Surabaya, KabarGRESS.com – Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Kota Surabaya bersama KADIN Jawa Timur dan New Zealand atau Selandia Baru terus meningkatkan kerjasama tourism, trade, and investment (TTI). Upaya peningkatan kerjasama itu tersaji dalam pertemuan Duta Besar Selandia Baru (Ambassador New Zealand) untuk Indonesia, Mr Dr Trefor Mathesin dengan pengurus KADIN Surabaya dan KADIN Jawa Timur, di Hotel Majapahit, pada Senin, 8 Januari 2018.
Mewakili KADIN Surabaya ialah Ketua KADIN Surabaya, Bapak Dr Ir Jamhadi, MBA, beserta jajarannya, yaitu Ibu Reny Widya Lestari, Ibu Dr Hj Haryati Setyorini, SE, MM, MBA (Rektor IEU Surabaya), Bapak Timbul Daud Mauritz, Bapak Khalis Esbe, dan Bapak Totok (Sekretaris KADIN Surabaya). Dari KADIN Jawa Timur, hadir ialah Bapak Johan Suryadharma dan Bapak Adhek, serta perwakilan dari beberapa perusahaan. Hadir pula Wakil Rektor Untag 45 Surabaya, Dr Ir H Muaffaq Achmad Jani, M Eng.
Melalui pemaparannya, Bapak Jamhadi menerangkan bahwa KADIN Surabaya dan KADIN Jawa Timur sepakat untuk terus meningkatkan intensitas kerja ekonomi antar kedua wilayah, baik dari segi perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Jamhadi yang juga menjabat sebagai Tim Ahli KADIN Jawa Timur ini mengatakan bahwa pertemuan antara pengusaha yang tergabung dalam KADIN dengan Duta Besar Selandia Baru bertujuan untuk memperkuat hubungan dagang antara kedua pihak yang saling menguntungkan.
Melalui berbagai keunggulan produk dan pariwisata yang ada di Jawa Timur bisa ditawarkan ke Selandia Baru melalui Mr Dr Trefor Mathesin. Produk tersebut meliputi kerajinan, produk agro industri, dan produk dari industri kreatif. Juga sejumlah destinasi wisata di Jawa Timur tak luput ditawarkan oleh Bapak Jamhadi.
“Kami berharap bisa meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Selandia Baru, karena selama ini neraca perdagangan Jawa Timur dengan Selandia Baru masih defisit,” kata Jamhadi, selaku CEO Tata Bumi Raya Group.
Dari data yang dipaparkan Jamhadi, neraca perdagangan Jawa Timur – Selandia Baru selama kurun waktu tahun 2013-Oktober 2017 senantiasa mengalami defisit bagi Jawa Timur. Defisit terbesar pada tahun 2013 sebesar US$ 105,33 juta.
Untuk ekspor, selama periode 2013-Oktober 2017, pertumbuhan nilai ekspor non migas Jawa Timur ke Selandia Baru berfluktuasi dengan rata-rata 9,15% per tahun. Adapun rata-rata share-nya terhadap total ekspor non migas Jawa Timur per tahun 0,30%.
Adapun 10 komoditi ekspor non migas Jawa Timur ke Selandia Baru adalah kayu, barang dari kayu, kertas/karton, alas kaki, bahan kimia organik, pupuk, kakao/coklat olahan dari tepung, ampas/sisa industri makanan, plastik dan barang dari plastik, perabot, penerangan rumah.
Disebutkan Jamhadi, bahwa pada tahun 2013, dari urutan negara tujuan ekspor Jawa Timur, Selandia Baru diurutan ke-43, tahun 2014 di urutan ke-39, tahun 2015 diurutan ke-37, tahun 2016 di urutan ke-39. Sedangkan periode Januari-Oktober 2017 berada diurutan ke-39.
Dan untuk impor, selama periode 2013-Oktober 2017, pertumbuhan nilai impor non migas Jawa Timur dari Selandia Baru berfluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,18% per tahun. Adapun rata-rata share-nya terhadap total impor non migas Jawa Timur per tahun 0,77%.
Adapun 10 komoditi impor dari Selandia Baru adalah susu, mentega, telur, bubur, kayu/pulp, kayu, barang dari kayu, perekat, enzim, ampas/sisa industri makanan, olahan dari tepung, sayuran, mesin-mesin/pesawat mekanik, produk hewani, buah-buahan.
“Pada tahun 2013, Selandia Baru menempati urutan ke-27 sebagai negara importir di Jawa Timur, tahun 2014 diurutan ke-24, tahun 2015 diurutan ke-26, tahun 2016 diurutan ke-28, sedangkan pada periode Januari-Oktober 2017 berada di urutan ke-23,” jelas Jamhadi.
Dalam pertemuan tersebut, Ambassador New Zealand, Mr Dr Trefor Mathesin menyambut baik upaya peningkatan kerjasama antara Jawa Timur dengan New Zealand.
Dia tidak mengelak, bahwa hubungan antara Jawa Timur dengan Selandia Baru selama ini terus terjalin dengan baik. Tidak hanya di sektor perdagangan saja, melainkan dari sektor pariwisata dan investasi.
Dari sektor pariwisata, banyak warga Selandia Baru menikmati destinasi wisata di Jawa Timur, setelah dari Bali. Dia juga menyatakan kekagumannya kepada Gunung Bromo, yang jadi destinasi wisata dunia.
Maka, dengan adanya pertemuan antara KADIN Surabaya dan KADIN Jawa Timur ini, dia ingin sektor pariwisata antar kedua wilayah ditingkatkan. Sektor lain yang tidak lepas dari perhatian ialah sektor pertanian. Sebagaimana diketahui, Jawa Timur masih mengandalkan impor susu dan sapi dari Selandia Baru.
“Kami akan transfer teknologi untuk membantu meningkatkan sektor pertanian dan peternakan di Jawa Timur. Karena Jawa Timur menjadi bagian penting bagi kami,” katanya. (*/ro)
More Stories
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas
Peringatan HKN 2024, Pj. Gubernur Jatim Komitmen Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
SIAP MENANGKAN PILKADA PDIP GELAR PELATIHAN SAKSI