Mereka dapat hidup dari tabungan mereka hingga rata-rata lima bulan, pada saat mereka kehilangan seluruh pendapatan mereka
Jakarta, 26 November 2014 – Sembilan puluh persen masyarakat di Asia Pasifik memiliki rencana untuk menabung dengan jumlah yang sama atau lebih untuk lebih untuk enam bulan ke depan, demikian temuan dari survey Consumer Purchasing Priorities – Money Management, yang dirilis hari ini oleh MasterCard. Empat puluh tiga persen dari konsumen, termasuk mereka yang ada di Malaysia, Filipina, dan Thailand, berencana menabung lebih banyak untuk beberapa bulan mendatang, sementara 89% konsumen di Indonesia, berencana untuk menabung dengan jumlah yang sama.
Menariknya, survey tersebut juga menemukan bahwa hampir 90% konsumen di Asia Pasifik mengatakan bahwa mereka mengerti pengaturan anggaran belanja, namun hampir 40% dari mereka yang disurvei mengaku mengalami kesulitan dalam menyisihkan uang dan hampir sepertiga dari responden memiliki masalah dalam mengendalikan tagihan.
Sedangkan di Indonesia sendiri 58% orang menabung untuk keperluan investasi dan 35% untuk pemenuhan kebutuhan paska pensiun. Hal tersebut mengarah ke kemampuan bertahan yang cukup kuat dimana 22% konsumen di Indonesia juga merasa dapat bertahan hidup lebih dari 6 bulan dengan tabungan yang mereka miliki.
Hasil lainnya dalam survei tersebut antara lain:
- Konsumen memiliki sikap konservatif dengan uang mereka – 72% responden terdorong untuk menabung untuk kepentingan darurat mereka.
- Rata-rata, untuk enam bulan ke depan, konsumen di Asia Pasifik berencana untuk menabung hingga hampir seperlima (19%) dari total pendapatan mereka.
- Konsumen di Asia Pasifik menabung untuk masa depan mereka; dengan 45% mengatakan bahwa investasi adalah alasan utama mengapa mereka menabung; 40% mengatakan untuk simpanan saat masa pensiun; dan 36% mengatakan bahwa pembelian dan renovasi rumah adalah alasan mengapa mereka menabung.
- Dan konsumen di Asia Pasifik memperkirakan bahwa mereka dapat hidup untuk rata-rata selama lima bulan dengan uang tabungan mereka, jika mereka kehilangan seluruh pendapatan mereka.
“Menurut International Monetary Fund[1], kawasan Asia Pasifik dikenal dengan budaya menabung mereka yang kuat, sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan bahwa mayoritas konsumen masih bersifat konservatif dengan uang mereka. Kami percaya bahwa keinginan untuk menyisihkan uang untuk keperluan darurat merefleksikan pandangan tentang kondisi ekonomi Asia Pasifik yang diperkirakan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 5,5% pada 2014, yang banyak terbantu oleh ekspansi China sebesar 7,4%,” kata Pierre Burret, Head of Delivery, Quality & Resource Management untuk Eropa, Asia, Pasifik, Timur Tengah & Afrika, MasterCard Advisors.
“Konsumen akan terus memprioritaskan menabung – melindungi aset masa depan mereka seperti dana pensiun, dan memangkas pembelian barang-barang yang kurang perlu untuk menjamin stabilitas finansial mereka di masa yang akan datang,” tambahnya.
MasterCard Survey pada Consumer Purchasing Priorities dirilis dua kali setahun dan menyediakan pandangan bermanfaat tentang pendapat konsumen mengenai prioritas belanja dalam kategori pariwisata, hiburan dan makanan, pendidikan, manajemen keuangan dan belanja barang mewah. Survey terbaru dilakukan di lebih dari 27 negara di Asia/Pasifik, Timur Tengah dan Afrika antara Juli 2014 hingga Agustus 2014. Survey dan laporan tambahan lainnya tidak menunjukkan performa finansial MasterCard. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan