Surabaya, KabarGress.com – Agenda kegiatan ke Bangkalan merupakan kunjungan pertama kali Presiden RI, Joko Widodo di tanah Madura. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi yang didampingi Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan, Menteri Sekretariat Negara, Pramono Anung dan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo meresmikan tiga kapal khusus yakni Kapal Khusus Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara 1, Kapal Perintis KM. Sabuk Nusantara 56 dan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 55 di galangan PT. Adi Luhung Sarana Segara Indonesia, Kab. Bangkalan, Selasa (10/11/2015).
Jokowi, demikian biasa disapa, mengatakan masyarakat kita banyak lupa jika wilayah nusantara 2/3 adalah air. Dan jumlah pulau negeri ini mencapai 17.000. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa. “Saya sangat senang hari ini telah diresmikan 3 kapal. Pada tahun-tahun mendatang kita ingin program tol laut yang menghubungkan pulau-pulau di tanah air semakin banyak. Dengan jumlah kapal angkutan barang maupun manusia semakin banyak akan menurunkan ongkos,” terang presiden.
Dicontohkan, semen di wilayah Papua harganya bisa mencapai jutaan sementara di Jawa hanya puluhan ribu. Ini menunjukkan manajemen distribusi yang belum tertata dengan maksimal. “Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya kapal yang kita bangun nanti akan mengurangi biaya pengiriman sehingga harga tidak berbeda jauh,” ujarnya.
Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya menuturkan, peresmian kapal tersebut akan membantu membuka alur distribusi barang maupun masyarakat ke Jawa Timur. Dengan begitu, perekonomian Jawa Timur akan naik, dan kesejahteraan masyarakat meningkat. “Sampai Triwulan tiga, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,44 persen, sedangkan genie rasio 0,37. Hal tersebut menunjukkan disparitas semakin kecil. Apalagi semakin banyak galangan kapal yang dibangun di
Madura, akan menipiskan disparitas Jawa Timur,” ungkapnya.
Jawa Timur merupakan pintu gerbang ekonomi Indonesia Timur. Sekitar 91 juta penduduk Indonesia Timur dipenuhi kebutuhan dari Jawa Timur. Oleh sebab itu posisi sentral Jawa Timur dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi harus didukung penuh. “Apabila pemerintah ingin memakmurkan Indonesia Timur harus dimulai dari Jawa Timur,” jelas Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Ia menuturkan, peran armada nasional menjadi topik utama RI karena saat ini perannya masih sedikit. Oleh sebab itu, industri galangan nasional mampu membangun kapal yang diperlukan untuk memperkuat konektifitas maritim di tanah air. “Dan juga mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ungkapnya.
Di Jawa Timur ada sebanyak 30 galangan, dengan total kapasitas 135.000 Gwt yang digunakan untuk membuat dan reparasi kapal. Galangan tersebut tersebar di beberapa daerah di Jawa Timur diantaranya 23 galangan di Surabaya, tiga galangan di Madura, tiga glaangan di Banyuwangi, dan satu galangan di Sidoarjo. “Keberadaan galangan kapal tersebut, bertujuan untuk mendukung transportasi nasional dalam rangka jasa perbaikan kapal dan meningkatkan kapasitas pembangunan kapal baru,” lugasnya.
Selain itu, di Jawa Timur juga terdapat 198 sentra industri menengah kapal rakyat yang tersebar di beberapa Kabupaten yakni di Surabaya empat unit, Kab. Lamongan 10 unit, Kab. Gresik empat unit, Kab. Bangkalan 10 unit, Kab. Pamekasan tujuh unit, Kab. Sumenep 10 unit, Kab. Tuban 25 unit, Kab. Pasuruan 45 unit, Kab. Probolinggo enam unit, Kab. Banyuwangi dua unit, Kab. Trenggalek dua unit, Kab. Tulungagung tiga unit dan Kab. Pacitan dua unit. “Sentra industri menengah kapal rakyat tersebut menampung 540 tenaga kerja yang berasal dari penduduk asli Jawa Timur,“ tambahnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan menuturkan peluncuran tiga kapal ini mempunyai maksud dan tujuan masing-masing. Kapal Khusus Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara 1 merupakan kapal pertama yang dibuat dan digunakan untuk mengangkut ternak di Indonesia. Kapal tersebut berkapasitas 500 sapi/kerbau. KM Camara Nusantara I ditempatkan di Pelabuhan Tenau, Kupang sebagai pelabuhan pangkal dengan kode trayek RT-1. Kapal ini melayani angkutan dari Kupang menuju Bima – Tanjung Perak – Tanjung Emas – Cirebon – Tanjung Emas – Tanjung Perak – Bima – Kupang.
KM Sabuk Nusantara 55 akan ditempatkan di Pelabuhan Kota Baru, Kalimantan Selatan sebagai pelabuhan pangkal dengan kode trayek R-12.Kapal dengan daya angkut 265 orang dengan 400 ton barang/kargo ini melayani angkutan dari Kotabaru menuju Batulicin – Marabatuan – Marapadan – Matasiri – Marapadan – Marabatuan – Batulicin – Kotabaru – Majeni dan ke Kotabaru lagi.
KM Sabuk Nusantara 56 ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebagai pelabuhan pangkal dengan kode trayek R-16. Kapal tersebut akan melayani angkutan dari Surabaya menuju Masalembo – Keramaian – Masalembo – Kalianget – Sapudi – Kangean – Pangerungan Besar – Sapekan – Tanjung Wangi – Sapeken – Pangerungan Besar – Kangean – Sapudi – Kalianget – Masalembo – Keramaian – Masalembo dan Surabaya.
”Tahun depan sudah dipesan lima kapal ternak. Untuk rutenya masih belum ditentukan karena harus berhubungan dengan Menteri Pertanian. Kapal pengangkut ternak tersebut sudah sesuai dengan standart yang ditentukan dunia,” ungkapnya. (ro/hery)
Teks foto:
- Presiden Jokowi meninjau kapal Sabuk Nusantara 56 yang baru saja di resmikan penggunaannya.
- Gubernur Jatim, Pakde Karwo, Menteri Perhubungan RI, Ignatius Jonan, Presiden Joko Widodo, saat mengikuti rangkaian acara peresmian 3 kapal.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan