Surabaya, KabarGress.com – Sepanjang bulan Januari 2016, tingkat isian penumpang (passenger load factor) Singapore Airlines mengalami kenaikan sebesar 3,7 persen poin menjadi 80,2%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angkutan penumpang (diukur dalam pendapatan penumpang tiap kilometer) meningkat sebesar 3,8%, berlawanan dengan penurunan kapasitas sebesar 1,1% (diukur dalam kilometer kursi yang tersedia).
Tingkat isian penumpang (PLF) yang meningkat di seluruh wilayah disebabkan oleh banyaknya penerbangan kembali pasca musim liburan tahun baru, ditambah dengan adanya perubahan jadwal penerbangan ke luar negeri saat perayaan Tahun Baru Imlek, yang sebelumnya terjadi pada bulan Februari di tahun 2015 menjadi akhir Januari di tahun 2016. Kondisi persaingan dan keadaan pasar tetap menantang, sementara kegiatan-kegiatan promosi masih akan berlanjut di negara-negara yang relevan.
Sistem angkutan penumpang SilkAir meningkat 17,5% sepanjang tahun, lebih tinggi dari pertumbuhan kapasitas yang meningkat sebesar 12,2%. Dikarenakan oleh hal tersebut, PLF meningkat sebanyak 3.2 persen poin menjadi 69,7%.Pertumbuhan pada angkutan penumpang di wilayah Asia Timur dan Pasifik melebihi pertumbuhan kapasitas dengan kenaikan tingkat isian penumpang sebesar 4,5 persen poin. Untuk wilayah Asia Barat, kenaikan pada lalu lintas tidak mengimbangi penambahan kapasitas, yang kemudian menghasilkan adanya penurunan tingkat isian penumpang sebesar 0,7 persen.
Sementara itu, sistem angkutan penumpang Scoot mengalami peningkatan sebesar 46,0% sepanjang tahun, lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan kapasitas sebesar 43,5%. Oleh karena itu, tingkat keterisian penumpang meningkat sebanyak 1,4 persen poin menjadi 84,8%. Sebanyak sepuluh pesawat 787 milik Scoot juga telah mulai beroperasi pada bulan Januari 2016. Scoot telah meluncurkan layanan penerbangan menuju Guangzhou pada pertengahan Januari 2016, yang membuat jumlah total dari tujuan penerbangan milik Scoot menjadi sebanyak 18 tujuan pada tujuh negara, termasuk Singapura.
Pada bulan Januari 2016, Tigerair mencatatkan penurunan 0.7% pada angkutan penumpang, sementara itu kapasitas menurun lebih cepat sebesar 4.2%, menyebabkan peningkatan pada tingkat keterisian sebesar 2,9 persen poin menjadi 81,5%.
Secara keseluruhan, tingkat keterisian kargo (cargo load factor – CLF) meningkat sebesar 0,5 persen poin, dengan peningkatan pada lalu lintas kargo (diukur dalam kilometer-ton-angkutan) meningkat sebesar 7,2% melebihi keseluruhan pertumbuhan kapasitas sebesar 6,3%. Tingkat keterisian kargo meningkat di seluruh wilayah, kecuali di wilayah Amerika dikarenakan adanya permintaan yang melebihi perubahan kapasitas. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan