25/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Berbekal Coding dan Programming Murid Sekolah Bisa Rancang Produk IoT

  • Samsung Innovation Campus melatih peserta Batch 4 mengeksplorasi IoT untuk memecahkan masalah sehari-hari

Jakarta, kabargress.com – Internet of Things (IoT) merupakan teknologi yang memungkinkan konektivitas jaringan dan kemampuan komputasi meluas ke objek, sensor, dan barang sehari-hari. Konektivitas ini memungkinkan perangkat menghasilkan, bertukar, dan mengonsumsi data.

Di Indonesia, pemanfaatan Artificial Intelligence dan IoT sudah menjangkau berbagai lini usaha, seperti manufaktur, energi, perikanan, bahkan finansial dan e-commerce. Bentuk lain pemanfaatan IoT adalah dalam perangkat penunjang pekerjaan dan rumah tangga. Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) mencatat, IOT di Indonesia tumbuh lebih dari 10 persen setiap tahun.

Potensi pendapatan jasa pelayanan berbasis IoT atau e-services, menurut sejumlah lembaga, mencapai US$ 2,46 miliar pada 2022. Volume pasar ini diprediksi meningkat menjadi US$ 3,87 miliar pada 2026. Namun ada banyak tantangan dari sisi tenaga kerja, infrastruktur, hingga riset.

Samsung Electronics Indonesia menangkap kebutuhan industri atas kesiapan tenaga kerja muda yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan terhadap teknologi. “Samsung memberikan pelatihan keterampilan IoT bagi talenta muda Indonesia melalui program Samsung Innovation Campus (SIC). SIC melatih talenta muda Indonesia dengan keterampilan IoT dan design thinking untuk membangun solusi-solusi IoT yang nyata dan bermanfaat untuk memecahkan masalah sehari-hari di sekitar kita. Dengan kompetensi tersebut, kami berharap para peserta SIC akan memiliki daya saing yang tinggi dengan keterampilan abad 21 di tengah arus deras digitalisasi dan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” kata Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.

SIC Batch 4 2023/2024 telah memasuki stage 2, yaitu Innovation Hackaton. Dari total 4.390 siswa SMK dan MA yang mendaftar di SIC Batch 4, sebanyak 1.106 siswa lolos ke Stage 2: Innovation Hackaton dan mengikuti pelatihan selama 5 minggu.

Innovation Hackathon adalah pelatihan untuk melatih empati dan keterampilan pemecahan masalah yang saat ini penting dikuasai dalam bagian keterampilan abad 21. Misi utamanya menyelesaikan masalah yang ditemukan sehari-hari dengan teknologi IoT. Ide solusi akan dikembangkan menjadi prototipe produk IoT. Materi yang akan disampaikan dalam tahap Hackathon Innovation adalah Problem Definition-Explore, Ideation-Experiment, Prototyping-Imagines, dan Pitching Storytelling.

“Pada stage ini para peserta akan mendapat pelatihan dari para mentor profesional untuk menemukan masalah sehari-hari di sekitar mereka, mengidentifikasi solusinya, dan mendesain sebuah solusi digital yang bisa mereka kembangkan menjadi sebuah produk nyata. Harapannya, pelatihan ini akan membentuk landasan yang kuat bagi para peserta saat mereka menghadapi pembelajaran lebih lanjut di lapangan maupun dalam mengembangkan keterampilan yang akan membantu mereka mencapai karier di masa depan,” kata William Hendradjaja, Co-Founder Skilvul.

Dalam pengembangannya peserta bersinggungan dengan Coding and Programming dengan bahasa pemrograman Python dan penggunaan perangkat mikrokontroler, Rasberry Pi 4 serta beberapa alat sensor tambahan. Di akhir rangkaian pelatihan ini, peserta diharapkan dapat mewujudkan prototipe produk IoT, meningkatkan keterampilan mereka sebagai pembuat (creator) bukan hanya pengguna (consumer). (*/ro)

Teks foto:

  • Siswa dan siswi peserta Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 4 , sedang mendengarkan pelatihan Innovation Hackathon
  • Anggota kelompok Peserta Samsung Innovation Campus (SIC) batch 4 sedang berdiskusi