Surabaya, KabarGRESS.com – Dengan lagu, kita bisa bersatu meski berbeda Negara. Walau berbeda bahasa dan budaya, tak menjadikan masalah saat para peserta tampil bersama dalam penutupan Community Outreach Program (COP) UK Petra siang itu (04/08) di kampus UK Petra. Saling tertawa dan bercanda, Itulah yang tergambar jelas dalam aksi 192 mahasiswa peserta Community Outreach Program (COP) 2016 Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Hari ini merupakan hari terakhir mereka saling berinteraksi satu sama lain setelah 20 hari lamanya mereka bekerja sama membangun desa di Mojokerto. “Welcome back to Surabaya, to all of you”, ungkap Rektor UK Petra, Prof. Ir. Rolly Intan, M.A.Sc., Dr. Eng. yang diwakili oleh Agus Arianto Toly, S.E., AK., M.S.A selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UK Petra saat membuka dalam acara penutupan COP siang itu. Prof. Rolly berpesan, meski mengalami suka dan duka, ia sangat menghargai kerjasama para peserta COP yang sangat luar biasa dalam program ini untuk saling bahu membahu membantu pembangunan masyarakat Indonesia. “Saya harap para mahasiswa internasional akan membawa pulang pengalaman yang sudah di dapat ini ke Negara asalnya untuk kemudian secara berkelanjutan membagikan serta melayani masyarakat di negaranya,” ungkap Prof. Rolly Intan dalam pesan tertulisnya.
Tak ketinggalan, Professor John Latham selaku Vice Chancellor (Wakil Rektor) dari Coventry University-Inggris memberikan apresiasinya dalam kegiatan COP 2016. “ It’s a fantastic experience, because collaborate with different country to help people. I Hope this program will continue to make something positive”, urai Professor John saat pembukaan COP 2016. Mulai 14 Juli hingga 3 Agustus 2016 yang lalu, para peserta COP yang terdiri dari 9 negara dan 13 universitas Luar Negeri dan Dalam Negeri tersebut ditempatkan enam lokasi berbeda di lima desa yaitu Desa Jembul, Dusun Lebaksari dan Dusun Siman di Desa Rejosari, Dusun Gumeng di Desa Gumeng, Desa Dilem dan Desa Jatidukuh.
Beragam kegiatan telah dilakukannya mulai dari pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik. Pembangunan fisik diantaranya membangun gapura masuk, memperbaiki toilet umum, pembenahan sistem distribusi air, mempercantik (mural) gedung sekolah sekitar, pembuatan alat penjernihan air hingga penyediaan alat bermain luar ruangan anak PAUD. Sedangkan pembangunan non fisiknya meliputi penyuluhan menjaga kesehatan serta lingkungan, mengajar bahasa Inggris hingga pelatihan pembuatan pupuk organik. Di sela – sela acara penutupan tersebut, dilaksanakan peresmian pemberian bantuan jaringan telekomunikasi sebesar 65 Mbps yang diserahkan langsung oleh Executive Vice President Telkom Regional V Jawa, Bali dan Nusa Tenggara kepada Sri Wahyuni selaku Kepala Desa Gumeng.
“Kami sangat bangga dan berterima kasih masih diberi kesempatan oleh COP UK Petra untuk datang kembali menengok desa kami. Sebelumnya desa kami yang berpenduduk 141 Kepala Keluarga ini memang sangat susah sinyal, hanya ada di bagian atas desa saja. Akan tetapi sejak ada bantuan ini, kami jadi lebih mudah berkomunikasi satu sama lain,” urai Sri saat diwawancarai melalui telepon.
Penampilan dalam penutupan COP 2016, di bagi berdasarkan tiap desa. Tak hanya gerak dan lagu saja, akan tetapi mereka juga menyajikan video kegiatan saat bekerja di desanya masing-masing. Sangat kreatif! Itulah yang terkesan dalam acara penutupan COP 2016 tersebut. “kami hanya latihan satu hari saja untuk mempersiapkan penampilan ini. Meski tak maksimal tapi kami sangat bahagia,” ungkap Lorensius Chung selaku Ketua Kelompok Desa Jatidukuh. Saat sesi terakhir, tangisan tak terbendung lagi di antara para peserta COP 2016. Mereka saling berpelukan satu sama lain dan berfoto sebagai moment perpisahan. Selamat jalan, sampai bertemu di COP 2017! (ro)
More Stories
Mampu Yakinkan Panelis, Mei Diunggulkan Jadi Rektor Unitomo
Wagub Emil, Tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah Hadir di Wisuda STIT Islamiyah KP Paron
FK UKWMS Melantik Dekan Baru