
Kota Probolinggo, kabargress.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Serah Terima Jabatan (Sertijab) Wali Kota Probolinggo Aminuddin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari di Ballroom Paseban Sena, Kota Probolinggo, Senin, (3/3/2025).
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah mengajak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo agar menerapkan innovative financing melalui berbagai potensi lokal seperti industri bordir. Ia optimistis ekonomi kreatif dari sektor ini akan terus tumbuh ke depannya.
“Zaman almarhum Ibu Siti Hartinah atau yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto langganan bordirnya kota Probolinggo. Saya rasa potensi itu ada lalu bagaimana kemudian ada ekonomi-ekonomi kreatif yang memberseiringi,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, innovative financing salah satu referensi untuk membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat di Kota Probolinggo dengan memanfaatkan industri bordir.
“Ketika pergi ke Cina banyak wisatawan membeli bordir bernuansa great wall. Kalau Bromo mau ambil seruni 1 atau 2, Bukit Teletubbies, ambil pasir berbisik betapa indahnya dan kita punya kemampuan itu,” ungkapnya.
“Kalau dulu desain susah, sekarang pakai artificial intelligence (AI), ketemu Bromo bisa langsung menjadi desain bordir. Sekarang lebih mudah,” tambah Khofifah.
Menurut Khofifah, dinamika regional dan global bergerak cepat sekali. Maka innovative financing bisa diterapkan antara lain melalui pengembangan industri bordir di Probolinggo. Sebab, inovative financing bisa memberi harapan sumber pekerjaan bagi masyarakat sekaligus sumber PAD.
“Basic skill masyarakat Probolinggo cukup kuat untuk menyiapkan produk gift ketika wisatawan dalam dan luar negeri datang,” tuturnya.
Khofifah menegaskan innovative financing merupakan referensi yang bisa digunakan salah satunya melalui bordir. Menurutnya, inovasi tersebut mampu mempertahankan capaian kinerja yang sudah diraih Kota Probolinggo, yakni turunnya angka kemiskinan dan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Khofifah menyebut, angka kemiskinan jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional, yang mana tahun 2024 angka kemiskinan di Kota Probolinggo berada di angka 6,18 dan menjadikan Kota Probolinggo sebagai 10 Kab/Kota dengan persentase penduduk miskin terendah di Jawa Timur.
Sedangkan rata-rata IPM di atas provinsi dan nasional. Selama 2020–2024, IPM Kota Probolinggo rata-rata meningkat sebesar 1,32 persen per tahun, dari 74,81 pada tahun 2020 menjadi 77,79 pada tahun 2024.
“Model untuk bisa menyongsong Indonesia emas 2045 serta modal dasar bagi walikota dan wakil walikota untuk menggerakkan seluruh energi positif di kota Probolinggo,” tuturnya.
Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan soal RPJMD kabupaten maupun kota harus inline dengan RPJMD provinsi dan RPJMN. Artinya, kata dia, ada Asta Cita pemerintah pusat, Nawa Bhakti satya provinsi dan kemudian lima misi di Kota Probolinggo.
“Supaya apa yang menjadi program di tingkat pusat itu nendang karena semuanya inline,” pungkasnya. (Ci)
More Stories
Hadiri Sertijab Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro, Gubernur Khofifah Pesan Maksimal 6 Bulan RPJMD Selesei dan Susun Program Quick Win
Gubernur Khofifah Resmikan Masjid KHAS Krampyangan, Optimis Jadi Pusat Edukasi Keislaman Di Kota Pasuruan
PEMDES NGAMPEL SARI PREPARE EKSEKUSI PROGRAM KETAHANAN PANGAN