Surabaya, kabargress.com – Sampoerna Academy Grand Pakuwon Surabaya menggelar Talkshow bertema 5C Competencies In Golden Age, Kamis (24/8/2023). Talkshow tersebut sekaligus menandai pembukaan Sampoerna Academy Grand Pakuwon Surabaya yang juga dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Tiga pemateri hadir dalam talk show, yaitu Principal of Sampoerna Academy Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel, Children Psychologi Elisabeth Santoso dan Public Figure & Parent Margenie MG.
Paparan kali ini menyampaikan sejumlah pembahasan menarik tentang pentingnya pengembangan kompetensi pada anak di masa golden age melalui Pedagogi STEAM dan kompetensi 5 C. Yaitu Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, dan Character.
Principal of Sampoerna Academy Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel mengatakan, Sampoerna Academy sebagai sekolah interkultural menerapkan metode pembelajaran STEAM (Sains, Teknologi, Engineering, Arts, dan Matematika).
Sampoerna Academy mengambil langkah terdepan dalam mempersiapkan peserta didik unggulan agar dapat mengukir prestasi global.
Ia menambahkan, potensi tumbuh kembang anak dapat dibentuk mulai usia dini untuk meningkatkan tingkat kecerdasan. Antara lain meliputi potensi intelektual, emosional, kinestetik, sosial, berkomunikasi, dan pengembangan diri.
“Dengan pengelolaan metode pembelajaran yang baik dapat membantu peserta didik menjadi generasi adaptif dan kolaboratif,” ungkapnya.
Anushia menyebut, Sampoerna Academy menyediakan jalur pendidikan terpadu dan terlengkap dari pra sekolah hingga tingkat menengah atas.
Sampoerna Academy berkomitmen menerapkan mutu kualitas pendidikan bertaraf internasional untuk mendukung masa depan pendidikan anak-anak khususnya di Kota Surabaya dengan fokus menerapkan lima kompetensi tersebut.
“Kelima kompetensi ini nantinya bisa menjawab beragam tantangan di masa depan apalagi pada 2045 nanti Indonesia menyambut generasi emas,” sambungnya.
Sampoerna Academy Grand Pakuwon juga berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan interpersonal yang inovatif dan berkarakter sebagai calon pemimpin masa depan. Melalui pendekatan secara holistik, para siswa dapat mencari solusi dalam berbagai permasalahan dengan kemampuan soft skill tersebut.
Senada, Psikolog Anak Elisabeth Santoso menambahkan, soft skill ini dapat menjembatani dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.
“Sekolah juga menjadi role model bagi anak-anak. Ekosistem sekolah bukan hanya mendeliver materi pelajaran tapi juga science of relations lewat cara belajar untuk menstimulasi anak agar aktif berkolaborasi,” terangnya.
Namun, orang tua di rumah seringkali terbatas dalam menciptakan momen ini. Maka dari itu orang tua bisa mempercayakan mereka kepada lembaga pendidikan yang mampu memenuhi pendidikan karakter sejak dini.
Bukan tanpa alasan jika pendidikan karakter dibutuhkan sejak kecil hingga menuju masa remaja. Elisabeth menambahkan, pada usia 0-5 tahun adalah masa perkembangan motorik kasar sehingga early learning center disarankan lebih berfokus pada aktivitas fisik.
Sedangkan pada usia 2-3 tahun, anak mulai mengasah kemampuan bahasa dan kognitif. Mereka akan banyak bertanya, mengembangkan daya pikir dan lainnya.
“Sekolah yang membuka kesempatan untuk mereka beropini dan berekspresi akan sangat berperan penting dalam proses ini,” jelas Elisabeth.
Pada usia berikutnya yaitu 4-16 tahun anak mulai bersosialisasi dan membentuk tim. Mereka bereksplorasi, saling bertukar pikiran antar teman dan mencoba berbagai macam hal untuk menemukan minat dan bakat masing-masing.
“Sekolah adalah lingkungan yang seharusnya mengajak ajak-ajak berminat untuk terus mencari tahu,” kata Elisabeth.
Selepas usia 14 tahun, anak akan mulai mencari jati diri. Di mana proses belajar dari usai 0-14 tahun telah terkristalisasi dan mereka dapat menemukan karakter diri untuk mengasah hal-hal yang lebih spesifik di masa depan.
“Dengan berbekal STEAM, anak akan belajar melakukan identifikasi kemampuan,” ucapnya.
Pada usia ini, mereka harus belajar hal-hal yang esensial. Karena anak tidak harus belajar semua hal. Pola pikir identifikasi inilah yang akan dipakai sampai kapanpun.
Begitu pula Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, dan Character (5C) dapat meningkatkan keterampilan interpersonal yang inovatif dan berkarakter sebagai calon pemimpin masa depan.
Maka dengan berada di lingkungan sekolah yang tepat, potensi anak dapat terasah secara maksimal. Mereka juga bersekolah dengan bahagia.
Sementara berdasarkan pengalaman Margenie, salah satu wali murid mengatakan, ia melihat perkembangan besar pada putranya yang bersekolah di Sampoerna Academy.
Perkembangan itu terlihat dari karakter maupun cara putranya melakukan problem solving. Dan tentu saja nilai akademis yang semakin bagus. “Baru lima tahun tapi pikiran mereka sudah dewasa banget dan ilmiah, seperti saat bertanya yang menyebabkan mainan bergerak,” ungkap Margenie yang ketiga putranya sekolah di Sampoerna Academy tersebut.
Sampoerna Academy Grand Pakuwon sendiri merupakan sekolah Sampoerna Academy kedua di Surabaya.
Sampoerna Academy Grand Pakuwon dilengkapi berbagai fasilitas pendidikan berstandar tinggi. Antara lain seperti ruangan kelas luas dan nyaman, lapangan sepak bola dan bola basket, kolam renang, music and dance room, outdoor play room, serta ruang serbaguna untuk mendukung beragam aktivitas para siswa.
Selain itu, Sampoerna Academy Grand Pakuwon memiliki fasilitas laboratorium lengkap yang terpisah untuk biologi, kimia dan fisika serta menerapkan standar internasional menurut spesifikasi laboratorium Cambridge international Curriculum. Ini merupakan salah satu penerapan dari metode STEAM di Sampoerna Academy. (ro)
Teks foto: Principal of Sampoerna Academy Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel, Children Psychologi Elisabeth Santoso dan Public Figure & Parent Margenie MG saat Talk Show 5C Competencies In Golden Age di Sampoerna Academy Grand Pakuwon Surabaya, Kamis (24/8/2023).
More Stories
Dirjen Hubat Ajak Ciptakan Ekosistem Angkutan Barang Berkeselamatan
Presiden Prabowo Terima Penghargaan dari Presiden Peru “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”
Ketua MA Lantik Kepala Badan Strategis Kebijakan dan Pendidikan Hukum