Surabaya , KabarGress.com – Perdagangan antar daerah memiliki peran yang strategis bagi perekonomian daerah maupun nasional. Perdagangan antar daerah memperkuat pasar dalam negeri dari serangan pasar bebas, apalagi sebanyak 40 persen pasar atau captive market ASEAN berasal dari Indonesia.
“Perdagangan dalam negeri ini harus terus didorong dalam pasar global,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat menjadi keynote speaker Workshop Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dalam rangka Kerjasama Pemanfaatan Produk Unggulan Daerah “Optimalisasi Kerjasama Perdagangan Antar Daerah” di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (22/11).
Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim menjelaskan, melihat potensi besar perdagangan dalam daerah, Jatim mendirikan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi guna memperkuat logistik dan konektivitas antardaerah, termasuk meringankan biaya perdagangan. KPD Jatim juga berperan memotong jalur distribusi yang terlalu panjang di Indonesia sehingga masyarakat bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah.
“Konektivitas antar daerah akan meringankan biaya perdagangan. KPD Jatim berperan penting dalam memotong jalur distribusi yang terlalu panjang dari industri di tanah air,” tegas Pakde Karwo di hadapan peserta Workshop APPSI.
Ditambahkan, melalui KPD tersebut, berbagai kegiatan bisa dilakukan. Diantaranya, promosi produk unggulan Jatim, temu bisnis dan transaksi dagang, men~support value chain~ komoditi dalam negeri, business aggregator, serta sekaligus market intelligent dan pameran terpadu terhadap komoditi unggulan. Diantaranya, fashion, kerajinan, kulit dan produk kulit, perhiasan, alas kaki, kosmetik, logam, kayu, dan aksesoris di beberapa wilayah.
Setiap Tahun, Kinerja Perdagangan Antar Daerah Naik 19-21 Persen
Kinerja perdagangan antara daerah Jatim sendiri, lanjut Pakde Karwo, tiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya ekspor antar daerah. Kenaikannya dari tahun ke tahun cukup tajam sekitar 19-21 Persen. “Itu kenaikan yang luar biasa. Grafik kenaikannya tidak linear, tetapi kuantum,” kata orang nomor satu di Jatim.
Berdasarkan data BPS Jatim, tahun 2016 kinerja perdagangan Jatim surplus Rp. 100,56 triliun. Untuk kinerja ekspor antar daerah dan luar negeri pada tahun 2016 mencapai Rp. 808,69 triliun dan impor luar negeri dan antar daerah mencapai Rp. 733,42 triliun. Nilai tersebut juga ditunjang dengan posisi Jatim yang diuntungkan dari segi geografi ekonomi, sehingga logistik dan connectivity menjadi lebih murah.
Melalui Workshop APPSI ini, Pakde Karwo berharap, perdagangan antar daerah bisa lebih dioptimalisasi dan diperluas. “Ini pertemuan yang paling produktif. Kepala daerah bisa lebih mengerti dan care, sehingga perdagangan bisa lebih optimal,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, perdagangan antar daerah dari 34 provinsi ini sangat berpengaruh pada PDB Indonesia. Guna meningkatkan perdagangan, Presiden RI telah memberikan tiga mandat kepada Kementerian Perdagangan, antara lain menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pokok dan barang penting, mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, serta membangun dan merevitalisasi pasar rakyat.
Workshop APPSI ini berlangsung mulai 21-23 November 2017 bertempat di Shangri-La Hotel Surabaya, Jatim. Sebanyak 11 gubernur turut hadir pada acara workshop ini, serta perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia. ( hery)
More Stories
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
KPU Jatim dan FJPI Gelar Sosialisasi Pentingnya Pemilih Perempuan Menggunakan Hak Suara
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas