Surabaya, KabarGRESS.com – Sebagai bentuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, pada 28 – 29 Juni 2016, Bank Indonesia Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan inkubator bisnis berbasis syariah sebagai upaya menggali dan mengoptimalkan potensi bisnis pesantren. Acara yang berlokasi di Hotel Harris Malang dibuka langsung oleh Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Widihartanto.
Budi Widihartanto mengungkapkan secara garis besar, peran strategis pesantren dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu (1) pengembangan keilmuan & sosialisasi ekonomi kepada masyarakat, dan (2) mewujudkan pesantren sebagai laboratorium/inkubator bisnis untuk melatih praktek riil ekonomi syariah dalam perekonomian.
“Meskipun demikian, hingga saat ini masih banyak pondok pesantren yang belum menyadari adanya potensi ekonomi yang dapat dioptimalkan. Kondisi ini menghambat peran strategis pesantren dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah,” jelasnya, Jumat (1/7/2016).
Melihat hal tersebut, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur melihat urgensi pengembangan inkubator bisnis yang berbasiskan syariah. Inkubator bisnis yang dikembangkan di pondok pesantren nantinya merupakan inkubator yang memiliki dan memegang teguh nilai-nilai dan prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan program ini, Bank Indonesia bekerjasama dengan Laboratorium Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Airlangga untuk mengembangkan sisi manajemen dan menjaga nilai/prinsip Islam, serta Lembaga Penelitian Pengabdian ITS yang akan menyentuh sisi praktis-implementatif dari kewirausahaan yang workable dan mudah diaplikasikan.
Pondok pesantren yang menjadi peserta pelatihan merupakan 17 pondok pesantren mitra strategis pengembangan ekonomi syariah Jawa Timur. Ketujuhbelas pesantren tersebut turut menandatangani Deklarasi Surabaya pada 5 November 2014, diantaranya Pondok Pesantren An Nur 1 & 2 Malang, Pondok Pesantren Tebu Ireng, Pondok Pesantren Sunan Drajad-Lamongan, Pondok Pesantren Bahrul Ulum-Jombang, Pondok Pesantren Darussalam-Gontor, dan seterusnya.
Pelatihan yang digelar selama 2 hari ini (28 – 29 Juni 2016) merupakan awal dari pelaksanaan program inkubator bisnis di tahun 2016. Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan gambaran awal mengenai apa itu inkubator bisnis dan berbagai manfaat yang dapat dinikmati oleh para santri, alumni, dan masyarakat di lingkungan pesantren. Sepanjang tahun 2016, secara berkala, tim pendamping dari Universitas Airlangga dan ITS akan memberikan pelatihan/pendampingannya sesuai dengan 3 tema inkubator yang rencananya akan dikembangkan, yaitu keuangan mikro syariah, agrobisnis, dan perdagangan/jasa.
“Sebagai pilot project, pengembangan pesantren sebagai inkubator bisnis akan dilakukan DI 3 pondok yaitu inkubator bisnis keuangan mikro syariah di Bahrul Ulum Jombang, inkubator agribisnis di Sunan Drajat Lamongan, dan inkubator bisnis perdagangan/jasa di Tebu Ireng Jombang,” katanya.
Tujuan penting yang ingin dicapai oleh Bank Indonesia dalam melaksanakan program inkubator bisnis adalah untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh santri, alumni dan masyarakat pondok pesantren dengan tujuan akhir untuk mendukung penguatan kemandirian ekonomi pondok pesantren. Secara khusus, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berharap lahirnya gerakan kewirausahaan santri, atau yang disebut santripreneur.
Selain itu, Bank Indonesia mengharapkan agar terjadi sinergi positif serta dengan perbankan/lembaga zakat/lembaga keuangan lainnya, sehingga dapat menciptakan simbiosis mutualisme atau kerjasama yang saling menguntungkan dan saling menguatkan satu sama lain. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan