Surabaya, KabarGRESS.com – Pada Oktober 2020 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, empat kota mengalami deflasi dan empat kota mengalami inflasi.
“Deflasi tertinggi di Sumenep sebesar 0,07 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,15 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, saat konferensi pers melalui vidio live virtual, Senin (2/11/2020).
Lebih jauh dijelaskan Dadang, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,17 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen, kelompok transportasisebesar 0,21 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,52 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,45 persen. Sementara kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tidak mengalami perubahan,” urainya.
Ditambahkan, tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2020 sebesar 0,72 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,39 persen. (ro)
More Stories
KPPU Tingkatkan Kolaborasi dengan Bea Cukai untuk Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat Akibat Impor
KPU Gelar Lomba Maskot, Mars dan Jingle Pilwali 2024. Total Hadiah 42 Juta!
KPU Surabaya Gelar FGD Lomba Maskot, Mars dan Jingle Jelang Pilwali 2024