Magetan, KabarGress.Com – Para tokoh agama Islam prihatin atas aksi kekerasan oleh kelompok yang mengatasnamakan Islam. Aksi kelompok radikal itu bertentangan dengan tuntutan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. “Kalo jaman nabi dulu, dakwah bawa makanan untuk bekal di jalan, tetapi jaman sekarang baik pagi, siang-malam, ada kelompok bawaannya bom,” sindir KH Mahyan Ahmad dari Grobogan Jawa Tengah saat pengajian peringatan tahun baru hijriah 1436 H, di Desa Kedungpanji Kec. Lembeyan.
Dia mencontohkan, sikap Nabi Muhammad SAW. Setiap pagi habis sholat subuh tidak pernah tidur. Suatu saat ada umat yang penasaran, usai sholat subuh Nabi selalu jalan-jalan menuju arah pasar, dan membawa bungkusan, entah apa isi bungkusan itu. Sampai di areal pasar, Nabi berhenti di pojok pasar. Nabi menghampiri seorang pria renta dalam keadaan sakit , dan nabi langsung duduk di sebelah pria itu.
Dari cara sikapnya, Nabi terlihat kenal dan akrab dengan pria renta itu. Setelah duduk, nabi membuka bungkusan yang dibawanya, ternyata bungkusannya berisi makanan. Nabi langsung menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pria renta itu. Hingga makanan itu habis. “itu sikap terpuji, dan sikap toleransi yang perlu ditauladani dari Nabi. Karena selain pria renta itu sakit, ternyata pria renta itu non muslim. Betapa mulianya perbuatan Nabi Muhammad. terhadap umat non muslim, Nabi tetap peduli. Ini patut ditauladani,” tuturnya.
Sekarang yang jadi pertanyaan, lanjutnya, kalau kelompok yang melakukan aksi kekerasan mengaku Islam, terus Nabi mereka siapa ya? Dari kisah itu Nabi Muhammad jelas-jelas seorang manusia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap umat non muslim. Tak segan-segan menolong yang membutuhkan bantuan, dan dalam keadaan kesusahan, meskipun yang ditolong dari non muslim “Kalau yang ngebom ngebom itu Imamnya mereka sudah jelas , Imamnya sudah ketahuan, imamnya Imam Samudra, terus Nabinya siapa mereka,” ujarnya.
Karena itu, katanya, umat Islam berkewajiban untuk selalu menjaga toleransi dengan umat agama lain. Umat Islam harus saling menjaga kerukunan, membawa kesejukan dengan rahmatanlil alamin-nya “Kalau hidup rukun, maka berkah akan turun dari langit. Rejeki akan berdatangan tanpa henti. Contoh di Madinah dan Mekah, masyarakatnya hidup rukun, maka mereka kaya-kaya,” tuturnya.
Dia mengingatkan jangan mudah membid’ah-kan perbuatan atau amalan umat. Misal, banyak yang mudah membid’ahkan yasinan, tahlilan, sholawat berjanjen dan lainnya. Padahal, mereka sendiri tidak mengetahui makna apa yang dibid’ahkan.
Sementara itu Sugeng, Kepala Desa Kedungpanji, mengajak kepada masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan meningkatkan tali silaturahmi sesame umat beragama mapoun antar umat beragama.
Dia bersyukur masyarakat tidak terseret dalam ajaran Islamic State Of Irak-Suriah (ISIS) atau ajaran kelompok radikal lainnya. “Pada dasarnya mereka itu anti Amerika, anti kapitalis, tapi yang dilakukan dengan cara tidak benar. Islam damai, tidak membenarkan aksi kekerasan. Karena warga harus waspada terhadap keberadaan ajaran kekerasan yang dibawa mereka, termasuk waspada terhadap orang-orang baru atau pendatang yang mengajak di luar kebiasaan kita. Tapi saya yakin warga desa yakin tidak akan terpengaruh ajaran kekerasan,” tandasnya. (gie)
Teks foto: Suasana Pengajian.
More Stories
Civitas Akademika Universitas Dr. Soetomo, Beri Ucapan Bela Sungkawa Terhadap Korban Sriwijaya SJ182
MAS KELANA , MINTA PARA KADER HADIRI HUT KE -11 DI SEMARANG
PIPPA HADIR MEMBANTU MERECOVERY PELESTARIAN ALAM