22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Baidu Indonesia Meluncurkan Program Pengembangan Ekonomi dan Ekosistem Berbasis Internet

“Grow Local, Go Global!”

Melalui program ini, Baidu mendukung startup dan para pengembang aplikasi lokal, serta turut serta mengembangkan industri digital Tanah Air dengan membuka akses bagi mereka untuk memasuki pasar Tiongkok.

Baidu Indonesia Meluncurkan Program Pengembangan Ekonomi dan Ekosistem Berbasis InternetJakarta, KabarGress.com – Memasuki tahun ketiga di  Indonesia, Baidu meluncurkan Program Pengembangan Ekonomi dan Ekosistem Berbasis Internet sebagai upaya mengembangkan industri kreatif digital di Indonesia. Bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Baidu mencanangkan dua agenda kerja dalam program tersebut, yaitu Program “Grow Local” untuk mengembangkan industri digital Tanah Air serta mendukung startup dan pengembang aplikasi lokal, dan Program “Go Global” untuk membuka akses bagi produk digital Indonesia memasuki pasar global, khususnya Tiongkok, melalui platform Baidu. Kedua agenda kerja ini merupakan program kerja jangka panjang, yang prosesnya akan dimulai pada kuartal keempat tahun 2015.

Sebagai pemain asing yang datang ke Indonesia, Baidu tak hanya memperluas pasarnya tetapi juga sebaliknya, membuka kesempatan yang sama bagi para pemain lokal untuk menembus pasar Tiongkok, negeri asal Baidu. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mempromosikan sektor pariwisata Indonesia untuk menarik minat wisatawan Tiongkok datang ke Indonesia. Upaya ini sekaligus untuk mendukung target Pemerintah Indonesia mendatangkan 10 juta wisatawan Tiongkok di tahun 2019.

“Dalam upaya pengembangan industri digital, kami memahami ada beberapa kendala dasar yang dihadapi oleh startup dan para pengembang aplikasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Beberapa kendala itu, seperti akses pendanaan, pengadaan infrastruktur, keterbatasan teknologi, serta ketiadaan riset pasar. Melalui sumber daya yang dimiliki oleh Baidu, kami ingin mengurangi hambatan-hambatan tersebut. Akses menuju pasar di luar Indonesia menjadi salah satu yang menarik perhatian kami, terutama karena kami melihat betapa sedikitnya aplikasi asal Indonesia yang mampu menembus pasar global,” papar Bao Jianlei, Direktur Baidu Indonesia.

Dalam pengembangan industri digital di Indonesia, pada tahap awal Baidu akan merilis hasil riset pasar bertajuk “Understanding Mobile Apps Market in Indonesia” yang dilakukan oleh lembaga riset GfK (Growth from Knowledge) di beberapa kota utama di Indonesia. Baidu Indonesia juga menyediakan 1 juta dollar AS dalam bentuk investasi marketing dan teknologi yang disediakan melalui berbagai platform yang dimiliki oleh Baidu, serta akan membangun infrastruktur kerja bagi startups di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Di Tiongkok, Baidu memiliki beberapa platform yang akan digunakan secara maksimal untuk mendukung Program Go Global, yaitu:

1. Baidu Search Engine yang menguasai pangsa pasar web sebanyak 80%.

2. Baidu Appstore yaitu  toko aplikasi nomor satu di Tiongkok dengan penguasaan pasar sebesar 42%.

3. Baidu Travel yang digunakan oleh lebih dari 43% wisatawan Tiongkok yang bertujuan ke luar negeri (outbound traveler) dalam merancang perjalanan mereka.

“Kami menyadari perlunya usaha dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam mewujudkan program kerja yang sangat menantang ini. Meski begitu, kami tetap optimistis karena mencetak kisah sukses pengembang aplikasi lokal di pasar luar Indonesia sangat penting untuk memotivasi para pemain lainnya dalam industri digital,” Bao menambahkan.

Pada tahun pertama pelaksanaan program ini, Baidu mengharapkan dapat menyaring sedikitnya 15 startup lokal untuk mendapatkan dukungan penuh dari Baidu Indonesia dan membuka akses bagi 75 aplikasi lokal menuju pasar Tiongkok. Sementara itu, di sektor pariwisata, Baidu menargetkan dapat memberikan kontribusi sebesar 18% atau sebanyak 600.000 dari total wisatawan Tiongkok yang ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2016, dan sebanyak 50% atau sebanyak 5,3 juta wisatawan Tiongkok pada tahun 2019. (ro)