07/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Kokok Beluk Buatan Dosen Universitas Narotama Bantu Monitoring Traffic Internet Kampus

Surabaya – Dilatarbelakangi oleh situs pendidikan tinggi di Indonesia yang menjadi nomor 2 target serangan keamanan cyber, dosen Universitas Narotama Surabaya, Dr. Cahyo Darujati, S.T.,M.T, membuat sebuah aplikasi open source untuk memonitoring data traffic di internet yang diberi nama Kokok Beluk.

“Nomor 1 yang menjadi target serangan keamanan cyber di Indonesia adalah situs organisasi pemerintah dengan domain go.id. Sedangkan domain ac.id yang digunakan pendidikan tinggi menduduki nomor 2. Sehingga saya sebagai yang berkecimpung di bidang pendidikan tinggi ingin berkontribusi untuk membuat internet monitoring system sebagai awalan dari cyber security,” jelas dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama itu.

Cahyo menjelaskan, aplikasi Kokok Beluk adalah produk open source yang bisa melakukan sistem monitoring dengan menangkap semua data lalu lintas dan aktivitas dalam traffic internet. “Kenapa dibuat open source? Karena Kokok Beluk bisa digunakan oleh kampus yang mau ikut berkontribusi untuk pengembangan cyber security,” paparnya.

Nantinya, ia melanjutkan, data dari kampus yang ikut berkontribusi akan ditampung menjadi satu dan dibuka untuk semua kampus yang tergabung untuk studi. “Data hasil monitoring dari setiap situs kampus yang bergabung akan dimasukkan ke dalam data warehouse yang terbuka. Sehingga kampus yang ikut berkontribusi bisa mengambil data dari kampus lain yang ikut di pengumpulan data ini dengan tujuan penelitian,” tutur dosen Program Studi Sistem Komputer itu.

Cahyo melanjutkan, data-data terkait keamanan cyber tidak terlalu banyak yang dibuka karena kejadian pembobolan cyber security dianggap sebagai aib dan ditutupi dengan rapat. “Kami sebagai pelaku dunia pendidikan, bisa berusaha meningkatkan kemampuan daya analisa terkait cyber security ini dengan data yang terkumpul. Jika kita sudah bisa monitoring internat dan menganalisa datanya, ke depan kita akan bisa mendeteksi dan mengantisipasi kejadian pembobolan keamanan cyber. Hingga selanjutnya kita bisa memberikan laporan siapa yang melakukannya,” katanya.

Sistem ini dibutuhkan oleh situs pendidikan tinggi karena situs organisasi pemerintah yang menduduki nomor 1 serangan keamanan cyber, sudah memiliki badan yang menangani masalah tersebut. Sedangkan di situs pendidikan tinggi, belum ada badan yang menaungi hal itu. “Memang badan seperti itu harus diadaptasi di level perguruan tinggi. Sehingga untuk awalnya, bisa dilakukan dengan open source Kokok Beluk ini,” tutupnya. [Ist]