22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Mabok Durian Bersama Delegasi Jepang dan Taiwan

Surabaya, KabarGRESS.com – Tepat pada Kamis, 9 Februari 2017, sejumlah empat belas orang delegasi asal negara Jepang dan Taiwan bertandang ke Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan (TPP) di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Rombongan terdiri dari delapan orang mahasiswa serta dosen asal Osaka Institute of Technology (OIT) Jepang dan enam orang lainnya dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).

 

Kedatangan mereka sebagai wujud implementasi kerjasama antara UKWMS dengan NTUST dan OIT berupa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) selama lima hari yang mengangkat tema ‘Exploring the Potentials of Indonesian Indigenous Crops for the Benefits of Mankind’. Kerjasama yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik ini turut melibatkan mahasiswa FTP, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keperawatan di UKWMS. “Harapannya dengan semakin banyak mahasiswa yang terlibat, semakin banyak pula yang mendulang manfaat,” ujar Drs. Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D. selaku Rektor UKWMS.

 

Siang itu, beberapa mahasiswa FTP tampak mengenakan pakaian adat tradisional Indonesia dan menyambut rombongan delegasi dengan alunan lagu Kokoro no Tomo (bahasa Jepang), Yue Liang Dai Biao Wo De Xin (bahasa Mandarin) dan Surabaya Oh Surabaya (bahasa Indonesia). Singkong dan pisang goreng serta minuman tradisional khas Indonesia seperti beras kencur hasil penelitian mahasiswa dan dosen pun disajikan untuk memperkenalkan mereka terhadap renyah dan nikmatnya olahan pangan nusantara. Sejatinya hal ini dimaksudkan sebagai sarana untuk mahasiswa dapat saling belajar. Acara lantas dilanjutkan dengan perkuliahan tentang pengolahan pangan, khususnya buah Durian yang disampaikan oleh Drs. Sutarjo Surjoseputro MS., selaku dosen FTP UKWMS.

 

Usai menerima materi perkuliahan, para tamu bergabung langsung dalam praktikum pembelajaran teknologi pengolahan pangan menggunakan bahan baku durian. Mulai dari wine durian, kue sus durian, ketan durian hingga klappertart, prol serta es teler durian dihasilkan dari meja praktik mereka di Laboratorium TPP. “Kami memang punya ‘agenda’ membuat mereka semua mabuk durian,” kelakar Ir. Suryadi Ismadji, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik UKWMS. Meskipun diawali dengan santai, acara PBL kali ini akan menjadi ajang pembelajaran bersama mengenai teknologi bebas limbah yang sejak beberapa tahun belakangan menjadi fokus beberapa penelitian di Jurusan Teknik Kimia UKWMS.

 

Memandang kesempatan ini juga sebagai ajang untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang perlu dilestarikan, Ir. Thomas Indarto Putut Suseno., MP. selaku Dekan FTP UKWMS menyampaikan bahwa acara makan siang hari itu juga akan dibuat istimewa. “Kami melakukan prosesi perarakan tiga buah tumpeng nasi kuning yang melambangkan tiga negara dan satu tampah berisi pisang raja. Mereka yang bertugas mengusung tumpeng akan mengenakan pakaian tradisional dan saat berjalan mereka akan diiringi dengan alunan gending Kebo Giro,” urainya. Tentu saja, pada saat prosesi juga dijelaskan tentang makna serta filosofi di balik tumpeng yang disajikan, maupun penggunaan pisang raja dalam beragam acara kebudayaan di Indonesia. Selain itu, agar bisa semakin melekat dalam kenangan, seluruh peserta acara tidak akan menggunakan piring maupun sendok. “Sengaja kami ajarkan mereka serunya makan menggunakan pincuk daun pisang sebagai alas dan suru untuk menyendok nasi serta lauknya,” tandas Thomas.

 

Profesor Masahiro Muraoka, Ph.D yang merupakan pengajar di Department of Applied Chemistry dari Faculty of Engineering di Osaka Institute of Technology mengungkapkan kesan positif terhadap acara PBL bersama NTUST dan UKWMS. “Dari awal saya sangat bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini. Durian adalah buah yang sangat unik dan khas Indonesia. Sebagai peneliti di bidang kimia organik, sangat menarik bagi saya untuk meneliti senyawa kimia apa yang terkandung dalam durian hingga baunya dapat begitu unik dan bertahan lama. Di Jepang tidak banyak kesempatan bagi kami untuk bisa menikmati buah ini apalagi menelitinya, jadi ini memang kesempatan yang langka,” ungkapnya. Senada dengan Masahiro, Prof. Dr. Ho, Jinn-Hsuan yang menjadi Dosen Pendamping untuk lima orang mahasiswa dari NTUST juga menyatakan terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang ramah dan bersedia berbagi kesempatan dengan mereka untuk belajar lintas budaya. (ro)