Jakarta, KabarGRESS.com – Konsumsi alumunium global sampai dengan tahun 2023 di perkirakan akan mencapai 70.8 juta ton, permintaan alumunium di tahun depan diperkirakan akan membaik dan terus meningkat dengan didorong oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi di Kawasan asia ataupun global. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi yang mulai bergeliat setelah periode lockdown akibat pandemic, dan optimism akan segera didapatkannya vaksin untuk mengatasi pandemic covid19.
Permintaan tersebut akan di dukung oleh peningkatan penggunaan di sektor transportasi seiring dengan Komitmen global dan para pelaku Industri transportasi untuk meningkatkan produksi NEV ( New Energy Vehicle ) dengan penggunaan alumunium sebagai salah satu bahan baku materialnya, serta di sektor konstruksi bangunan yang diperkirakan akan lebih banyak menggunakan komponen alumunium ekstrusi untuk sekat pembatas dan rangka jendela untuk sirkulasi udara dalam rangka antisipasi penyebaran virus.
Kebutuhan alumunium saat ini masih belum terpenuhi oleh Inalum sebagai produsen alumunium terbesar di Indonesia, menurut data pada 2018 inalum hanya mampu memenuhi 31 % dari total permintaan dalam negeri, di tahun 2025 kapasitas Inalum di harapkan dapat memenuhi 70 % dari kebutuhan pasar domestik.
Dengan Peningkatan produksi oleh Inalum tersebut perusahaan bergerak di pengolahan alumunium akan mendapatkan benefit baik itu dari penurunan biaya bahan baku, selain itu kapasitas produksi yang lebih tinggi dari Inalum akan memberikan ruang untuk ekspansi perusahaan – perusahaan pengolahan alumunium.
Salah satu korporasi yang bergerak di bidang pengolahan Alumunium adalah PT HK METALS UTAMA Tbk, Perusahaan dengan Kode HKMU di Bursa efek ini memiliki fokus bisnis pada segmen midstream dan downstream dari alumunium, di mana perseroan fokus pada kegiatan Fabrikasi dan Manufaktur, dimana dalam proses ini memiliki struktur margin yang baik, sehingga mampu meningkatkan margin usaha perseroan.
Strategi Perseroan yang fokus pada pangsa pasar alumunium eksrusi untuk bahan bangunan dan konstruksi seperti High rise building dan residensial dengan hasil akhir produk seperti pintu, jendela dan bingkai jendela, panel, dan produk lainnya. Bangunan dan konstruksi mempunyai kontribusi pasar aluminum ekstrusi yang terbesar saat ini di kisaran 65 % dari keseluruhan Pasar Alumunium Ekstrusi.
Dengan memperkuat lini bisnis Alumunium, perseroan fokus pada segmen usaha manufaktur dan penambahan produk ke produk value Added untuk peningkatan margin serta jaringan distribusi yang kuat, perseroan optimis dapat bersaing di pasar alumunium dan dapat menjadi salah satu pemain utama di pasar Alumunium Indonesia. (ro)
More Stories
Smartfren Sukses Antisipasi Peningkatan Traffic Natal dan Tahun Baru 2023 di Jawa Timur
PENGUATAN KELAMBAGAAN KPPU SUDAH SANGAT URGENT
Warung Nasi Mbolang Murah Meriah