Jaga Imun Tubuh, Kuatkan Iman
Penulis : Sugiharto, Dosen STIT Islamiyah Ngawi, Pengurus LTM PCNU Ngawi
BANYAK pertanyaan, apa tindakan pemerintah menghadapi pandemi Virus Corona Vid-19 (Covid-19). Namun pastinya, tiada hari tanpa gerakan cepat menangani pandemi mematikan ini. Berbagai-bagai langkah cepat dilakukan pemerintah untuk menghadang penyebaran ‘dhemit’ Covid-19 yang sudah melanda di 180 negara. Semula banyak beranggapan virus Corona Vid-19 (Covid-19) tidak bakal menyebar ke Indonesia.
Dari data situs Covid-19 per 22 Maret 2020 ini, total pasien positif virus di Indonesia naik menjadi 514 positif, sembuh 29, 48 meninggal dunia. Sebenarnya penyebaran ini yang ditekan pemerintah. Sejak dini sudah dilakukan pemerintah. Itu patut dihargai. Kala itu 243 WNI yang masih terkurung di Wuhan Provinsi Hubei, akibat wabah virus Covid-10 yang menyebar disana.
Lantas dilakukan droping bahan makanan ke Wuhan, penjemputan, kemudian karantina di pulau terpencil dengan melibatkan TNI berbagai departemen. WNI dari Wuhan dinyatakan sehat bebas dari Covid-10. Namun kondisi mereka masih sehat meski berada di pusat penularan virus. Belajar dari karantina WNI dari Wuhan adalah menjaga imunitas tubuh hal nomor satu yang harus dilakukan agar terhindar dari virus Covid-19.
Dari berbagai-bagai pemberitaan media cetak, online, televisi, pernyataan langsung dari Presiden Jokowi sebagai ‘panglima perang’ melawan pasukan Covid-19, pemerintah mengambil langkah-langkah konsolidasi dan koordinasi terintegrasi untuk mencegah jangan sampai virus ini nanti masuk ke wilayah Indonesia.
Memproteksi di 135 pintu masuk ke Indonesia selama 24 jam penuh.
‘Panglima perang’ memilih kebijakan pembatasan sosial daripada lockdown (karantina wilayah) dalam menangani corona. Masyarakat diminta untuk sekolah dari rumah, kerja dari rumah, dan ibadah dari rumah. Kebijakan Social Distancing berdasarkan UU 6/2018 sebagai respons atas kedaruratan kesehatan masyarakat. Itu salah satu alasan pemerintah.
Seluruh sekolah, perguruan tinggi mengikuti permintaan ‘panglima perang’, setelah Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kepala daerah menindaklanjuti apa yang disampaikan Presiden. Pemerintah daerah pun secara serentak berusaha keras mengantisipasi penyebararan Covid-19.
Pemerintah pun menginstrukskan melakukan Rapid Test dengan cakupan lebih luas. Alat-alat rapid tes dan tempat tes terus diperbanyak, dan melibatkan rumah sakit, baik pemerintah, milik BUMN, Pemda, rumah sakit milik TNI dan POLRI, dan swasta, dan lembaga-lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. Tujuannya tes massal agar secepat mungkin menemukan kasus positif, kemudian dilakukan isolasi guna mencegahnya menjadi sumber penularan pada masyarakat.
Masyarakat pun dihimbau agar mengakses informasi seputar virus Covid-19 dari sumber institusi resmi pemerintah. Masyarakat agar lebih cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasinya terkait Covid-19. Jangan menyebarkan hoax dan menelan mentah informasi hoax. Polri juga melakukan makhlumat kepada masyarakat untuk membatasi kegiatan massal.
Kini pemerintah juga membangun secara maraton dengan menyulap beberapa tempat menjadi rumah sakit perawatan penderita Covid-19. Di daerah Batam, bekas camp pengungsian warga Vietnam, wisma atlet Kemayoran DKI Jakarta. Seiring itu, TNI berangkat mengambil peralatan kesehatan, disposable Mask, N95 mask, protective clothing, goggles, gloves, shoe covers, infrared thermometer dan surgical caps.
Alat-alat tersebut digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus corona.
Kebijakan pemerintah pusat dan daerah masih terlihat rasional, terukur, penuh kehati-hatian tapi pasti dalam menyikapi wabah COVID-19. Di Jawa Timur, propinsi dan daerah kabupaten/kota melakukan secara bertahap dan aktif mengansipasi penyebaran Covid-19.
Gubernur Jawa Timur melalui surat edaran nomor: 420/1780/101.1/2020 perihal Peningkatan Kewaspadaan terhadap Corona Virus Diseaase (Covid -19) yang tindaklanjuti oleh bupati dan walikota. Di Kabupaten Magetan menyatakan status siaga, Pemerintah daerah Surabaya dan Malang melakukan pengawasan ketat. Di Ngawi langkah, puskesmas terjun langsung dan survey ke masyarakat yang baru pulang umroh, Tenaga Kerja Indnesa (TKI), dari Luar Negeri, pulang dari daerah kota yang terpapar.
Pemerintah daerahnya bekerjasama dengan lintas sektor atau musyawarah pimpinan kecamatan (Camat, Koramil, Polsek, Instansi terkait di kecamatan) melakukan sosialisasi ke pasar, pondok pesantren, tempat ibadah, sekolah terminal stasiun, penyemprotan, himbauan siaran keliling dan selebaran, pamflet dan masih banyak lagi.
Masyarakat pun bergerak untuk tidak melakukan pertemuan tingkat RT/RW. Berinisiatif secara mandiri dengan melakukan penyemprotan dsinfektan di sekitar wilayah rumahnya. Tokoh masyarakat, tokoh agama terus menerus melakukan sosialiasi terhadap pencegahan penyebaran Convid-19 yang menitik beratkan pada sosalssasi batin, upaya pendekatan pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Upaya pemerintah pusat, daerah termasuk dinas-dinas hingga ke tingkat desa, kalau boleh saya sebut itulah ‘manajemen’ gerak cepat pemerintah dalam melawan gerakan penyebaran Covid-19.
Gerakan Cepat itu harus didukung penuh oleh masyarakat tanpa kecuali. Ikhtiar dhoir sudah begitu sangat keras, ikhtiar batin harus lebih dikuatkan. Saya ingat pesan kedua anak saya yang sekarang di luar kota dan tetap tinggal di pondok pesantren, “Jangan lupa bapak ibuk mengonsumsi madu, herbal/rempah, sama minum air putih yang banyak. Jaga imun, kuatkan iman.. banyak berdoa keselamatan dan perlindungan-Nya, Insyaa Allah, aman. Ingat Allah dimanapun kapanpun, pasti Allah jaga selalu.” (*)
More Stories
KPPU Periksa 4 Saksi Perkara Minyak Goreng Nasional di Kanwil IV KPPU Surabaya
Buka Bulan K3, PLN Nusantara Power Tingkatkan Komitmen Dalam Mengutamakan Keselamatan Kerja
Ekspor Jatim pada Desember 2022 sebesar USD1,96 Miliar