25/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Luruskan Perjuangan Kalian Demi Perubahan yang Hakiki

Oleh: Nuni Toid
Pegiat Literasi dan Member AMK

Belum lama ini telah terjadi demonstrasi besar-besaran yang digelar oleh Aliansi Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Mereka melakukan aksinya di depan gedung DPR/MPR Jakarta, 11 April 2022.

Dalam aksinya, mereka mengajukan 6 tuntutan. Yaitu menuntut dan menolak penundaan pemilu 2024 dan tiga periode jabatan presiden dan wakil presiden, menuntut untuk merevisi UU IKN, menuntut untuk stabilisasi harga pangan dan menjaga ketersedian bahan pangan di tengah rakyat, menuntut agar pemerintah mengusut tuntas mafia minyak goreng, dan menuntut kepada presiden dan wakilnya agar komitmen dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa jabatannya. (pikiranrakyat.com, 11/4/2022)

Sungguh aksi yang dilakukan para mahasiswa tersebut perlu diacungkan jempol. Sebab setelah sekian lama diam membisu melihat kebijakan negara yang menyesakkan dada, kini mereka bangkit berjuang menyuarakan keadilan bagi rakyat. Mereka dengan lantang menyeru kepada penguasa untuk menuntut hak-hak rakyat dan mengoreksi kebijakan negara yang konon semakin jauh dari keberpihakannya pada rakyat.

Apalagi perjuangan itu dilakukan di tengah bulan Ramadan. Di mana bukan hanya sebagai bulan penuh keberkahan, kemuliaan dan kesucian, tetapi bulan Ramadan juga bulan perjuangan. Maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim, para generasi muda itu selain menjalankan ibadah, dan segala amal ibadah ritual lainnya. Mereka juga wajib beramar makruf nahi mungkar membela kebenaran dan mencegah kebatilan di tengah-tengah bangsa ini.

Benar, mahasiswa adalah tunas bangsa, mereka dibekali dengan ilmu dan kecerdasan. Sudah seharusnya mereka akan memberontak menolak ketidakadilan yang terjadi. Ditambah dengan kebijakan penguasa yang semakin menyengsarakan rakyat. Lihat saja saat ini, harga-harga kebutuhan pokok melambung, belum lagi naiknya BBM, PPN, gas elpiji, dan lain sebagainya yang semuanya itu bukti nyata kebijakan yang salah dan berimbas pada penderitaan rakyat. Apalagi trend kenaikan tersebut selalu saja bertepatan dengan momen penting umat Islam, yakni bulan Ramadan. Ironis bukan?

Begitulah keadaan negeri saat ini yang sedang tidak baik-baik saja. Segala problematika kehidupan yang muncul membuat semangat para mahasiswa kembali turun gunung berjuang bergerak maju melawan kebijakan penguasa yang salah dan menekan rakyat. Semoga apa yang dilakukan para intelektual muda tersebut tidak hanya sekadar menuntut, dan tidak pula diboncengi oleh kepentingan apapun. Namun tulus semata-mata karena membela kepentingan rakyat.

Oleh karena itu, sudah semestinya aksi yang menggelora ini harus berdasarkan tujuan yang benar. Sehingga apa yang telah dikorbankan seperti tenaga, pikiran, waktu, harta, jiwa, dan raga tidak akan berakhir dengan sia-sia. Begitupun dengan Perjuangan yang diusahakannya pun akan memperoleh perubahan yang sesuai dengan keinginan rakyat.

Memang tak bisa dimungkiri, semua kebijakan yang dibuat oleh penguasa saat ini selalu rakyat yang menjadi korban. Maka penting bagi mahasiswa untuk menyadari akan perannya. Bukan berjuang sebatas desakan, tuntutan, penolakan, dan penundaan pemilu serta revisi kebijakan IKN. Semua itu belumlah cukup untuk menuntaskan segala permasalahan yang menghimpit derita rakyat saat ini.

Namun begitulah semua munculnya masalah yang dihadapi rakyat saat ini, tidak lepas adanya penerapan sistem yang salah, yakni Kapitalis-sekuler. Di mana Demokrasi sebagai rahim yang melahirkan berbagai banyak kebijakan penguasa. Seperti seabrek UU yang isinya mengutamakan kepentingan para elit dan oligarki (pemilik modal). Sedangkan keberadaan rakyat hanyalah sebagai pijakan saja untuk memuluskan jalannya kursi kekuasaan semata. Astaghfirullah.

Maka sudah semestinya di bulan Ramadan ini, sebagai hamba Allah yang taat, wajib bagi para mahasiswa muslim untuk membangun konsep yang jelas dan benar untuk membuang sistem salah itu (Kapitalisme-sekuler) di tengah-tengah negeri ini. Konsep yang tepat tersebut tak lain adalah sebuah aturan yang dilandasi oleh akidah sahih, yaitu Islam.

Sebab Islam bukan hanya sekadar aturan ibadah mahdo, tapi juga sebagai aturan yang sempurna mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Maka landasan konsep perjuangan para mahasiswa adalah akidah Islam. Ia sebagai landasan dalam perjuangannya tanpa kekerasan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. sebagai jalan dalam mewujudkan perubahan yang hakiki.

Perubahan hakiki itu adalah perubahan yang tidak mau menerima iming-iming uang dan kekuasaan, tetapi perubahan yang benar murni untuk menghancurkan kekuasaan yang zalim. Sebagaimana ketika pemimpin Quraisy melalui Abu Thalib menawarkan kenikmatan duniawi kepada Rasulullah saw.. Beliau pun menjawab dengan perkataan yang Masyhur, “Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwah ini hingga Allah memenangkannya atau aku binasa.”

Begitulah sikap yang mesti dilakukan oleh para mahasiswa muslim. Mereka harus teguh dalam pendiriannya dan perjuangannya. Karena akidah Islam sebagai landasannya sehingga setiap tuntutan dan gerakannya pun lahir dari kebenaran syariat Islam. Indah bukan?

Karena itu, sudah saatnya seluruh mahasiswa muslim berjuang mencabut sistem salah ini (Kapitalisme-sekuler), sampai ke akar-akarnya. Kemudian digantikannya dengan sistem sahih (Islam) yang wajib diterapkan secara menyeluruh dalam aspek kehidupan manusia. Sebab hanya Islamlah satu-satunya sebagai solusi terbaik dari segala permasalahan yang dihadapi rakyat saat ini.

Wallahu a’lam bish shawab.