Surabaya, KabarGRESS.com – Pada Nopember 2017 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Dari 8 Kota yang menghitung Inflasi, seluruh kota mengalami inflasi. “Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yaitu mencapai 0,57 persen, diikuti Jember 0,34 persen, Banyuwangi 0,33 persen, Probolinggo dan Malang 0,27 persen, Kediri 0,23 persen, Surabaya 0,18 persen, dan Madiun 0,10 persen,” ungkap Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, di kantornya, Senin (4/12/2017).
Dijelaskan, komoditas beras dan bawang merah merupakan komoditas yang memiliki andil yang cukup signifikan terhadap terjadinya inflasi dimana harganya mengalami kenaikan di seluruh kota IHK di Jawa timur. Sedangkan komoditas telur ayam ras mengalami kenaikan di tujuh kota IHK, namun di Kota Malang mengalami penurunan. Selain itu komoditas rokok kretek filter mengalami kenaikan
hanya di beberapa kota.
Komoditas jeruk yang menjadi penghambat terjadinya inflasi hanya turun di Surabaya, Madiun, Probolinggo, Malang, dan Jember. Selain itu, komoditas daging ayam ras juga hanya mengalami penurunan di Surabaya dan Malang. Dari komoditas utama yang menjadi penghambat inflasi, tidak ada komoditas yang mengalami perununan di seluruh kota IHK yang diteliti.
Sampai dengan bulan Nopember 2017 secara kumulatif Kota Madiun merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 4,29 persen, kemudian diikuti Kota Surabaya yang mencapai 3,49 persen, dan Kota Malang mencapai 3,24 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender yang terendah ialah di Probolinggo dan Banyuwangi yang masing-masing mencapai 2,48 persen dan 2,55 persen. (ro)
More Stories
Jalankan Bisnis Berwawasan Lingkungan, PLN Nusantara Power Raih Penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik
Ramadan dan Idul Fitri 1445H, Smartfren Catat Peningkatan Akses Internet Lebih dari 28%