Surabaya, KabarGress.com – Berbagai hasil karya para siswa-siswi ditampilkan dalam Unjuk Karya Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah di SD/MI, SMP/MTs dan Perguruan Tinggi (PT) yang digelar USAID PRIORITAS Jatim di Mercure Grand Mirama Surabaya, Kamis (20/8/2015). Mereka berasal dari 19 SD/MI, SMP/MTs dan 2 perguruan LPTK mitra USAID PRIORITAS Jatim yaitu Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya serta konsorsium mitra sebanyak 5 perguruan tinggi.
Karya mereka ditampilkan di stan-stan yang berjajar rapi di dalam ruangan. Diantara stan-stan tersebut, terdapat stan sekolah MI Roudhlotul Banat Taman, Sepanjang, Sidoarjo, yang menampilkan hasil karya dua siswanya, Hafiyyudin Ahmad dan Diva Isnayni. Keduanya kelas 6 SD. Mereka menamai karya mereka Gelas Kertas Perkasa, berupa empat gelas kertas kosong yang masing-masing diletakkan di sudut-sudut bawah papan berukuran 50 cm x 50 cm. Gelas kertas tersebut berukuran seperempat liter seperti yang biasa digunakan untuk minum kopi di kafe. Papannya tidak direkatkan dengan gelas-gelas tersebut, namun diletakkan di atasnya begitu saja. Jadi bisa dibongkar pasang.
Papan tersebut mampu dinaiki orang dengan bobot maksimal 80 kg. Hafi menjelaskan, masing-masing gelas mampu menopang beban 21 kg. Jadi keempat gelas mampu menopang beban 84 kg, dikurangi berat papan 4 kg, maka bisa dinaiki orang dengan bobot maksimal 80 kg. Karya mereka kelihatannya sederhana dan sepele, namun kreatif , inovatif dan tergolong luar biasa untuk anak SD.
Davi menuturkan, idenya berasal dari Hafi yang terinspirasi dari buku berjudul 3 Menit Belajar Ilmu Pengetahuan Umum karya orang Korea yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. “Idenya sebenarnya muncul pada Juni lalu waktu kelas 5 SD. Saya lalu mengajak Diva untuk membuat alat itu dan mengajukan kepada sekolah yang kemudian disetujui lalu diikutkan acara ini,” ujar Hafi dengan gaya khas anak-anak yang polos.
Ia menambahkan, papan kayu itu dibelikan pihak sekolah, namun gelas-gelasnya dibelinya sendiri. Harganya relatif murah, mudah didapat dan mudah diwujudkan menjadi suatu karya.
Hafi dan Diva senang hasil karya mereka mendapat perhatian di acara tersebut. Mereka mengatakan akan berusaha untuk membuat karya yang lain.
Ditanya tentang cita-citanya, Hafi ingin menjadi ilmuwan yang bisa menciptakan robot canggih. Sedangkan Diva ingin menjadi dokter spesialis kandungan. Alasannya, ia menyukai biologi yang mempelajari organ-organ tubuh.
Menurut Nur Kholis, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jatim, tujuan acara tersebut memang menampilkan hasil karya siswa, guru dan mahasiswa yang menjadi sekolah mitra. “Kita ingin menunjukkan karya terbaik hasil pelatihan yang sudah diberikan. Diharapkan, dari kegiatan ini, sekolah-sekolah non-mitra dapat melakukan diseminasi dari pelaksanaan praktik yang baik yang sudah dilakukan,” pungkasnya. (ro)
More Stories
Mampu Yakinkan Panelis, Mei Diunggulkan Jadi Rektor Unitomo
Wagub Emil, Tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah Hadir di Wisuda STIT Islamiyah KP Paron
FK UKWMS Melantik Dekan Baru