Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadispendukcapil) Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji beserta jajarannya langsung bersilaturrahmi ke rumah Yaidah di Perumahan Lembah Harapan, Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Selasa (27/10/2020).
Yaidah adalah warga Surabaya yang mengurus akta kematian anaknya ke kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta.
Kedatangan Kadispendukcapil beserta jajarannya itu disambut hangat oleh Yaidah beserta suaminya, Sutarman. Bahkan, saat itu Wakil RT juga ikut serta dalam pertemuan tersebut. Terlebih, jajaran kelurahan juga ikut mengantarkan Kadispendukcapil ke rumah Yaidah.
Dalam pertemuan tersebut, Kadispendukcapil langsung menjelaskan maksud kedatangannya ke rumah Yaidah. Ia ingin mendengarkan secara langsung penjelasan dan kronologi kejadian tersebut. Akhirnya, Yaidah menjelaskan kronologinya dari awal hingga akhir, termasuk ketika mengurus akta kematian anaknya itu ke Jakarta.
Setelah mendengar kronologi kejadian itu, Kadispendukcapil pun menjelaskan bahwa sebenarnya proses permohonan akta kematian itu penyelesaian-nya di dispendukcapil tanpa harus ke Jakarta. Oleh karena itu, ia langsung meminta maaf atas nama pribadi dan mewakili Dispendukcapil Surabaya sekaligus mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Begitu mendengar permintaan maaf yang disampaikan langsung oleh Kadispendukcapil, Yaidah pun terlihat lega dan legowo menerima permohonan maaf itu. Bahkan, ia pun mengaku sudah memaafkan jajaran Dispendukcapil Surabaya. “Iya saya maafkan Pak,” katanya sambil manggut-manggut.
Yaidah pun juga sempat menyampaikan saran dan masukan kepada Dispendukcapil Surabaya supaya ke depan pelayanannya lebih baik ketika menghadapi warga.
Setelah mendapatkan maaf dari Yaidah, Kadispendukcapil juga minta izin kepada Yaidah untuk bersedia menerima penggantian tiket transport ke Jakarta. Yaidah pun mengizinkan dan menerima bantuan sebagai pengganti tiket transportasi ke Jakarta. “Iya Pak (saya izinkan),” kata Yaidah kepada Kadispendukcapil sembari menerima bantuan tersebut.
Menurut Agus, ini dilakukannya sebagai bentuk rasa kepedulian kepada warga Surabaya. Yaidah mengaku lega dan mau menerima bantuan sebagai pengganti tiket transportasi ke Jakarta.
“Alhamdulillah beliau mengizinkan dan menerimanya. Beliau sudah legowo menerima permohonan maaf kami dan terus terang saya lega. Karena sebagai sesama manusia sudah tidak ada masalah lagi,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menyatakan, bahwa permasalahan ini sebenarnya sudah selesai sejak 1 bulan yang lalu. Namun begitu, ia memastikan akan melakukan evaluasi internal di Dispendukcapil Surabaya. Termasuk pula penanganan kepada Staf yang memberikan informasi tidak utuh kepada Bu Yaidah dan akhirnya menimbulkan masalah.
“Alhamdulillah ini sudah selesai, karena akta kematian anaknya sudah diterima tanggal 23 September lalu dan asuransi yang menjadi haknya sudah selesai juga beberapa saat setelah itu, dan terakhirnya beliau sudah memaafkan kami semua, itu yang paling penting dan perlu digaris bawahi bagi kami,” pungkasnya. (Tur)
More Stories
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
Menpar: Potensi Wisata Bali Utara dan Barat Belum Digali dan Disentuh Wisatawan
Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, PLN Nusantara Power Pamerkan Langkah Nyata Dorong Transisi Energi di Indonesia