Surabaya, KabarGress.com – Suporter (pendukung) klub-klub sepak bola di sejumlah daerah di Jatim diminta untuk mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan persepakbolaan di Jatim. Salah satunya dengan membentuk tim kecil yang dipimpin oleh Kapolda, Pangdam, Kejati, Bupati, dan Kapolres dengan melibatkan suporter untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi khususnya persepakbolaan di Jatim.
“Usulan kepada suporter untuk mencari solusi bersama, yang merumuskan bagaimana baiknya untuk memecahkan permasalahan sepak bola di Jatim seperti apa. Dengan perumusan itu, diharapkan dapat menjaga persepakbolaan Jatim lebih baik,” ujar Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat Forum Silaturahmi Pecinta Sepak Bola di Wilayah Jawa Timur di Gedung Mahameru Mapolda Jatim Jl. A. Yani Surabaya, Rabu (2/3).
Ia mengatakan, suporter harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan penyelesaian masalah. Pelibatan suporter dalam penyelesaian masalah sangat penting dilakukan. Peran pemerintah provinsi, kabupaten/kota, bersama forpimda akan mendukung apa yang diinginkan suporter.
“Yang bisa mencari perumusan penyelesaian masalah adalah suporter sendiri. Yang melakukan harus ambil keputusan bersama,” jelas Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Lebih lanjut disampaikannya, membentuk tim kecil, yang tujuannya agar semua suporter sepak bola saling memahami pentingnya kebersamaan dan kekompakan termasuk gotong royong. Kalau semua itu bisa dipahami antar suporter, maka tidak ada lagi ibaratanya tawuran antar suporter. Semua warga Jawa Timur ibaratnya seperti saudara sendiri.
“Saya mendukung apapun keputusannya terkait forum silahturahmi ini, asal sesama suporter dan pecinta sepakbola hidup damai dan rukun. Saya tidak ingin mendengar lagi kerusuhan sepakbola di Jatim. Kami minta semua suporter bisa menjaga Jawa Timur tetap kondusif. Mari kita tingkatkan saling menjalin kebersamaan,” pinta Pakde Karwo.
Pakde Karwo mengapresiasi langkah yang dilakukan Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Anton Setiadji, SH, MH yang membuat forum silaturahmi dengan melibatkan pecinta atau suporter sepak bola, beserta forpimda provinsi dan kabupaten/kota. Sehingga ada koordinasi yang baik antar semua pihak dalam penyelesaian masalah sepak bola di Jatim.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Anton Setiadji, SH, MH mengatakan, Provinsi Jati sebagian besar wilayahnya memiliki klub sepak bola yang cukup besar. Masyarakat Jatim pun paling senang nonton sepak bola. Hal ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Jatim. Namun ada keprihatinan yang timbul dari perilaku agresif dari suporter yang memiliki fanatisme sempit.
“Selaku Kapolda Jatim, sangat prihatin kejadian-kejadian perkelahian antar suporter. Banyak klub sepak bola, tetapi rebut terus. suporter sepak bola, yang cenderung belum bisa rukun, kompak dan menjalin kebersamaan sehingga antar supoter menjadi kompak dan tidak sudah tidak ada lagi yang namanya tawuran antar suporter. Padahal dengan banyaknya klub sepak bola menjadi aset kita untuk memajukan persepakbolaan di Jatim. Tindak tegas kepada suporter yang anarkhis,” tegasnya.
Berkaca dari kejadian yang telah terjadi akibat perilaku agresif dari suporter, lanjut Kapolda Jatim, Polda Jatim memiliki strategi mengatasi permasalahan dengan membentuk forum silaturahim pecinta sepak bola Jatim. Forum tersebut sebagai wadah komunikasi dan koordinasi antara klub, suporter, dengan forpimda provinsi, kabupaten/kota.
Ia berharap, forum yang rencananya akan digelar tiap tiga bulan sekali ini sekaligus untuk mewadahi aspirasi dan koordinasi antar klub sepak bola. Termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi antar suporter.
“Rencananya, acara ini akan digelar setiap tiga bulan sekali. Acara ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan kekompakan para suporter sepak bola diJatim. Selaku wong Jawa Timur, ayo bangun dan majukan Jatim teruma persepakbolaannya. Mari bersama-sama mencari solusi terbaik untuk memajukan sepak bola di Jatim,” harap Jenderal berbintang dua itu.
Menurutnya, jika semua pertandingan berjalan lancar termasuk suporter bisa mengendalikan diri untuk tidak berkelahi dan menang kalah harus dipahami, maka tentunya semuanya aman dan situasi kondusif.
Bisa dibayangkan, Jatim gudangnya atlit termasuk sepak bola dan juga banyak club. Kalau semua itu tidak dipahami dan para penonton atau suporter ribut terus, maka pastinya yang dimusuhi jelas temannya sendiri. “Mosok karo konco dewe antar suporter tawuran. Padahal sama sama warga Jawa Timur,” tandas Kapolda.
Pada kesempatan yang sama, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi mengapresiasi kepada masyarakat Jatim yang telah membuat pelaksanaan Piala Sudirman dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar di Jatim. Suasana ini yang diinginkan dan terjadi terus menerus di Jatim.
Ia mengatakan, dirinya memiliki tugas untuk mengembalikan kejayaan Jatim, sepak bola di Jatim. Untuk itu, ia berharap tidak ada lagi perkelahian antar suporter seperti Arema Malang dengan Persebaya Surabaya.
“Saya berharap ada solusi bagaimana bisa menyatukan lagi suasana tertib dan lancar. Niat untuk bisa rukun, pasti bisa mengembalikan suporter bisa tertib dan damai. Kalau semua lancar, aman dan situasi kondusif atas dukungan semua pihak, maka sepak bola di Jawa Timur bisa lebih maju dan jelas jadi perhitungan club club lain yang ada di lura Jawa Timur,” harapnya.
Hadir dalam forum silaturahmi tersebut Gubernur Jatim, Kapolda dan Wakapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Bupati/Walikota di beberapa wilayah Jatim, Kapolres dan Dandim di kabupaten/kota di Jatim, suporter dari Arema Malang, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Gresik United, Persik Kediri, Madura United, PSBK Kota Blitar, PSBI Kab. Blitar, Perseta Tulungagung, Persinga Ngawi, Persipro Probolinggo, Persewangi Banyuwangi, Persekapas Pasuruan, Deltras Sidoarjo, Jember United, Metro FC Malang. (hery)
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF