Tuban, KabarGress.com – PT Holcim Indonesia Tbk meresmikan pabrik tergressnya di Tuban, Jawa Timur, Senin (24/8/15). Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Saleh Husin SE, M.Si., berkesempatan meresmikan pabrik yang memiliki kapasitas produksi 3,4 juta ton per tahun ini. Tampak hadir pula dalam acara tersebut, Bupati Tuban, H. Fathul Huda dan jajaran Dewan Komisaris beserta Direksi PT Holcim Indonesia Tbk.
Dalam sambutannya, Saleh Husin berharap dengan berdirinya pabrik baru PT Holcim Indonesia Tbk dengan kapasitas 3,4 juta ton semen/tahun ini, tentunya akan menambah kapasitas produksi semen nasional secara signifikan, yang diharapkan mampu mendukung kebutuhan dan pasokan semen.
Peningkatan kapasitas produksi semen secara nasional ini, sejalan dengan program percepatan pembangunan infrastruktur terpadu yang telah dicanangkan Pemerintah, yang membuat potensi pengembangan industri semen dalam negeri terus meningkat.
“Selain itu, dalam rangka memperlancar jalur distribusi, upaya yang dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk dengan membangun grinding plant, packing plant, batching plant, dan sarana gudang penyimpanan lainnya terutama di luar pulau Jawa, sangat membantu mengurangi biaya logistik, yang pada akhirnya akan mendukung ketersediaan semen secara merata khususnya di wilayah Indonesia Timur,” terangnya.
Pabrik yang memulai konstruksi lima tahun silam ini, merupakan proyek greenfield yang dilakukan pertama kali di Indonesia oleh Holcim. Dengan total investasi senilai 800 juta dolar Amerika, pabrik ini diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jawa Timur dan antar pulau yang tengah berkembang. Pabrik ini akan memberikan tambahan 40% terhadap total kapasitas produksi Holcim di Indonesia menjadi 12.5 juta ton semen per tahun.
“Pabrik Tuban memiliki banyak keunggulan dalam hal teknologi tingkat dunia yang kami gunakan. Pabrik ini mengaplikasikan mesin-mesin termutakhir daripada pabrik-pabrik lain milik Holcim di dunia. Karena itu, kami yakin pabrik Tuban akan dapat beroperasi dengan berkelanjutan baik untuk bisnis maupun lingkungan,” ujar Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk., Gary Schutz.
Lebih lanjut Gary mengatakan, bahwa saat ini Holcim Indonesia beroperasi ditengah kondisi pasokan pasar yang berlebih, ditambah lagi dengan lesunya pasar semen. Namun, perkirakan kondisi ini bersifat sementara, karena pasar konstruksi di negara-negara berkembang memiliki siklusnya sendiri.
“Indonesia memiliki pondasi ekonomi makro yang kuat secara keseluruhan dalam jangka panjang, karenanya kami optimis perekonomian akan pulih dengan realisasi dari investasi pemerintah dan sektor swasta di bidang infrastruktur dan perumahan yang sempat tertunda,” tukasnya.
“Pabrik Tuban di Jawa Timur ini akan melengkapi keberadaan Holcim di Pulau Jawa, untuk melayani pelanggan dengan lebih baik lagi, menjamin ketersediaan pasokan untuk pasar yang lebih luas, dan mempertahankan posisi kami dalam tiga besar produsen semen terbesar di Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gary menyampaikan terima kasih dan penghargaannya atas dukungan dan kerjasama kepada semua pemangku kepentingan terutama dari pihak pemerintah Indonesia yang telah banyak membantu dan terlibat selama proyek berlangsung.
“Ini semua dapat tercapai karena penerimaan masyarakat terhadap keberadaan kami. Kami ingin berkontribusi kepada masyarakat dimana kami berada, melalui investasi dan keterlibatan mereka. Dengan komitmen untuk membangun hubungan baik berdasarkan kepercayaan, serta menunjukkan kepedulian kami dengan memenuhi tanggung jawab sosial, kami yakin dapat memberikan nilai tambah pada bisnis ini dan mewujudkan visi kami untuk membangun solusi berkelanjutan bagi masa depan masyarakat,” urainya.
Tinjauan dan proyeksi bisnis. Penjualan semen nasional tahun ini diproyeksi stabil cenderung menurun hinggan 58 – 60 juta ton. Sedangkan perluasan kapasitas produksi besar-besaran yang dilakukan oleh para pelaku bisnis baik yang sudah ada maupun yang baru, diproyeksi akan meningkatkan kapasitas produksi semen nasional sebesar 39% menjadi 100 juta ton pada tahun 2018 mendatang.
Banyaknya realisasi proyek-proyek infrastruktur yang tertunda dan menurunnya proyek-proyek perumahan telah menekan penjualan semen -4.4% menjadi 28.1 juta ton pada semester pertama tahun ini. Para pelaku bisnis semen nasional turut merasakan dampak dari perlambatan perekonomian ini terhadap pencapaian volume penjualan dan laba perusahaan. Hanya dengan dorongan dan aksi dari pemerintah terhadap kebijakan fiskal dan moneter, pasar semen diperkirakan akan membaik pada tahun 2016 mendatang seiring pulihnya perekonomian dan realisasi proyek-proyek infrastruktur.
Untuk menjawab tantangan pasar yang dinamis, Gary mengatakan bahwa Holcim akan terus fokus dalam strateginya memaksimalkan pendapatan melalui kualitas produk yang prima serta pelayanan pengiriman melalui saluran distribusi dan mitra kerjanya, dan juga efisiensi pada proses produksi di semua lini.
Gary menambahkan bahwa Holcim sebagai merk semen premium, hanya akan bersaing dalam memberikan nilai tambah yang merupakan keunggulan yang kompetitif untuk jangka panjang. Sebagai merk semen premium, Holcim Indonesia terus fokus dalam memberikan nilai tambah yang lebih bagi para pelanggan. Dan terus berupaya untuk tetap menjadi pelopor industri dalam hal inovasi seperti waralaba Solusi Rumah, yang telah menaikkan jumlah pemilik rumah dan memberikan usaha baru bagi para ahli bangunan, pengecer, serta pengembang.
“Kami juga menghasilkan inovasi produk-produk khusus seperti SpeedCrete, ThruCrete dan PakCrete yang membantu para pengembang untuk menghemat biaya dan untuk membangun gedung-gedung atau jalan dengan energi dan sumber daya yang lebih efisien,” tegas Gary.
Menjadi bagian dari grup terbesar di dunia. 15 Juli 2015 lalu menjadi tonggak bersejarah bagi dua perusahaan semen terkemuka di dunia, Holcim dan Lafarge. Kedua perusahaan sepakat melakukan merjer berimbang dan membentuk grup baru bernama LafargeHolcim, ‘Pemimpin Baru Bagi Dunia yang Baru’.
Berambisi untuk menjadi pemimpin dalam berbagai aspek bisnis, grup baru ini menekankan fokus bisnisnya pada pelanggan, kesehatan dan keselamatan, integritas, dan keberlanjutan. Dengan merjer ini, LafargeHolcim memiliki operasional bisnis di lebih dari 90 negara dan mempekerjakan kurang lebih 115,000 karyawan di seluruh dunia.
Untuk Indonesia sendiri, kedua perusahaan harus melalui proses integrasi sesuai ketentuan, peraturan, dan hukum yang berlaku. Dengan demikian, hingga semua perijinan dari otoritas pemerintah terkait didapatkan, kedua perusahaan tetap beroperasi secara terpisah seperti biasa dan bersaing dengan sehat di pasar. (ro)
Teks foto:
- Menteri Perindustrian, Saleh Husin, memimpin pemukulan kentongan sebagai simbol diresmikannya Pabrik Tuban Plant.
- Menteri Perindustrian, Saleh Husin, disambut Presiden Komisaris PT Holcim Indonesia Tbk., Kuntoro Mangunsubroto, serta Exco LaafargeHolcim Group, Ian Thackwray ketika tiba di lokasi Pabrik Tuban Plant.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan