Surabaya, KabarGress.Com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya menggelar Gerakan Pesisir Berseri bertema “Ayo Tumbuhkan Mangrove dan Bersih-bersih Pesisir”, bertempat di pesisir pantai depan Sentra Ikan Bulak selama dua hari Selasa (18/11) hingga Rabu (19/11). Selain membersihkan pantai, para peserta juga menanam 5.000 bibit pohon Mangrove dan Cemara Udang yang sangat berguna untuk mencegah berbagai ancaman bencana.
Sekretaris Dinas Perikanan Pemprov Jatim, Asmuri Sarif, mengatakan kegiatan bersih-bersih pantai merupakan kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya dan seluruh elemen masyarakat seperti TNI-Polri, Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, LSM, Ormas, Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar. “Dengan adanya acara bersih-bersih pantai diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat sekitar pesisir dan memperkenalkan upaya untuk melestarikan pantai,” jelasnya.
Pada Selasa (18/11/2014), ada 100 peserta telah mendapat materi dan praktek pemanfaatan hasil lingkungan pantai. “Gerakan bersih-bersih pantai digelar serentak di seluruh Indonesia, sedangkan di Surabaya sendiri melibatkan 3.500 peserta di pesisir Kenjeran dan pesisir Tambak Wedi 1.500 peserta. Peserta merupakan gabungan dari masyarakat, SKPD, Armatim, Kodam V/Brawijaya, Universitas dan Jurnalis lingkungan,” terangnya.
Sementara itu, Sekdakota Surabaya, Hendro Gunawan, mengatakan Surabaya memiliki potensi pengelolaan pesisir. Pemkot mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh peserta karena peduli pada kelestarian pantai.
Sedangkan Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil, Sudirman Saat, mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh pihak yang terlibat. “Selama ini di kota besar pesisirnya sering dijadikan halaman belakang rumah sehingga menjadi tempat pembuangan sampah. Kami berharap pantai menjadi halaman depan yang dijaga dan dilestarikan dengan baik,” tandasnya.
Wawan Some, seorang tokoh pemerhati kebersihan (LSM Nol Sampah), mengingatkan abrasi pantai di sepanjang Pantai Tambak Wedi sampai dengan Pantai Kenjeran Kec. Kenjeran, telah mengakibatkan tangkis laut rusak. Dampak dari rusaknya tangkis laut itu menyebabkan jalan raya tergerus, banyak tanaman Mangrove diantaranya Bakau yang mati, daerah Pesisir Laut menjadi gersang, serta merusak aneka jenis tanaman lainnya.
Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat seharusnya mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan penghijauan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi.
Ketua penyelenggara dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Rini, menjelaskan jika setiap hari berkunjung ke perkampungan Tambak Wedi dan sepanjang pantai Kenjeran Kec. Kenjeran, maka abrasi yang disebabkan oleh faktor manusia akan nampak kelihatan dengan jelas. Di sepanjang pesisir pantai utara itu banyak sekali aktivitas pembangunan, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah.
“Adanya reklamasi pantai, penambangan batu dan pasir, bangunan rumah, gudang, pabrik dan gedung milik pemerintah, mengakibatkan jarang sekali ditemukan hutan mangrove, bahkan tanaman bakau sebagai salah satu penyusun hutan mangrove tiap tahun jumlahnya semakin menyusut,” ujar Rini.
Menurut Rini, masyarakat perlu mengetahui tentang beberapa manfaat hutan mangrove yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Pertama, manfaat dari segi fisik (menjaga agar garis pantai tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru, menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
Kedua, manfaat dari segi biologi (menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlangsungan rantai makanan, tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang, tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah dan sumber genetik, merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota).
Ketiga, manfaat dari segi ekonomi (penghasil kayu bakar, arang, bahan bangunan, penghasil bahan baku industri: pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, tempat wisata, penelitian dan pendidikan).
Hutan mangrove merupakan salah satu bagian dari ekosistem pantai (pesisir). Tipe hutan ini beserta tipe-tipe ekosistem lainnya (terumbu karang, estuaria) saling berinteraksi dalam upaya memelihara produktivitas perairan pantai dan kestabilan habitat atau lingkungan pantai.
“Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat seharusnya mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan penghijauan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi,” pungkas Rini. (ro)
Teks foto:
– Peserta Gerakan Pesisir Berseri dari berbagai elemen masyarakat sedang membersihkan pantai Kenjeran dari sampah.
– Wawan Some, dari LSM Nol Sampah, memberikan wawasan tentang lingkungan kepada para pelajar dan masyarakat pesisir Pantai Kenjeran.
More Stories
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
SENAM , BANJIR DOORPRIZE WARNAI HUT . RI DI DESA WATUTULIS
KEKOMPAKAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN JAWA TIMUR