05/12/2024

Jadikan yang Terdepan

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024: Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional

Jakarta, KabarGress.com – Stabilitas mata uang merupakan wujud kedaulatan suatu negara. Untuk itu, apresiasi kepada Bank Indonesia yang selama ini telah dengan baik menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Apresiasi juga disampaikan kepada Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan yang terus bersinergi erat sebagai garda terdepan menjaga stabilitas perekonomian, dan perlu terus dipertahankan untuk memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional.

“Mari bersama semua unsur di semua bidang dengan semua keahilan, kita harus bekerja dalam satu kesatuan. Kita yakin kita akan mencapai apa yang kita citacitakan”. Demikian petikan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang mengusung tema Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional. PTBI 2024 diselenggarakan di Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta (29/11).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada kesempatan yang sama menyampaikan optimisme Bank Indonesia bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan
tantangan global yang meningkat. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6%, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik. Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat. Ke depan, lima tantangan global perlu terus dicermati dan diantisipasi yakni perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.

Sementara dalam gelaran PTBI di Jawa Timur, M. Noor Nugroho – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Jawa Timur ke depan diprakirakan tetap tumbuh lebih kuat, sejalan dengan berlanjutnya PSN, digitalisasi system pembayaran melalui implementasi QRIS Tuntas dan antar negara termasuk implementasi LCT (Local Currency Settlement), penguatan ekonomi mitra dagang utama Jawa Timur, penguatan
RIRU-IRU-GIRU sinergi berbagai pihak dalam memperkuat promosi investasi dan perdagangan, peluang swasembada pangan dan hilirisasi, serta penguatan green dan blue economy dengan dukungan Jawa Timur sebagai lumbung pangan
Nusantara. Dengan memperhatikan tantangan dan peluang, perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diperkirakan berada di kisaran 4,8% – 5,6% (yoy), dengan inflasi yang terkendali di rentang 2,5±1%.

Sinergi sebagai kunci untuk prospek kinerja ekonomi Indonesia dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional termasuk di Jawa Timur. Sinergi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks ke depan dan mempercepat transformasi ekonomi nasional agar perekonomian tumbuh lebih kuat. Dalam kaitan itu, sinergi bauran kebijakan meliputi lima area penting, yakni:

(i) stabilitas makroekonomi
dan sistem keuangan;

(ii) pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi;

(iii) peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional;

(iv) pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian; serta

(v) digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.

Untuk mewujudkan pasar uang dan pasar valas (PUVA) yang modern dan maju serta mendukung pembiayaan ekonomi nasional, dalam PTBI 2024 Bank Indonesia juga
meluncurkan Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas (BPPU) 2025-2030.

Bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2025 akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2025 akan tetap difokuskan pada stabilitas dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan (pro-stability and growth).

Sementara itu, keempat kebijakan Bank Indonesia lainnya yaitu kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth). Bank Indonesia juga akan terus menempuh transformasi kelembagaan secara menyeluruh untuk membangun lembaga bank sentral yang kredibel, profesional, bertata kelola kuat dan transparan.

Secara lebih rinci, penjelasan masing-masing kebijakan tersebut sebagai berikut:

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2025 akan tetap diarahkan pada
tercapainya sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan moneter akan ditempuh secara forward looking dan pre-emptive untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan Pemerintah, dengan tetap mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta stabilisasi nilai tukar Rupiah agar tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi dan terjaganya stabilitas eksternal dari
rambatan global.

2. Kebijakan Makroprudensial

Kebijakan makroprudensial longgar akan dipertahankan pada 2025 untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap turut menjaga
stabilitas sistem keuangan. Pelonggaran kebijakan makroprudensial akan ditempuh dengan tiga instrumen pokok, yaitu:

(i) Kebijakan Insentif Likuditas
Makroprudensial (KLM) untuk mendorong kredit/pembiayaan ke sektor prioritas
pencipta lapangan kerja dengan peningkatan jumlah insentif dan bank penerima mulai Januari 2025;

(ii) kebijakan likuiditas longgar melalui rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) serta kebijakan uang muka kredit properti dan otomotif; dan

(iii) penguatan surveilans sistemik untuk turut menjaga stabilitas sistem keuangan.

3. Kebijakan Sistem Pembayaran

Kebijakan sistem pembayaran pada tahun 2025 akan diarahkan untuk mempercepat kemajuan digitalisasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sebagaimana Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI)
2030. Arah kebijakan sistem pembayaran tahun 2025 akan dilakukan melalui lima
langkah inisiatif, yakni:

(i) pengembangan New BI-FAST dan fast payment, modernisasi BI-RTGS, dan infrastruktur data pembayaran;

(ii) konsolidasi industri sistem pembayaran berdasarkan Transaksi, Interkoneksi, Kapasitas, Manajemen Risiko, dan Informasi Teknologi (TIKMI);

(iii) inovasi QRIS dengan target 58 juta
pengguna dengan 40 juta merchant, serta pendirian Bank Indonesia Digital Inovation Center (BIDIC) berkolaborasi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI);

(iv) perluasan kerjasama QRIS dengan sejumlah negara, BI-FAST melalui proyek Nexus, serta Local Currency Transaction; dan

(v) eksperimentasi lanjutan Digital Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia.

4. Kebijakan Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas

Kebijakan pendalaman pasar uang pada tahun 2025 akan tetap diarahkan untuk
mewujudkan pasar uang yang modern dan berstandar internasional, memperkuat
efektivitas transmisi bauran kebijakan Bank Indonesia, serta mendukung pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kebijakan pendalaman pasar uang dan pasar valas akan didasarkan pada Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (BPPU) 2025-2030.

5. Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau

Bank Indonesia akan terus memperluas dan memperkuat program pengembangan
ekonomi-keuangan inklusif dan hijau untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengendalian inflasi. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat perannya sebagai pelopor dan penggerak ekonomi dan keuangan
syariah sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional.

PTBI 2024 juga dirangkaikan dengan penganugerahan BI Award 2024, sebuah
penghargaan dan apresiasi Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran kepada 51 mitra strategis. Penghargaan antara lain diberikan kepada lembaga keuangan, Penyedia Jasa Pembayaran (PJP),
Penyelenggara Jasa Pengelolaan Uang Rupiah (PJPUR), korporasi dan pelaku
usaha termasuk UMKM, serta individu yang berkontribusi signifikan di empat area,
yaitu stabilitas moneter dan sistem keuangan, sistem pembayaran, pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah, serta pendukung kebijakan Bank Indonesia (Lampiran).

Penghargaan juga mencerminkan jalinan sinergi antara Bank Indonesia dan para mitra strategis, bersama-sama Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.

PTBI merupakan forum strategis yang diselenggarakan rutin setiap akhir tahun
untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian
terkini, tantangan, prospek, dan arah bauran kebijakan Bank Indonesia, serta
memperoleh arahan dari Presiden RI.

PTBI 2024 dihadiri oleh Presiden RI,
Prabowo Subianto, Pimpinan dan Anggota MPR, DPR dan DPD RI, Pimpinan Lembaga Negara, Duta Besar negara sahabat, Menteri Kabinet Merah Putih, Ketua OJK dan LPS, dan lembaga terkait lainnya, Kepala Daerah, pimpinan perbankan
dan korporasi, akademisi, pemimpin media masa nasional, serta perwakilan
sejumlah lembaga internasional. Masyarakat juga mengikuti PTBI 2024 melalui siaran langsung pada kanal media sosial Bank Indonesia, serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia dan luar negeri. (Ro)