Surabaya, KabarGress.Com – Selama tahun 2014 kredit perbankan di Jawa Timur lebih didominasi untuk kredit modal kerja dan investasi yang bersifat produktif, dengan pertumbuhan masing masing sebesar 14,92 persen dan 7,44 persen, dan baki debet sebesar Rp208,20 triliun serta Rp47,23 triliun. Total share kredit modal kerja dan investasi dari total kredit perbankan di tahun 2014 lalu mencapai 74,16 persen.
Sementara itu penyaluran kredit konsumsi tumbuh sebesar 12,67% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp47,23 triliun, dan share sebesar 25,84%. Portofolio penyaluran kredit yang didominasi oleh sektor produktif ini menunjukkan peran aktif perbankan di Jatim dalam mendukung akselerasi pertumbuhan dunia usaha di Jatim yang terus bergerak. Tingginya realisasi kredit juga diiringi oleh angka Non Performing Loans (NPL) yang cukup rendah yaitu 1,82%.
Direktur Deputi Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur, Syarifuddin Basara, mengatakan, tahun 2014 kredit perbankan di Jawa Timur terbesar dikontribusi oleh kredit modal kerja dan investasi dengan share kredit sebesar 74,16 persen. Sementara pada Desember 2014, total aset bank umum di Jatim mencapai Rp474,97 triliun atau tumbuh 12,95% dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan secara nasional yaitu sebesar 14,98%. Pertumbuhan total asset juga diiringi oleh pertumbuhan kredit yang cukup tinggi, yaitu 13,26% (Nasional: 15,09%) atau mencapai Rp344,42 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan salah satu indikator berjalannya fungsi intermediasi perbankan tercatat sebesar 103,15%. Angka LDR yang berada diatas level 100% mengindikasikan adanya net investasi dari luar wilayah Jawa Timur melalui jalur perbankan,” katanya, dalam siaran persnya, Jumat (30/01/15).
Ia juga menjelaskan, berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor-sektor utama dalam struktur PDRB Jatim, yaitu sektor industri pengolahan (30,17%), sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (26,91%) dengan pertumbuhan masing-masing secara berurut sebesar 14,65% dan 13,78%.
Sementara itu, meski dengan proporsi yang relatif lebih rendah, kredit pada sektor pertanian di tahun 2014 masih dapat tumbuh tinggi di level 20,21% (yoy). Di sisi lain, kata Syarifuddin Basara, DPK yang dihimpun oleh bank umum sampai dengan akhir tahun 2014 mencapai Rp383,29 triliun, atau tumbuh 14,36%. Di akhir tahun 2014, DPK didominasi oleh Tabungan dan Deposito yang mempunyai share hampir sama, yaitu masing-masing sebesar 42,46% dan 41,51%.
“Sedangkan Giro hanya memiliki share 16,03%. Pertumbuhan Deposito masih tetap yang terbesar sepanjang tahun 2014. Pada Desember 2014, deposito tumbuh 22,34%, diikuti oleh giro sebesar 15,21% dan tabungan sebesar 7,23%,” ungkapnya. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan