja BPD. Hal itu dikarenakan berdirinya BPD atas dukungan dari pemerintah daerah selaku pemegang saham. Oleh karena itu, BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural dan memperkuat fondasi agar mampu tumbuh dan bersaing sehingga bisa lebih berperan aktif dalam perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah ke depan.

“ Kalau semua itu sudah dibenahi dengan memperhatikan tiga aspek melalui transformasi BPD ditambah dengan adanya kerjasama BPD se Indoensia, saya yakin BPD dalam waktu dekat mampu bersaing dan menguasai serta menjadi pemimpin dan pelopor dalam pembangunan perekonomian di daerahnya,” jelasnya.

Gubernur menambahkan, untuk bisa mencapai itu semua pertama-tama yang harus dilakukan adalah BPD bisa menjadi pelopor dan pemimpin perbankan di daerahnya lebih dulu. Kalau hal itu sudah dapat diraih, maka langkah berikutnya akan lebih mudah untuk mengggaet dan mengcover semua program pembangunan yang ada di daerahnya. Dengan begitu, keberadaan BPD, benar- benar dapat dirasakan oleh masyarakat, sebab BPD sudah melakukan transformasi perbankan sehingga bisa cepat tanggap dalam membaca perkembangan yang ada di sekitarnya.

“Semua itu, dikarenakan BPD sudah besar,kuat modalnya dan lincah dalam memberikan pelayanan demi kelancaran serta keberhasilan pembangunan di daerah,“ jelasnya .

Dikatakan, sosialisasi transformasi BPD yang pertamakali ini diiuti 26 BPD di Indonesia yang merupakan kekuatan pasar sangat fantastic. Untuk itu, pertemuan ini bisa dimanfaatkan dengan mengambil kesempatan guna mengembangkan sayap kerjasama yang telah terjalin, sehingga daerah masing-masing ada letupan-letupan yang dapat terus bergerak dan berkembang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Pakde Karwo mengatakan, secara umum kinerja BPD sudah baik, hal itu tercermin dari tren pertumbuhan asset, dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan serta permodalan dan profitabilitasnya. Berdasarkan Statistik perbankan Indonesia, per Juni 2015, asset BPD telah mencapai Rp 548,53 trilliun, atau meningkat sebesar 18,62 % dibandingkan posisi yang sama pada juni 2014 atau menempati peringkat keempat dalam perbankan nasional setelah BRI, Mandiri dan BCA. Kinerja kredit BPD juga menunjukkan pertumbuhan cukup baik, per juni 2015, posisi BPD mencapai Rp 315,63 trilliun atau meningkat sebesar 11,35 %.

Sedang untuk dana pihak ketiga (DPK) BPD per juni 2015 mencapai Rp461,94 trilliun, atau meningkat sebesar 21,15 %.Sedangkan posisi permodalan dan profitabilitas per juni 2015 rasio CAR,ROA NIM BPD masing-masing sebesar 17,80 %,2,44 % dan 6,56 % sementara rasio CAR,ROA dan NIM agregat bank umum konvensional masing-masing sebesar 20,28 %, 2,29 % dan 5,32 %. Namun demikian, kontribusi BPD terhadap perekonomian daerah masih relative rendah tercermin dari pandas kredit produktif yang baru mencapai sekitar 30 % dari total kredit seluruh BPD.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubalon mengatakan, OJK bersama Asosiasi Perbankan Daerah (ASBANDA) telah mereview permasalahan BPD dan menyususn kerangka program Transformasi BPD sebagai acuan bagi BPD untuk melakukan transformasi tersebut. Dan kerangka transformasi BPD itu dirumuskan secara lebih holistic dan seimbang dengan menekankan pentingnya perubahan structural secara terarah dan sistematis.

Dengan sasaran” menjadikan bank yang kuat dan berdaya saing tinggi serta berkontribusi signifikan bagi perubahan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan, sejalan dengan sasaran master Plan Sektor Jasa keuangan,” tegas Tampubalon.

Agar efektif, tarnsformasi BPD dirancang dan diimplementasikan secara terencana dan bertahap. Untuk itu, ASBANDA telah membentuk enam proyek ( Workstream ) transformassi BPD, Yakni: Strategic Group BPD; Pengembangan Produk dan pelayanan; Pengembangan SDM; Peningkatan tata kelola dan managemen Risiko; pengembangan Tehnologi dan Sistem Informasi dan Syariah. Saat ini ASBANDA sedang menyusun pedoman (blueprint) serta rencana implementasinya.

Program Transformasi BPD ini telah diluncurkan oleh Presiden RI di Istana Negara Jakarta pada 26 Mei 2015 lalu dengan dihadiri seluruh pengurus BPD dan pemangku kepentingan BPD yang diwakili oleh Gubernur dan Ketua DPRD se Indonesia. (hery)