25/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Kinerja Ekonomi Jatim Triwulan II 2023 Tumbuh 5,24 Persen

Surabaya, kabargress.com – Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2023 tumbuh 5,24% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2023 (4,96%, yoy), ditopang perbaikan kinerja investasi dan konsumsi pemerintah. Demikian diungkapkan Kepala KPw BI Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi, dalam Bincang Bincang Media, di kantor Bank Indonesia Surabaya, Selasa (9/8/2023).

Menurut Doddy, perbaikan investasi didorong oleh berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek-proyek Perpres No.80 Tahun 2019, serta proyek swasta dan daerah yang berlangsung di tahun 2023. Peningkatan kinerja investasi berdampak pada kenaikan kinerjalapangan usaha  (LU) utama Jawa Timur, yakni LU industri pengolahan dan LU konstruksi.

“Kenaikan konsumsi pemerintah ditopang oleh kenaikan belanja pegawai (THR dan gaji ke-13) dan barang jasa sejalan dengan momen HBKN Idul Fitri. Konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan terpantau masih tumbuh tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut ditengarai dipengaruhi oleh base effect tingginya pertumbuhan pada triwulan II 2022 dimana pada periode tersebut pertama kali diperbolehkan untuk mudik lebaran semenjak pandemi Covid-19,” terangnya.

Perbaikan kinerja ekonomi lebih tinggi tertahan oleh perlambatan ekspor akibat penurunan kinerja mitra dagang LN (AS, Eropa, dan Jepang) yang berdampak pada perlambatan kinerja LU perdagangan.

Kinerja ekonomi Jawa Timur triwulan II 2023 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2023 sejalan dengan kinerja konsumsi pemerintah dan investasi yang lebih tinggi. Hal tersebut mendorong peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Kontruksi.

Dikatakannya, perbaikan investasi turut meningkat terutama didorong oleh: berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek-proyek Perpres No.80 Tahun 2019 serta proyek swasta dan daerah yang berlangsung di tahun 2023; serta kenaikan investasi korporasi berorientasi domestik sejalan dengan potensi peningkatan permintaan dalam negeri.

Perbaikan indikator ekonomi hingga akhir triwulan II 2023 tercermin dari peningkatan investasi penanaman modal, Prompt Manufacturing Index (PMI), impor bahan kontruksi, dan realisasi belanja daerah Jawa Timur.

Penanaman Modal Asing (PMA) sektor Transportasi dan Industri Kimia meningkat pada triwulan II 2023, sementara Penanaman Modal Dalam Negari (PMDN) ditopang oleh investasi pada sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Industri Makanan. Prompt Manufacturng Index (SKDU) Jawa Timur meningkat pada triwulan II 2023 yang mendorong perbaikan kinerja Investasi dan Industri.

Belanja Daerah turut meningkat pada triwulan II 2023. Perbaikan kinerja impor bahan konstruksi pada triwulan II 2023 mengindikasikan akselerasi kinerja investasi dan konstruksi.

Sementaran itu, pertumbuhan ekonomi Jawa pada Triwulan II 2023 meningkat dibandingkan triwulan I 2023. Pertumbuhan ekonomi Jawa yang meningkat dibandingkan triwulan I 2023 didukung perbaikan konsumsi RT seiring dengan adanya momen HBKN Idul Fitri Idul Adha serta Long Weekend, peningkatan investasi seiring dengan percepatan proyek strategis Nasional maupun proyek Swasta, serta peningkatan konsumsi pemerintah didorong oleh realisasi Gaji-13 dan THR, pemberian rapel bansos 3 bulan serta berlangsungnya subsidi penanggulangan kenaikan BBM. Dari sisi Lapangan Usaha, kinerja LU Konstruksi menjadi pendorong utama seiring keberlanjutan PSN.

Sementara itu pada 3 LU Utama Jawa lain seperti Industri, perdagangan, dan pertanian mengalami perlambatan dibandingkan Triwulan II 2023 walaupun masih tumbuh positif.

Selain itu,  kinerja intermediasi perbankan Jawa terjaga, sementara transaksi pembayaran tumbuh sesuai pola historis. Kinerja intermediasi perbankan wilayah Jawa telah kembali pada level pre-covid, namun termoderasi pada triwulan II berjalan (s.d. Juni 2023), disebabkan oleh seluruh jenis kredit (KMK, KI dan KK). Lebih lanjut risiko kredit secara umum dan masing-masing komponen tercatat stabil dan dibawah batas atas risiko kredit (>5).

“Di sisi sistem pembayaran, pertumbuhan RTGS dan SKNBI di Jawa tercatat menurun pada triwulan II seiring sistem operasional yang tertunda karena libur long weekend. Sementara QRIS tercatat meningkat sejalan dengan peningkatan pola konsumsi masyarakat dalam bertransaksi secara non tunai, namun juga tidak menghilangkan kebutuhan masyarakat dalam penggunaan uang tunai,” pungkasnya. (Ro)