Cegah Radikalisme dengan Kultur Indonesia
Magetan, KabarGRESS.com – Umat Islam sudah seharusnya hidup guyub rukun baik terhadap sesama umat Islam maupun dengan umat agama lain. Kuncinya umat saling menghormati, bukan saling mencaci maki terhadap lainnya. “Selama mencontoh Baginda Rosul, selama mengikuti sunnah Rosul maka mendapatkan kesejahteraan dan ketenteraman hidup,” ujar KH Nur Sujak, saat pengajian umum memperingati Maulid Nabi, di Masjid Jami’ Al Ihsan, Kadiren, Kec. Lembeyan, Sabtu (1/12) malam.
Pengajian dihadiri warga Kadiren bertema “Mengamalkan Islam sebagai bentuk pengabdian ajaran Islam dan kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, juga hadir Kesbangpol, Muspika, kepala desa dan perangkat desa setempat.
Kiai yang juga bergelar Doktor ini menjelaskan, menghormati tidak berarti mengikuti orang lain, karena orang lain mempunyai cara dan tujuan yang berbeda-beda apalagi dalam soal keyakinan dan ibadah. “Memang sekarang banyak orang yang berpikir ngawur. Ada orang yang cuma belajar sedikit kitab tapi banyak cari kesalahan orang lain, ini tidak bener,” katanya.
Untuk mencegah dan meminimalisir pengaruh radikalisme atau yang aliran garis keras, Nur Sujak mengingatkan agar umat Islam Indonesia tidak begitu saja mudah menelan mentah-mentah budaya asing. Boleh mengadopsi budaya asing tapi budaya atau kultur daerah sebagai orang Jawa harus juga ditonjolkan. Umat Islam jangan mudah terbawa arus, tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia punya kultur sendiri tapi juga tetap mengikuti ajaran baginda Rosul.
“Misalnya kultur sebagai orang Jawa, maka kultur orang Jawa harus dipegang teguh. Soal memberi nama anak, tidak harus nama Arab, yang penting memberi nama kepada anak yang bermakna baik. Selain itu dalam menutup aurat bukan bentuk bajunya yang ditonjolkan tapi yang penting menggunakan baju tertutup auratnya dan sopan,” tuturnya.
Sekarang ini, lanjutnya, gampang sekali orang membid’ah terhadap ibadah orang lain hingga menimbulkan tersinggungan sesama umat. Ujung-ujungnya terjadi perpecahan. “Jangan mudah membid’ah kan ibadah orang lain. Sesama umat harus hidup rukun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bakesbanpol Pemkab Magetan, Eko Nuryanto, mengingatkan Islam agama luas dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya aspek toleransi merupakan ajaran yang sangat menonjol dalam Islam. Islam mengajarkan sikap menghormati dan menghargai terhadap keyakinan dan agama umat lain. Toleransi adalah sikap dan tingkah laku yang tidak mendiskrisiminasikan terhadap umat beragama lain. Islam mengajarkan hal itu.
Karena itu toleransi, kata Eko, umat harusnya menghindari perpecahan umat dan mempererat silaturahmi, memperlancar pembangunan, menciptakan ketenteraman dan meningkatkan keimanan.
“Menciptkan iklim kondusif, harmonis dan persatuan dan penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila harus terus tercipta saat menjelang pileg, pilpres agar menghasilkan pemimpin yang baik,” katanya. (gie)
More Stories
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas
Peringatan HKN 2024, Pj. Gubernur Jatim Komitmen Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
SIAP MENANGKAN PILKADA PDIP GELAR PELATIHAN SAKSI