Pengajian KH Khomari di Sambirejo Mantingan
Ngawi, KabarGRESS.com – Jangan terus bermimpi ingin mendirikan negara. Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati, tidak bisa digugat sejak 17 Agustus 1945. “Kita harus betul-betul menyadari kesepakatan nasional. Jangan sampai bangsa dan negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika ini diawut-awut oleh orang-orang, kelompok atau ormas yang anti Pancasila, anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka harus dilawan,” tutur KH. Khomari , saat pengajian di halaman Masjid Al Hikmah, Sambirejo, Mantingan.
Selain itu lanjut Khomari, tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila ini harus dilestarikan. Jangan sampai diobrak-obrik oleh segelintir orang, kelompok tertentu maupun organisasi kemasyarakatan (ormas) berhalauan radikalisme, anti Pancasila maupun komunisme. Mereka itu tiada henti bermimpi mendirikan negara sesuai dengan pahamnya.
Masyarakat dipengaruhi mengikuti pahamnya. Menurut Kiai dari Kedunggalar ini, siapapun yang ‘nguthik ngutik’ Pancasila dan NKRI, bakal kuwalat. Mereka akan digilas oleh umat yang mencintai kemerdekaan, mencintai Pancasila dan NKRI. “Maka jangan coba-coba untuk nguthik-ngutik Pancasila dan NKRI. NKRI harga mati,” katanya.
Para pendiri bangsa dan ulama, kata Khomari, telah berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Karena itu kemerdekan ini arus dijaga. Jangan sampai mereka yang anti Pancasila dan anti NKRI terus merongrong kehidupan berbangsa dan bernegara ini. “Umat Islam harus benar-benar menjaga kemerdekaan ini. Dulu perang fisik. Sekarang perang non fisik, kebodohan, kemiskinan dan perang terjadap paham-paham bertentangan dengan ajaran Islam dan Pancasila. Jangan lupakan pendiri bangsa. Ojo lali karo jas ijo, ojo lali karo jasane poro ulama,” katanya.
Khomari juga menjelaskan, Islam tidak mengajarkan radikalisme maupun terorisme. Islam mengajarkan perilaku lemah lembut seperti ditauladani Nabi Muhammad. Islam melarang menghujat agama lain, apalagi menghujat terhadap sesama umat Islam, itu tidak dibenarkan.
Islam, lanjut Khomari, menjunjung tinggi toleransi dan kebersamaan baik sesama maupun antar umat beragama. Melindungi terhadap orang lemah dan kelompok minoritas adalah kewajiban umat Islam. “Jadi jaga toleransi, jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Guyub rukun harus dipupuk,” tuturnya.
Dia mengingatkan, agar orangtua, guru secara ketat mengawasi anak-anaknya dari pengaruh narkoba. Narkoba, miras juga menjadi ancaman serius bagi anak-anak bangsa. Sekali anak terpengaruh narkoba, maka mental dan fisik anak menjadi rusak. Narkoba harus diperangii oleh seluruh warga, “Jangan sampai narkoba masuk dalam keluarga. Minuman keras harus dihindari. Ini tidak lain agar anak selamat dunia akherat. Agar anak tawadlu pada orangtua,” ujarnya. (gik)
Teks foto: KH Khomari.
More Stories
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
Menpar: Potensi Wisata Bali Utara dan Barat Belum Digali dan Disentuh Wisatawan
Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, PLN Nusantara Power Pamerkan Langkah Nyata Dorong Transisi Energi di Indonesia