Oleh: Lilik Nafisatur Rohma (Ketua Kopri PMII cabang Sidoarjo)
21 April selalu diperingati hari Kartini, sebagai hari lahirnya pahlawan perempuan nasional Raden Ajeng Kartini. Yang diperingati sebagai momen emansipasi dan berdayanya kaum perempuan. Emansipasi mulai menggema di Indonesia atas jasa Ibu Kartini. Dia menjadi tokoh yang aktif memperjuangkan kesetaraan hak perempuan. Sebagai perempuan Jawa, beliau sangat merasa ketimpangan sosial antara laki-laki dan perempuan di kala itu.
Dalam perayaan memperingati hari Kartini dan emansipasi perempuan. Ini merupakan Suatu momen yang artinya perempuan memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak perlu diragukan lagi. Ibu Kartini sangat menginspirasi para perempuan seluruh Indonesia terutama para perempuan Korps PMII putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Untuk terus maju, berkarir dan berkarya sampai tak mengenal usia.
Puluhan kader kopri yang sudah berprestasi baik di bidang akademik, politik, sosial dan budaya seperti
Bu Ifa Yuliana S.Pd M.M menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Islam Sidoarjo.
Bu Jakiyem menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Ngawi. Bu Zulfa Dekan Universitas Nahdlatul Ulama. Bu Khofifah Indah Parawansa menjabat sebagai Gubernur Jatim. Dan masih banyak lagi kader-kader perempuan yang terus menebarkan semangat juang kaum perempuan.
Jika kaum perempuan diartikan hanya sebatas 3M Macak, Manak, Masak. Maka matilah pergerakan kaum perempuan. Dan hancurlah nasib negeri ini. Untuk itu, semua perempuan dituntut untuk terus bergerak. Tidak hanya menjadi perempuan yang eksis tetapi juga berdedikasi dan berkontribusi pada negeri.
Sebagai Pelopor kebangkitan perempuan Indonesia harus tetap optimis dalam menghadapi segala bentuk tantangan dan rintangan zaman. Maka saya tegaskan. Mulai saat ini jadilah perempuan yang aktif dan progresif yang selalu memperluas wawasan, mencari pengetahuan, memperbanyak peran dan mampu menciptakan karya yang berkesan.
Saya ucapkan: Selamat merayakan Hari Kartini untuk perempuan seluruh Indonesia. Jasa Raden Ajeng Kartini sangat berharga untuk negeri. Jiwa dan raganya sangat berperan untuk menentukan kualitas penerus generasi bangsa. Maka jangan menjadi perempuan yang baperan dan anti toleran. Tetapi jadilah perempuan yang mencintai perbedaan, menghargai keberagaman, dan menerima perdamaian. ***
More Stories
Dampak Pemidanaan Guru oleh Ortu Siswa Terhadap Keberlangsungan Pendidikan Masa Depan
Sumber Daya Alam Melimpah, Mengapa Rakyat Susah?
KURSUS ALKITAB GRATIS YANG MENGUBAH KEHIDUPAN