Surabaya, KabarGRESS.com – Sebanyak 1.200 peserta yang terdiri dari para developer dan perusahaan teknologi berkumpul dalam event BeKraf developer day Surabaya yang digelar oleh komunitas developer, di JW Marriot, Surabaya, Minggu (4/9/2016).
Dalam event tersebut, menghadirkan keynote speaker diantaranya Hari Sungkari (Deputi Infrastruktur, Badan Ekonomi Kreatif), Narenda Wicaksono (Co-Founder Dicoding Indonesia) dan Aryo Nugroho (Co-Founder, Catfiz Messenger).
Salah satu pembicara kunci yakni Aryo Nugroho dari Catfiz messenger, menjelaskan model bisnis industri kreatif penta helix (akademisi, Bisnis, Community, Government, Media) yang dijalankan oleh Catfiz messenger sejak 2009 hingga saat ini.
Dikatakan Aryo, proses pengembangan Catfiz agak terlambat karena melalui proses resources yang panjang dan membutuhkan perjuangan sehingga dikembangkan saat pengembangnya berusia 40 tahun. “Padahal sekarang ini para developernya makin muda-muda. Tetapi, karena butuh resource” Kata Aryo.
“Kemunculan Catfiz, dimulai dari pertemanan, kemudian ke Surabaya open source, lalu di era Android, dan saat ini telah di sematkan ke Market place yang bisa di akses oleh semua orang” Terang Aryo, menjelaskan.
Data resource kami, terang Aryo, PDB Indonesia makin lama makin gede, dan kebutuhan akan teknologi kedepannya semakin besar. Saat era awalnya catfiz Indonesia baru musim blackberry, kemudian masuknya android ke Indonesia, dan saat itu juga kebanyakan menggunakan handphone nexian. Kedepannya, justru akan ada smartphone lokal disana.
“Pada 2009 yang paling banyak menggunakan catfiz adalah di usia Sekolah, lambat laun bergeser, dengan umur yang berbeda. Itulah kemudian, catfiz meraih 1 juta pengguna tidak sampai 1 tahun. Namun, ada tidak enaknya dengan pengguna diusia sekolah karena tidak bisa menggenjot dari sisi bisnis” Jelas Aryo.
Lalu, papar Aryo, pada 2011 Catfiz masuk beta rilis dan November 2012 melejit dengan 2,2 juta pengguna. Dari situ, kita dapat menganalisa Bisnis actitivty. Dalam rilisnya, terang Aryo, Catfiz dibantu Media lokal, yang di running berkali kali. Lalu, Dikti menobatkan catfiz karena muncul dari perguruan tinggi.
Dan saat ini, Catfiz masuk dalam 3 besar aplikasi over the top (OTT) Nasional yang diakui pemerintah. Untuk pengguna di Indonesia yaitu 49 persen dan 51 persen di luar Negeri. Kami tidak terkenal di Indonesia, tetapi terkenal di luar negeri. Jelas Aryo, disambut tepuk tangan peserta BeKraf developer Surabaya.
Diakhir penjelasannya, Aryo mengatakan Catfiz memiliki visi menjadi Sebuah usaha media berbasis Messenger. Saat ini, tengah disiapkan fitur live chat. “Sebenarnya fitur ini telah lama dibangun, akan tetapi terkait jaringan data Internet yang belum menyeluruh di Indonesia, maka project ini belum di rilis resmi” Tambah Aryo.
Diakhir pemaparannya, Aryo mengungkapkan alasan Catfiz dibangun di Surabaya “Kita bisa membuat aplikasi kita ini di Surabaya tidak perlu di jakarta, ini karena terkait pertumbuhan traffik di Jakarta terlalu besar, kita ingin adanya pertumbuhan traffik juga di Surabaya, jika ini terjadi maka mereka akan datang kepada kita. tutup Aryo. (ro)
More Stories
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
SENAM , BANJIR DOORPRIZE WARNAI HUT . RI DI DESA WATUTULIS
KEKOMPAKAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN JAWA TIMUR