Surabaya, KabarGress.com – PT Handal Yasindo Sejahtera (HYS), distributor resmi produk Weintek Touch Screen Taiwan, menawarkan produk tercanggihnya Easy Access 2.0. Alat ini mampu mengontrol aktivitas mesin dari jauh dan sangat tepat dimanfaatkan pabrik-pabrik kelas menengah ke bawah.
“Produk ini sangat mudah digunakan, semudah menggunakan Skype, WhatsApp, BBM dan sebagainya. Yang terpenting, aplikasi ini dapat membantu meningkatkan efisiensi sumber daya manusia dalam bidang Otomasi Industri,” ungkap Direktur Utama PT HYS, Gunawan Setiawan Hoetomo, di sela-sela acara Seminar Easy Acces 2.0, di Hotel Mercure Surabaya, Senin (14/9/2015).
Menurutnya, alat ini bisa terhubung dengan berbagai jenis mesin pabrik dan tidak terbatas jumlahnya. Diagnosa operasional mesin, modifikasi program, keamanan data pada mesin dan sebagainya dapat dikendalikan lewat gadget (notebook, tablet, android dan sebagainya). “Jadi seorang manajer pabrik di Surabaya misalnya, tetap bisa mengendalikan mesin saat sedang rapat di Jakarta atau dimanapun,” terangnya.
Sebenarnya produk ini bukan satu-satunya di pasaran, namun selama empat tahun terahir, produk Weintek Touch Screen berhasil menguasai pasar di Jatim dengan market share sekitar 60 persen atau 500 pics pertahun sejak 2011. Tahun ini, penjualan ditargetkan mengalami peningkatan hingga kisaran 1.000 pics.
Perusahaan yang memakai alat ini kebanyakan masih didominasi pabrik-pabrik besar, seperti Tjiwi Kimia, UBS (pabrik emas di Kenjeran), Gudang Garam dan beberapa perusahaan lain. “Perusahaan-perusahaan kelas menengah ke bawah bisa menggunakan alat ini, termasuk kelas UMKM. Terutama yang ingin melakukan efisiensi. Namun kami mengakui produk ini memang tidak cocok untuk perusahaan padat karya,” imbuh Komisaris PT HYS, Peter Julian.
Dijelaskan, produk yang dipasarkan ini merupakan hasil impor dari Taiwan karena produksinya memang hanya di sana. Setiap tahun, PT HYS mendatangkan sekitar 500 pics menyesuaikan kebutuhan pasar.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang sudah menggunakan produk ini selalu meng-update alatnya setiap ada produk baru atau repeat order menyesuaikan kebutuhan mesin pabriknya.
Produk ini dipasarkan dengan beragam varian, paling murah tipe IP harganya Rp1 juta dan paling mahal adalah tipe XE yang mencapai Rp15 juta per pics. Untuk kelas menengah, ada produk seharga Rp5 juta, Rp7,5 juta dan sebagainya.
Namun demikian ada kendala paling utama di pasar adalah jaringan atau koneksi internet. Tidak stabilnya sambungan internet menjadi kendala utama lantaran pengoperasian alat ini menggunakan jaringan internet. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan