22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Strategi INALUM Tingkatkan Kapasitas Produksi di Tengah Pandemi

Medan, KabarGress.com – PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) terus melakukan manuver korporasi strategis, untuk meningkatkan kapasitas produksi. Antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.

Pada tahun 2020 dimana masih dalam kondisi pandemi Covid-19, INALUM mencatat kinerja produksi (unaudited) Aluminium yang positif. Perusahaan mencatat produksi Aluminium Ingot, Billet dan Foundry Alloy dengan total sebesar 245 ribu ton atau 101% dibandingkan target RKAP-P 2020 sebesar 242 ribu ton.

Direktur Pelaksana INALUM, Oggy Achmad Kosasih mengatakan bahwa ketercapaian produksi Aluminium di sepanjang tahun 2020 merupakan kontribusi dari kinerja optimal pabrik peleburan Aluminium dan implementasi protokol kesehatan yang ketat.

“Dalam pelaksanaan aktivitas produksi, INALUM senantiasa memperhatikan aspek tata kelola operasional yang baik mulai dari proses smelting Aluminium, casting hingga menjadi ingot, billet dan foundry alloy, serta memastikan keberlanjutan pembangkit listrik tenaga air,” tutur Oggy.

Pencatatan kinerja operasional yang baik selama pandemi menunjukkan komitmen INALUM Operasional dalam memberikan kontribusi bagi negara dan masyarakat. “Hal ini merupakan wujud peran industri pertambangan tetap menjadi salah satu pilar penggerak ekonomi negara,” kata Oggy.

Pada tahun 2020, INALUM Operasional memproduksi produk Primary Aluminium High Grade dengan standar London Metal Exchange (LME); Primary Aluminium Billet seri 6063, 6061 dan 6005 dengan proses homogenizing yang dapat diaplikasikan untuk konstruksi bangunan; serta Aluminium Foundry Alloy A356.2 untuk aplikasi produksi velg kendaraan bermotor dan komponen otomotif lainnya.

Sebagai salah satu industri strategis Indonesia, INALUM Operasional terus berupaya memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui komoditas Aluminium.

“Sudah sejak tahun 2014 INALUM Operasional menjadi pemasok mayoritas produk Aluminium di Indonesia. Saat ini pangsa pasar produk Aluminium yang dihasilkan Perusahaan mencapai 81% di Indonesia,” tutur Oggy.

Pada tahun 2020, INALUM Operasional sudah mencapai produksi Aluminium yang ke-8 juta ton. Pencapaian ini menjadi refleksi bagi Perusahaan untuk terus meningkatkan nilai tambah operasional secara khusus kepada pemangku kepentingan dan lingkungan di sekitar wilayah operasi serta secara umum mendukung pembangunan Indonesia.

Tingkatkan Kapasitas Produksi, INALUM Kerjasama dengan Tiga Perusahaan

Untuk peningkatan teknologi tungku peleburan Aluminium, INALUM telah melakukan kerjasama dengan perusahaan terkait yaitu SAMI, PT Waskita Karya dan PT Unefeco.

Perjanjian ini ditandatangani secara virtual oleh Direktur Pelaksana INALUM, Sophia Issabella Watimena, CEO SAMI, Ma Ning, SVP Divisi EPC PT Waskita Karya (Persero), Wisnu Wijayanto dan Direktur Utama PT Unefeco, Prastowo AZ Mokodompit di Kuala Tanjung, Sumatera Utara dan China, Jumat (9/4/2021).

Direktur Pelaksana INALUM, Sophia Issabella Watimena menyampaikan tujuan dari dilaksanakannya proyek peningkatan teknologi tungku peleburan Aluminium ini adalah untuk meningkatkan teknologi tungku peleburan Aluminium dari yang sebelumnya beroperasi pada arus 193 kA menjadi 235 kA.

“Dengan adanya peningkatan teknologi di Potline 1 sebanyak 170 tungku ini diharapkan kapasitas produksi INALUM dapat meningkat sebesar 25.000 ton Aluminium per tahun,” jelas Sophia.

Sophia juga menjelaskan bahwa selain proyek peningkatan teknologi tungku peleburan, INALUM juga sedang mengejar realisasi proyek pengembangan lainnya.

“INALUM saat ini juga sedang melaksanakan proyek pengembangan lainnya seperti pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah Kalimantan Barat dan proses studi kelayakan pembangunan Pabrik CPC,” terang Sophia.

Pada kesempatan yang sama, CEO SAMI, Ma Ning menyampaikan apresiasinya kepada INALUM atas terlaksananya kerjasama ini. Ma Ning mengaku senang dapat bekerjasama dengan INALUM dalam peningkatan teknologi tungku peleburan Aluminium ini.

“Kami percaya dengan kerjasama yang baik antar perusahaan yang terlibat maka proyek peningkatan teknologi tungku peleburan Aluminium ini dapat tercapai sesuai harapan,” ungkap Ma Ning.

Direktur Hubungan Antar Lembaga MIND ID, Dany Amrul Ichdan yang turut hadir secara virtual juga menyampaikan bahwa pengembangan kapasitas produksi ini juga sesuai dengan amanat Presiden RI yang harus dilaksanakan.

“Melalui kerjasama ini diharapkan INALUM dapat meningkatkan kapasitas produksi Aluminium dalam rangka memenuhi kebutuhan Aluminium dalam negeri,” ujar Dany.

Sementara itu, SVP Divisi EPC PT Waskita Karya (Persero), Wisnu Wijayanto dan Direktur Utama PT Unefeco, Prastowo AZ Mokodompit pada kesempatan tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih dan komitmennya dalam pelaksanaan proyek ini agar dapat terlaksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Terima kasih kepada INALUM atas kepercayaannya kepada kami. Dengan komitmen, kerja keras dan kerjasama yang baik maka kami percaya proyek ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan target,” ungkap Wisnu.

Pastikan Pasokan Listrik Aman pada Proyek Strategis, INALUM Gandengn PLN

Untuk memastikan pasokan listrik dalam upaya mewujudkan komitmennya memajukan industri aluminium nasional ke level yang lebih maju, inovatif, dan kompetitif, INALUM menggandeng PT PLN (Persero).

Direktur Operasi dan Portofolio Inalum Danny Praditya mengatakan, bahwa potensi aluminium, baik secara sumber daya maupun pasar, masih memiliki potensi yang sangat besar di pasar domestik dan global.

“(Potensi itu) harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh INALUM dengan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah PT PLN (Persero) guna menambah pasokan energi listrik untuk peningkatan kapasitas produksi existing Inalum,” katanya.

Seperti diketahui, INALUM saat ini sedang mengerjakan proyek upgrading teknologi tungku reduksi, optimalisasi smelter Kuala Tanjung, pembangunan smelter grade alumina refinery di Mempawah, dan pembangunan aluminium remelt.

Proyek-proyek strategis tersebut diharapkan membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan global, serta dapat mendorong sektor industrialisasi nasional yang lebih modern.

Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT PLN (Persero) Muhammad Iqbal Nur menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Inalum demi mewujudkan penghiliran, industrialisasi, dan manfaat yang berkelanjutan untuk Indonesia.

“PLN sebagai salah satu BUMN yang bergerak dalam penyediaan energi mendukung dan siap bersinergi dan berkolaborasi bersama Inalum untuk meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus sebagai langkah kami untuk bisa memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya untuk sektor industri dan masyarakat di Indonesia,” ujarnya.

Emirates Global Aluminium (EGA) Tertarik Kerjasama dengan INALUM

Emirates Global Aluminium (EGA) yang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) memiliki ketertarikan untuk bekerjasama dengan INALUM. Kerjasama tersebut nantinya, dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi.

Sebagaimana disampaikan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, bahwa kerja sama EGA dengan INALUM akan dalam bentuk meningkatkan kapasitas produksi.

“Kami ke Dubai, dari Emirates Global Aluminium juga minat investasi bekerja sama dengan Inalum akan membawa teknologi baru untuk meningkatkan output produksinya,” ujar Taufiek.

Namun demikian, Taufiek tidak memerinci nilai komitmen investasi tersebut. Ia mengatakan berdasarkan evaluasi dan tahapan pembangunan 2020-2024, output produksi sejumlah bahan baku logam seperti nikel, aluminium, dan tembaga maish berada di jalur yang tepat.

Selain EGA, Kemenperin juga telah mengantongi komitmen investasi dari Al Khaleej Sugar Co. atau AKS, produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah. Selain akan berinvestasi pada produksi gula, AKS juga menyasar pemenuhan kebutuhan energi melalui produksi bio etanol dan biomassa di kawasan Timur Indonesia. (Asmui Subiyantoro SH)