Kediri, KabarGress.com – Sebanyak Lima Puluh Tujuh Bank Central dari 57 Negara di Dunia telah memilih Indonesia sebagai tempat untuk peneraan ekonomi Syariah. Guna menindaklanjuti penetapan tersebut, maka Bank Indonesia telah memilih Jatim sebagai Pilot Project Ekonomi Syariah yang akan dilaksanakan 17 Pondok Pesantren (Ponpes) di Jatim. Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat memberikan sambutan pada acara engajian uum dalam rangka memperingati Hual Akbar yaitu 40 tahun meninggalnya KH. M. Djazuli dan Nyai Hj. Rodhiah di Pondok Pesantren Al- Fatah Ploso Kediri, Sabtu (1/11) Malam.
Dikatakan, mengapa Jawa Timur dipilih sebagai tempat (pilot project) penerapan system pengembangan ekonomi Islam atau ekonomi syariah? Alasannya, karena Jatim merupakan tempat atau gudangnya Pondok Pesantren. Untuk itu, pemerintah mempecayakan kepada Jawa Timur bahwa system perbankan yang baru ini bisa dan dapat dikembangkan di Jawa Timur sesuai dengan ajaran Diniah dan Salafiah.
Pakde Karwo mengatakan, 17 Pondok Pesantren di Jatim telah ditetapkan sebagai proyek perconthan penerapan eknomi syariah di Indonesia. Dan sebanyak 10 ponpes telah disurvey serta siap, jadi tinggal tujuh ponpes yang belum didatangi atau disurvey.”Tetapi kami yakin dan percaya kalau ke 17 ponpes tersebut siap untuk enjadi pengembangan eknomi syariah, karena memeng sesuai dengan jaran diniah dan salafiah,”tegasnya.
Selain sebagai pilot projrct penerapan ekonomi syariah, di ponpes juga akan dibangunkan SMK Mini yang pendidikannya sangat singkat yakni hanya selama enam bulan siswa sudah mahir dalam bidangnya. Didalam methodeSMK Mii ini siswa akan dijari tentang ketrampilan mengelas namun bukan mengelas pagar tetapi mengelas kapal atau mobil yang professional, serta ketrampilan yang lain yang sesuai engan permintaan pasar interasional. Ini semua dilakukan pemerintah provinsi untuk menjawab da membekali alumni santri agar lebih dapat hidup mandiri dalam persaingan pasar global tahun mendatang dan tepatnya adalah akhir tahun 2015 nanti.
Untuk tahun 2015, sekitar 55 SMK Mini akan dibangun di ponpes dan tahun berikutnya juga sama, sehingga dalam kurun waktu tiga tahun pondok pesantren di Jatim telah mampu mencetak banyak santri professional dan tangguh serta bersaing dan menjawab tantangan pasar global. “ Sebab, kehidupan pada era pasar global semua orang dari seluruh penjuru dunia bias masuk ke Negara manapun yang dia suka dan dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Seperti di Indonesia nanti siapapun bias asuk sesuka hatinya kapan saja mereka mau, yang penting mereka dapat bersaing dengan masyarakat negeri itu sendirimaka pemerintah setempat tidak bias menghalangi atau eghentikan,” jelas akde Karwo.
Oleh karena itulah, lanjutnya, pemprov. Jatim ingin memberikan bekal anak- aak uda sebagai penerus bangsa ini dengan keahlian, kepintaran dan kecerdasan serta dengan fondasi mental yang kuat yakni agama yang telah diberikan oleh para Kyai dan Gus yang ada di Pondok Pesantren di Jatim. “ Kami sangat bertrima kasih pada seluruh Kyai dan Gus yang telah memberikan bimbingan serta wejangan dan tuntunan yang baik dan benar paa anak- anak muda Jawa Timur. Sehingga mereka bias tumbuh dan berkembang menjadi anak yang Sholeh dan Sholikhah serta selalu menjunjung tinggi etika dan sopan satun serta selalu menghargai pada mereka yag lebih tua,” tambahnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Pakde Karwo mengatakan, untuk mempersiapan rencana penerapan ekonomi syariah di Jatim, maka pada tgl 3 sampai 9 Nopember 2014 besuk aka nada ertemuan antara 57 Gubernur Bank Central Negara OKI 2014 di Makodam Brawijaya V. Sedang uncak acaraya akan diselenggarakan paga 5 Nopember 2014. Dan acaranya anati akan dimeriahkan dengan acara “ Sholawat bersama Habib Syech”. (eri)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan