Surabaya, KabarGRESS.com – Puluhan ventilator didistribusikan Polri ke beberapa Rumah Sakit Bhayangkara di Provinsi Jawa Timur. Alat tersebut diharapkan mampu menekan angka penyebaran COVID-19 di provinsi Paling Timur di Pulau Jawa ini.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang mengetahui kontribusi nyata yang diperlihatkan Polri dengan menyumbangkan alat ventilator di jaringan RS yang berada di beberapa kota Jawa Timur tersebut merasa gembira dan menyambut baik uluran tangan pihak luar, semakin banyak dukungan maka semakin meningkatkan semangat pemprov Jawa Timur untuk merngatasi pandemi ini.
Emil menuturkan, sejauh ini jumlah warga positif COVID-19 mencapai 5.406 orang di Jawa Timur, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jawa Timur, dimana pasien Corona COVID-19 yang masih dalam perawatan sebanyak 3.724 orang. Angka tersebut menunjukkan jumlah yang cukup tinggi yang menyebabkan wilayah Propinsi Jawa Timur menjadi salah satu penyumbang tertinggi untuk pasien positif COVID-19 di Indonesia yang sekaligus menggambarkan zona merah atau bahkan cenderung merah pekat untuk kota Surabaya, yang wajib diwaspadai.
Dengan banyaknya pasien yang dirawat tersebut, tentunya membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama ventilator yang menjadi salah satu alat penunjang hidup yang vital bagi pasien kritis dan dalam hal ini Propinsi Jawa Timur memiliki keterbatasan, tidak mencukupi untuk menunjang pasien-pasien kritis yang dirawat.
Melihat kondisi penyebaran virus COVID-19 yang masif di Jawa Timur serta keterbatasan alat ventilator tersebut yang kemudian menginisiasi kepedulian Polri untuk mendistrbusikan alat tersebut ke Propinsi Jawa Timur melalui jaringan RS yang dimilikinya, RS Bhayangkara. Dan atas dukungan berharga dari pihak Polri ini, Emil Dardak sangat mengapresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Polri, alat ventilator memang tengah sangat dibutuhkan oleh beberapa rumah sakit yang menangani pasien-pasien COVID-19, mengingat angka pasien Covid 19 di Jawa Timur yang terus meningkat.
“Dengan tambahan alat ventilator ini, maka dapat membantu keberlangsungan hidup pasien-pasien kritis yang mengalami gagal nafas dan tentunya jumlah pasien yang dapat kami selamatkan juga akan bertambah tinggi dengan ketersediaan alat yang cukup,” ujarnya.
Walaupun begitu, pihaknya juga tengah menyiapkan program yang diharapkan mampu menurunkan penularan COVID-19. “Kita juga optimis akan ada pasien yang sembuh, kita akan menyelenggarakan aksi sosial donor plasma darah bagi pasien COVID-19 yang sudah sembuh agar bisa membantu pasien lain yang kondisinya berat hingga sangat berat,” katanya.
Adapun kota-kota yang mendapatkan bantuan alat ventilator dari Polri yang didistribusikan melalui jaringan RS Bhayangkara adalah kota Surabaya, Kediri, Tulungagung, Malang, Lumajang, Bondowoso, Nganjuk dan Bojonegoro.
Sementara itu, Pemrov Jawa Timur saat ini juga sangat fokus meningkatkan pemulihan ekonomi. Pasalnya, penyebaran pandemi virus COVID-19 di Jawa Timur memerlukan perhatian yang cukup serius karena menimbulkan korban jiwa serta kerugian material dan telah berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, fokus pembangunan diarahkan kepada percepatan pemulihan ketahanan ekonomi dan kehidupan masyarakat dengan fokus pemulihan industri, pariwisata, investasi, kesehatan dan infrastruktur di Jawa Timur.
“Sektor pertama yang paling terkena imbas adalah sektor jasa seperti pariwisata. Imbas lain COVID-19 terhadap perekonomian antara lain adalah penurunan kinerja ekspor, penurunan kinerja pertumbuhan ekonomi (terutama pada sektor-sektor terdampak seperti akomodasi, transportasi, retail, dan manufaktur), serta penurunan aliran modal,” jelas Emil Dardak.
Melihat dampak-dampak tersebut, Pemprov Jawa Timur berupaya untuk mengeluarkan beberapa kebijakan sosial ekonomi. Diantaranya adalah mengamankan kelancaran pemasaran dan distribusi produk pertanian, restrukturisasi kredit bagi pelaku ekonomi terdampak, padat karya tunai (cash for work) untuk pelaku ekonomi kecil terdampak, dan jaring pengaman sosial (social safety net).
Sedangkan terkait dengan persiapan new normal di Jawa Timur, maka pemerintah provinsi juga tengah menyiapkan manajemen data terkait COVID-19 untuk menjadi lebih rapi dan satu pintu. Sehingga lebih mudah dalam menentukan langkah dan mengambil keputusan.
Menurutnya dalam new normal ini maka harus menjadi perhatian bersama seluruh pihak yang terkait dengan percepatan penanganan pandemi COVID-19.
Dengan begitu, kata dia, dapat dilakukan pelaporan secara real time, dari laboratorium, dari Gugus Tugas, dan dari daerah-daerah. Hingga saat ini Emil ingin agar fokus dan berkonsentrasi diarahkan ke sejumlah wilayah dengan angka penyebaran masih tinggi.
“Kami juga berharap masyarakat Jawa Timur lebih disiplin untuk menerapkan protokoler jaga kesehatan selama pandemi ini masih ada, yang dampaknya tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi keluarga dan juga orang lain. Bila terkena virus ini tentunya selain efek kesehatan juga, tidak dapat bekerja yang dapat mempengaruhi ekonomi keluarganya. Untuk itu kami mengajak semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi menjadi keluarga dan lingkungannya. Bila ada yang terdeteksi COVID-19, langsung lakukan karantina mandiri wilayah PSBK atau pembatasan sosial berskala kecil di lingkungannya sehingga virusnya tidak menyebar ke lingkungan yang lain. Mari menjadi warga yang smart dan peduli kesehatan,” tutup Emil. (ro)
More Stories
Smartfren Sukses Antisipasi Peningkatan Traffic Natal dan Tahun Baru 2023 di Jawa Timur
PENGUATAN KELAMBAGAAN KPPU SUDAH SANGAT URGENT
Warung Nasi Mbolang Murah Meriah