Turen, Malang, KabarGress.com – Untuk pertama kalinya, PT Pindad (Persero) mengajak puluhan awak media dari Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, melihat dari dekat proses pembuatan munisi di pabrik Divisi Munisi Turen, Jl Panglima Sudirman No. 1, Turen, Malang, serta Lorong 1.000, Rabu (11/5/2016). Acara yang dikemas dalam Media Gathering 2016 tersebut diantaranya dihadiri langsung Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, beserta Sekretaris PT Pindad, Bayu Fiantoro.
Sekretaris PT Pindad, Bayu Fiantoro, mengungkapkan apresiasinya atas kerjasama dengan media selama ini. “Press gathering semacam ini sebenarnya sudah rutin dilakukan, untuk mempererat tali silaturahmi. Dan ini kali pertama diadakan di Divisi Munisi Turen, Malang. Sebelumnya juga sudah pernah diadakan di Bandung,” jelasnya di sela-sela acara.
Puluhan wartawan baik cetak, elektronik maupun online, awalnya mendapatkan briefing dan paparan Divisi Munisi, bertempat di Gedung Pola. Dimana dalam ruangan tersebut juga terpajang sebagian besar produk-produk senjata dan munisi dari PT Pindad. Kemudian dilanjut Munisi Kaliber Kecil (MKK) Plan Visit di Hall OP MKK, dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing 6 awak media. “Mohon maaf semua barang termasuk kamera dan HP ditinggalkan saja di Gedung Pola. Karena tidak boleh mengambil dan merekam dalam Hall OP MKK,” terdengar pengumuman dari panitia media gatering.
Dari pengamatan KabarGress.com, proses pembuatan munisi kaliber kecil di pabrik Pindad ini benar-benar mengagumkan. Sangat bersih lokasi produksinya, dan memang Malang merupakan daerah yang hawanya sangat sejuk. “Saya sangat senang melihat-lihat langsung proses produksi munisi kaliber kecil ini. Karena memang tidak gampang masuk lokasi produksi industri strategis seperti ini. Benar-benar kesempatan yang sangat istimewa bagi saya,” ujar M. Ali, salah satu wartawan media cetak asal Surabaya.
Dan memang ketat selama MKK Plan Visit, karena setiap kelompok yang terdiri 6 awak media dengan dipandu dari seorang petugas dari PT Pindad, masih dikawal beberapa anggota TNI. Setelah lebih kurang 30 menit berkeliling melihat langsung proses produksi munisi, puluhan wartawan diajak menuju Lorong 1.000 yang jaraknya sekitar 5 kilometer. Tempatnya dijaga ketat dan tertutup karena memang menjadi tempat pengujian senjata maupun pembuatan bahan peledak.
Dinamakan Lorong Seribu karena lokasinya berada diantara dua celah seperti bukit sepanjang 1.000 meter. Rimbun dan sunyi. Kawasan ini merupakan zona aman sekaligus zona terlarang. Tidak sembarang orang boleh masuk ke Lorong Seribu. Pasalnya, di kawasan ini terdapat pusat peramuan dan pembuatan bahan peledak sehingga sangat berbahaya.
Kondisi di Lorong Seribu cukup panas. Nyaris tidak ada angin yang berhembus meski sebenarnya mirip tanah lapang nan luas. Hanya saja, karena memang jadi tempat menguji akurasi munisi buatan Pindad Turen, lokasi ini cukup hening.
Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, menjelaskan lorong seribu memang panas karena lokasinya seperti blok. Terhadang dua bukit kecil yang tingginya kira-kira hampir 5 meter. “Gak ada angin ya disini. Cukup panas. Inilah namanya Lorong Seribu. Selamat datang teman-teman wartawan,” ujarnya.
Sebelum membuka resmi lomba menembak antar wartawan, Silmy menyempatkan diri mendemokan presisi senjata produk Pindad, yakni Senapan Penembak Runduk/SPR-2 Cal 12,7 mm yang merupakan senapan berpresesi tinggi. “Bahkan senapan ini mampu menembus baja tank,” tandas Silmy.
Beberapa perwakilan media juga diberikan kesempatan menjajal keakuratan SPR-2 menghajar sasaran. “Ini mungkin pengalaman sangat berharga bagi rekan-rekan wartawan. Karena tidak semua orang bisa menjajal senapan baru buatan Pindad jenis SPR2 dengan jarak bidik efektif 2 kilometer,” paparnya.
Suara senapan andalan PT Pindad ini, cukup memekakkan telinga. Namun, perwakilan wartawan yang diberi waktu mencoba senapan tersebut, sukses di target dengan sempurna. “Wah canggih juga teman-teman wartawan. Bisa membidik dua sekaligus dengan tepat,” puji Silmy.
Pada kesempatan sama, juga diluncurkan dan didemokan keunggulan senapan yang diberi nama Senapan Serbu (SS) 2 Subsonic. “SS2 Subsonoc ini merupakan modifikasi dari SS2 yang merupakan produk senapan andalan Pindad. SS2 menjadi senapan terlaris yang diproduksi oleh Pindad. Hal ini yang menjadikan perseroan memiliki keinginan untuk melakukan modifikasi,” terangnya.
SS2 Subsonic ini diklaim Silmy menjadi senjata paling senyap saat digunakan. Produk pesaingnya MP7 diakui Silmy suaranya masih lebih kencang dibandingkan Subsonic produksi Pindad ini. “Saya waktu mencobanya saja kaget, saya pernah mencoba MP7, tapi ternyata suaranya lebih senyap, ini luar biasa,” ujar Silmy.
Untuk menghasilkan senapan seperti ini, Silmy mengaku peluru yang digunakan juga harus khusus. Inilah yang menjadi keunggulan SS2 Subsonic. “Pelurunya ini khusus, kalibernya juga lebih besar dari MP7,” lanjutnya.
Usai demo presisi SPR-2 dan SS2 Subsonic, acara dilanjutkan lomba menembak yang secara resmi dibuka Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim. Dalam lomba tembak tersebut, dibagi kategori senjata genggam tipe pistol G2 versi Elite berkaliber 9 mm berjarak 15 meter dan senapan laras panjang SS2-V5 berkaliber 5,56 mm dengan jarak tembak 50 meter. (ro)
Teks foto:
- Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, mendemokan presisi Senapan Penembak Runduk atau dikenal SPR-2.
- Salah satu perwakilan awak media menjajal keunggulan Senapan Serbu SS2 Subsonic.
- Para wartawan Surabaya dengan beberapa senjata produksi PT Pindad.
More Stories
Civitas Akademika Universitas Dr. Soetomo, Beri Ucapan Bela Sungkawa Terhadap Korban Sriwijaya SJ182
MAS KELANA , MINTA PARA KADER HADIRI HUT KE -11 DI SEMARANG
PIPPA HADIR MEMBANTU MERECOVERY PELESTARIAN ALAM