Surabaya, KabarGress.Com – Gubernur Jatim Pakde Karwo mendapingi Presiden Joko Widodo membuka Munas IX Majelis Ulama Indonesia (MUI), di gedung negara Grahadi, Selasa (24/8).
MUI adalah wadah berkumpulnya para ulama dan cendekiawan muslim. Munas IX MUI IX ini untuk pertama kalinya diselenggarakan diluar Jakarta, digelar 24 – 27 Agustus dan diikuti lebih dari 550 perwakilan MUI dari seluruh Indonesia, para ulama, organisasi Islam, aktivis Islam, serta akademisi Islam.
Munas merupakan sarana bagi MUI untuk berkiprah, beramal dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam Munas ada beberapa pembahasan, diantaranya penyempurnaan peraturan dasar dan rumah tangga MUI, memilih ketua MUI baru, mengevaluasi pelaksanaan program dan merencanakan program kegiatan tahun 2016 – 2020, serta membahas beberapa fatwa baru.
Tema Munas IX “Islam Wasathiyah untuk Indonesia dan Dunia Yang Berkeadilan dan Berkeadaban”. Tema tsb menurut Presiden, ibarat muara yang menjadi pertemuan banyak sungai, terutama dua sungai besar yang airnya tidak pernah kering dan menghidupi bangsa Indonesia. Yaitu Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan.
Menurutnya, kedua sungai itu akhirnya pasti bertemu di sebuah muara, yang tujuan akhirnya yaitu Islam untuk Indonesia dan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban, dan Islam yang rahmatan lil’alamin.
Sebagai wadah musyawarah para ulama dan cendekiawan Muslim, MUI adalah pelopor dalam mewujudkan umatan tengahan/ umat tengahan, umat yang moderat, toleran, inklusif, dan umat yang rukun dan damai.
MUI adalah tenda besar sejati bagi umat Islam yang majemuk, baik yang bergabung dalam ormas-ormas Islam maupun yang tidak. Kemajemukan umat Islam tersebut menjadikan dialog intra antara umat Islam menjadi sangat penting demi tegaknya umat tengahan dan ukhuwah Islamiyah.
“Oleh karena itu, kedepan saya berharap MUI sebagai pelopor dalam mewujudkan umat tengahan dapat melakukan reformasi internal dan mereformasi diri. Sehingga MUI bisa berdiri tegak sebagai tenda besar sejati yang menaungi Islam moderat di tanah air, Islam yang tidak ekstrim, Islam yang penuh lapang-dada. Pendekatan seperti itu selama ini terbukti mampu menjaga saling pengertian dalam semangat persaudaraan, semangat kebangsaan, semangat kerukunan, semangat gotong royong dan kesediaan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika,” harapnya.
Apabila kondisi yang stabil itu dijaga terus menerus, lanjutnya, maka semangat keilmuan umat Islam juga akan berkembang pesat. “Kita akan menjadi umat yang siap menjalani hidup maju, hdup yang berdzikir, hidup yang berpikir, dan hidup yang bekerja keras, dan beramal soleh, dan hidup yang bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan mewujudkan masyarakat adil makmur, mandiri, bermartabat dan masyarakat yang mempunyai peradaban yang tinggi”.
MUI Harus Jaga Islam Tetap di Tengah
Peran MUI diharapkan untuk menjaga Islam tetap ditengah, di jalan yang lurus, islam yang moderat dan tidak ekstrem. “Itulah harapan saya, MUI dapat menjalankan perannya baik di Indonesia maupun dunia,” harapnya.
Seiring dengan semakin kompleknya masalah berbangsa dan bernegara, khususnya melambannya pertumbukan ekonomi nasional akhir-akhir ini, Jokowi, demikian sapaan akrab Presiden, mengharapkan, ”Peran konstruktif MUI dalam memandu dan membangkitkan optimisme masyarakat untuk berpikir optimis dan berpikir positif dengan melakukan kerja yang produktif, sehingga terbangun sebuah solidaritas dalam keberagaman Indonesia”.
Dengan cara itu, kata Jokowi, “Sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia , kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan kepada tatanan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban,” tegasnya.
“Saya minta MUI tetap menjadi mitra strategis pemerintah, yaitu mendukung program-program yang membawa kemaslahatan rakyat/ umat melalui penggalangan potensi umat Islam untuk pembangunan. Pemerintah selalu membuka diri, dan dengan senang hati menerima pemikiran/ masukan MUI yang selama ini sudah sering dilakukan. Dan sebagai penjaga moral bangsa saya persilahkan MUI, baik diminta atau tidak untuk memberikan saran dan input kepada pemerintah,” .
Sementara itu Gubernur Jatim Pakde Karwo, mengutarakan bahwa, selama ini Pemprov. Jatim dengan MUI Jatim hubungannya sangat erat. Salah satu program kerja sama 2010 membuat MoU dengan MUI, yaitu menangani permasalahan WTS di Jatim.
Di Jatim terdapat 7.217 WTS yang tersebar di 47 lokalisasi prostitusi yang tersebar di wilayah Jatim. Untuk mempercepat penutupan lokalisasi tersebut, semua ulama dikumpulkan dan MUI Jatim membentuk diklat kaderisasi khusus Dai ke lokalisasi atau IDEAL (Ikatan Dai Areal Lokalisasi).
Saat ini lokalisasi di Jatim telah tutup, hanya tinggal satu yang belum, yaitu di Kota Mojokerto dengan jumlah 83 orang WTS yang masih tinggal disana. “Insya Allah, mereka akan dididik dan diberikan bantuan untuk beralih profesi. Karena, janji Allah kalau maksiat dihilangkan akan turun pertolongan dari Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum MUI Prof Dr Din Samsudin mengharapkan, konsep Islam al-Wasatiyyah yang dijadikan tema utama Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke IX dijadikan rujukan umat untuk peradaban Indonesia dan Dunia.
“Sebelumnya sudah ada Islam Nusantara ala NU, lantas ada Islam Berkemajuan ala Muhammadiyah, dan kini ada Islam Wasatiyyah dari MUI. Ketiganya memiliki visi yang sama,” katanya.
Konsep Islam Wasatiyyah, lanjutnya, saat ini sedang hangat dibicarakan di dunia internasional karena Wasatiyyah memang tak mudah diterjemahkan dari sisi kebahasaan.
Prinsip Islam Wasatiyyah, adalah prinsip jalan tengah, jalan lurus dan moderat. “Tentu jalan tengah ini bertumpu pada tauhid. Wasatiyyah berarti menolak segala bentuk ekstrimisme dan Thoghut (melampaui batas),” katanya.
Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Agama, Menteri Sekretaris Kabinet, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo beserta Dra Hj Nina Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul dan Ny Hj Fatma Saifullah Yusuf, tokoh agama, Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori serta beberapa ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat lainnya. (Hery)
Teks foto: Presiden RI, Jokowi, didampingi Pakde Karwo dan Menteri Agama menanggapi pertanyaan wartawan usai Pembukaan MUNAS IX MUI, di Gedung Grahadi.
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF