Satu-satunya Pembasmi Musuh bersama di Rumah Sakit Seluruh Dunia
Surabaya, KabarGRESS.com – Tim Imunologi Pasca Sarjana Universitas Airlangga hari ini mengumumkan hasil riset “Studi Efektivitas Zat Aktif dalethyne pada Luka Insisi dan Luka Insisi yang Terinfeksi pada Rattus Norvegicus” dimana ditemukan bahwa zat aktif bernama dalethyne pada produk MedCare diyakini sebagai satu-satunya metode pengobatan untuk memerangi infeksi nosocomial di Rumah Sakit seluruh dunia. Infeksi nosocomial umumnya disebabkan oleh beberapa mikroorganisme, di antaranya: Methicillin Resisten Staphylococcus Aureus (MRSA), Extended Spectrum Beta Lactam (ESBL), Klebseilla Pneumonia Carbapenemase (KPC), Pseudomonas Aeruginosa. Dan yang terpenting lagi, zat aktif dalethyne ini ditemukan oleh orang Indonesia bernama Kayapan Satya Dharshan.
Sepsis Nosocomial merupakan problem yang serius bagi pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat. Sepsis Nosocomial berhubungan dengan peningkatan di angka kematian, angka kesakitan, dan lama perawatan di Rumah Sakit. Akhirnya, biaya yang dikeluarkan untuk merawat pasien amatlah tinggi. Berdasarkan data WHO tahun 2016, tercatat 7 kasus dari 100 penderita masuk rumah sakit (di negara berkembang) dan 10 kasus dari 100 orang (di negara sedang berkembang) yang terinfeksi MRSA yang terjadi di seluruh dunia. Sementara di negara-negara maju, seperti Eropa dan USA masing-masing sekitar 7.1% dan 4,5%.
Tim peneliti yang beranggotakan 10 orang tersebut diketuai oleh Koordinator Program Studi Imunologi, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Airlangga Surabaya, Dr. dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, MSI. Dalam kesempatan tersebut, ia mengemukakan bahwa, “Kami mengamati beberapa temuan penting yang berhubungan dengan mekanisme kerja zat aktif dalethyne dalam kapasitasnya pada proses penyembuhan luka; yang mana dipercayai temuan ini menjadi terobosan penting pada ilmu kedokteran abad ini dan akan merevolusi modalitas penanganan penyembuhan luka.”
Dalam pengujian tersebut, terdapat beberapa temuan penting yang memperjelas peran zat aktif dalethyne pada proses penyembuhan luka, antara lain:
1. Proses epitelialisasi, dibandingkan kontrol proses epitelisasi pada hewan coba yang diberikan MedCare hasilnya lebih bagus dan lebih cepat
2. Proliferasi fibroblast dan penebalan kolagen, pada luka yang terinfeksi menunjukkan bahwa proses proliferasi dan penebalan kolagen menjadi lebih cepat terjadi dibandingkan kontrol
3. Proses pembentukan neovaskularisasi, proses ini menjadi penting untuk mendukung proses epitelisasi dan proliferasi fibroblast, karena mensuplai nutrisi dan oksigen ke jaringan yang mengalami penyembuhan luka
4. Membunuh mikroorganisme penyebab infeksi nosocomial
Program Studi Imunologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga merupakan satu-satunya program studi S2 di Indonesia dan menjadi sarana belajar, pemerhati perkembangan imunologi di Indonesia. Salah satunya dengan membuka diri dan bekerja sama dengan pihak swasta, serta terlibat aktif dalam riset dasar maupun terapan, baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam penelitian ini, tim peneliti melakukan uji zat aktif dalethyne yang secara eksklusif digunakan pada produk MedCare milik Dermozone Indonesia terhadap mikroba penyebab infeksi nosocomial, yaitu:
1. Staphylococcus aureus
2. Staphylococcus epidermidis
3. Streptococcus pyogenes
4. Pseudomonas aeruginosa
5. Acinetobacterbaumanii
6. Methicillin Resisten Staphylococcus Aureus (MRSA)
7. Extended Spectrum Beta Lactam (ESBL):
a. Escehedrichic coli
b. Klebseilla pneumoni
8. Klebseilla Pneumonia Carbapenemase (KPC)
Dua tahapan pengujian dilakukan pada zat aktif Dalethyne pada produk MedCare; yang pertama, secara in vitro menggunakan mikroba penyebab infeksi nosokomial dan yang kedua secara in vivo menggunakan hewan coba untuk melihat efektivitas pengobatan pada infeksi. Secara in vitro, ditemukan kadar hambat minimal zat aktif dalethyne terhadap masing-masing kuman sangat kecil dibandingkan dosis terapi yang ada pada Medcare. Sedangkan secara in vivo, tim peneliti mengamati hewan coba tikus putih selama 5 hari dan semua hidup dan dengan demikian membuktikan dalethyne bekerja dengan baik terhadap kuman-kuman penyebab infeksi baik yang ada di Rumah Sakit (nosokomial) maupun yang ada di masyarakat.
“Kami menemukan bahwasanya zat aktif dalethyne dapat membunuh kuman-kuman tersebut dengan konsentrasi 50%, studi lebih lanjut didapatkan kemampuan membunuh kuman secara total, jadi boleh dikatakan zat aktif dalethyne ini Cidal. Dengan ini, apabila terjadi infeksi dengan kuman tersebut pada luka, maka dalethyne dapat menjadi terapi utama di Rumah Sakit dan layanan kesehatan lain,“ papar Dr. dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, MSI.
Zat Aktif Dalethyne
Menanggapi hasil pengujian tersebut, Kayapan Satya Dharshan penemu zat aktif dalethyne berkata, “Saya berterima kasih kepada Pencipta alam semesta karena telah diijinkan untuk memberikan kontribusi penting di bidang kedokteran dan membuat bumi menjadi tempat hidup yang lebih baik bagi manusia.”
Satya Dharshan selama bertahun-tahun meneliti dan menciptakan sebuah mesin khusus yang dapat memisahkan komponen penting pada minyak dengan menggunakan oksigen, yaitu: peroxide, anisidine, iodine and aldehyde, yang selanjutnya disebut dalethyne. “Dalet berarti empat dalam bahasa Ibrani, melambangkan empat komponen pada minyak yang bekerja sama dalam proses penyembuhan luka,” Dharshan menjelaskan. Untuk temuannya tersebut, Dharshan telah mendaftarkan hak ciptanya di Intellectual Property Office United Kingdom Number GB 2473440.
Hingga hari ini, zat aktif dalethyne telah diuji di berbagai negara lain di dunia, seperti Inggris dan Malaysia, serta secara eksklusif digunakan pada rangkaian produk Dermozone Indonesia: Medcare, produk untuk perawatan luka, dan Body Care, produk perawatan kesehatan kulit.
Dalam dunia kedokteran sampai saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi infeksi nosokomial, suatu infeksi yang didapat di rumah sakit pada saat rawat inap, rawat jalan atau saat berkunjung ke rumah sakit. Banyaknya sediaan antibiotik yang menjadi resisten terhadap kuman nosokomial terjadi karena bakteri-bakteri tersebut memiliki kemampuan menghasilkan enzim betalactamase dan sejenisnya, sedangkan untuk Pseudomonas Aeruginosa membentuk biofilm untuk melindungi diri dari antibiotik.
Penyakit yang sering ditemui dan disebabkan oleh kuman Nosocomial, di antaranya penyakit infeksi saluran kemih, penyakit infeksi aliran darah, pneumonia dan infeksi pada luka operasi.
Dharshan menambahkan, “Bersama Tim Imunologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Kami akan melakukan penelitian lanjutan untuk membuat modalitas terapi baru untuk memberikan solusi pada berbagai permasalahan di dunia kedokteran saat ini dan masa mendatang.” Untuk itu, Dermozone Indonesia menyiapkan dukungan fasilitas produksi yang berlokasi di Cikarang, Bekasi dan Pasuruan, Jawa Timur.
Direktur Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Airlangga, Prof. DR. Sri Iswati, SE, MSI, Ak mengatakan, ”Kami menyambut gembira temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Tim Imunologi Pasca Sarjana Universitas Airlangga, yang dapat menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Kami berharap pemerintah menyambut baik akan hasil temuan riset ini dan temuan ini akan dilanjutkan dengan penelitian selanjutnya.”
“Terpenting dari semua itu adalah zat aktif dalethyne ini ditemukan oleh anak bangsa Indonesia, bernama Kayapan Satya Dharshan, diuji oleh anak bangsa Indonesia, pada Program Studi Imunologi Sekolah Pascasarjana Unair, satu- satunya program Pasca Sarjana imunologi di lndonesia. Kami yakin hasil riset ini akan memberikan social impact secara global terutama di bidang Kedokteran,” tukas Prof. DR. Sri Iswati, SE, MSI, Ak menutup acara Konferensi Pers antara Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Airlangga dengan Dermozone Indonesia. (ro)
More Stories
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
SENAM , BANJIR DOORPRIZE WARNAI HUT . RI DI DESA WATUTULIS
KEKOMPAKAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN JAWA TIMUR