Surabaya, KabarGress.com – Komoditas kopi Indonesia mendapatkan minat cukup besar dari para konsumen kopi di Aljazair. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pasar Aljazair terhadap kopi asal Indonesia semakin meningkat. Cita rasa kopi Indonesia yang khas menjadi faktor utama penarik minat masyarakat Aljazair. Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang pengusaha dan importir kopi Indonesia asal Aljazair, Fouad Hamdani.
“Saya perhatikan dalam beberapa tahun terakhir, kopi asal Indonesia ini merupakan salah satu kopi yang cukup digemari masyarakat di sini (Aljazair). Cita rasa yang dimiliki kopi Indonesia cukup khas dan unik, sehingga menjadi favorit warga, “ ujar Fouad yang juga direktur PT Africafe, salah satu perusahaan kopi terbesar Aljazair yang juga mengekspor produknya ke negara-negara lain ke Afrika dan Eropa.
Saat ditemui Dubes Indonesia untuk Aljazair, Safira Machrusah di Perusahaannya di Tlemcen, 458 km dari Ibukota Alger akhir pekan lalu, Fouad menandaskan, jenis kopi Indonesia yang banyak masuk ke Aljazair adalah kopi robusta. Sementara untuk jenis arabica masih belum terlalu banyak. Total, perseroan melakukan impor kopi dari Indonesia mencapai 6000 ton per tahun. Pihaknya berencana akan menambah volume impor kopi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan, mengingat tren permintaan pasar Aljazair untuk kopi robusta Indonesia cenderung meningkat.
“Melihat tren permintaan kopi Indonesia yang semakin meningkat, kami akan berusaha untuk meningkatkan volume impor kopi kami dari Indonesia. Tapi saya belum bisa memastikan seberapa besar peningkatan tersebut karena untuk lebih jelasnya, kami masih akan melakukan survey pasar terlebih dahulu.”
Kendati demikian, pihaknya mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi ketika melakukan importasi kopi asal Indonesia. Semisal, proses importasi hingga saat ini masih harus melalui pihak ketiga yaitu dari para trader dari negara-negara Eropa seperti dari Belgia dan Perancis. Ini disebabkan sampai saat ini barang yang keluar-masuk dari Indonesia ke Aljazair harus dikenai biaya bea cukai yang cukup tinggi, akibat belum terlaksananya Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-2 antara RI-Aljazair.
Kendala lain yang dihadapi adalah Aljazair bukan merupakan pasar tradisional negara tujuan ekspor kopi oleh produsen dari Indonesia. Selama ini, produsen Indonesia lebih memilih mengekspor produknya ke pasar Eropa, Asia dan Amerika.
Meskipun secara hitungan bisnis, akibat kendala yang ada, impor kopi dari Indonesia kurang menguntungkan, tapi pihaknya tetap melakukan importasi kopi Indonesia lantaran peminatnya yang cukup banyak. Untuk itu Fouad berharap agar Duta Besar Indonesia bisa mengusahakan peningkatan level kerjasama perdagangan antara dua negara, khususnya dalam komoditas kopi. Dirinya juga berharap dapat melakukan transaksi langsung dengan petani kopi asal Indonesia tanpa melalui perantara pihak ketiga.
Menanggapi hal tersebut Dubes RI menyarankan agar para pengusaha kopi Aljazair untuk membuka kantor perwakilan dagang di Indonesia. “Jika Bapak mau membuka kantor perwakilan dagang di Indonesia. Saya rasa di samping untuk memperkenalkan Aljazair sebagai negara baru tujuan ekspor kopi Indonesia, juga agar para pengusaha Aljazair bisa lebih dikenal oleh para produsen kopi di Indonesia,” ujar Safira.
Diharapkan dengan pembukaan kantor perwakilan dagang di indonesia, para importir kopi Aljazair dapat bertransaksi secara langsung dengan para produsen asal Indonesia, sehingga harga yang didapatkan bisa lebih kompetitif. Dubes juga mengupayakan agar dapat diselenggarakannya Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-2 antara dua negara, khususnya untuk membuka penghalang (barrier) yang selama ini menjadi batu sandungan cukup signifikan bagi perdagangan kedua negara.
Aljazair merupakan salah satu konsumen terbesar kopi di Timur Tengah dan Afrika. Tren pertumbuhan konsumsi kopi di Aljazair terus mengalami peningkatan volume dari 3 persen pada tahun 2012, menjadi sebesar 6 persen dari selama 2014. Secara rata-rata, orang Aljazair mengkonsumsi sekitar 13 gram kopi per hari, atau sebanyak 4 kilogram per tahun.
Teks foto:
– Dubes RI untuk Aljazair, Safira Machrusah sedang memperhatikan proses pembuatan kopi instan yang berasal dari bahan baku biji kopi Indonesia.
– Pengusaha Aljazair, Fouad Hamdani tengah memperlihatkan biji kopi yang diimpor dari Indonesia kepada Dubes RI.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan