* Galeri Nasional Indonesia 6 – 24 Agustus 2015
Jakarta, KabarGress.com – Sejak diproklamasikannya Manifesto Abstrak Jakarta pada tanggal 17 Juni 2005 oleh pelukis abstrak Jakarta — plus Jaksa Agung serta beberapa praktisi hukum, sebagai pecinta seni — bertempat di ruang pamer Taman Ismail Marzuki Jakarta, pameran abstrak kemudian diselenggarakan bergulir hampir setiap tahun berkelanjutan di pelbagai kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan Ubud (Bali) dengan mengajak para pelukis setempat yang mendukung pameran tersebut. Walhasil, hingga kini pameran perjalanan Seni Lukis Abstrak Indonesia telah bergulir sebanyak 16 kali, tidak lagi bersifat lokal, namun nasional bahkan internasional — dengan ikut sertanya para pelukis abstrak dari Australia, Amerika Serikat, Hongaria, Singapura, dan Belanda, disamping para pelukis abstrak Indonesia sendiri.
Ide dasar pameran ini adalah “pemandangan-jiwa” (soulscape) yang tentunya akan sangat bertolak belakang dengan pemandangan alam (landscape) atau pemandangan laut (seascape) ataupun lainnya yang mengangkat sesuatu yang kasat mata, materi yang ada di alam, yang secara visual dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indera kita.
Soulscape lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam (inner feeling) atau gagasan pemikiran secara intelektual tentang kemurnian penciptaan yang memiliki kandungan keindahan pribadi sekaligus universal serta sebagai upaya visualisasi kegelisahan transendental bagaimana mengungkapkan solusi permasalahan mendasar kemanusiaan tentang rasa kemanusiaan itu dalam mengada serta me-wujud sebagai sebuah karya seni. Soulscape menjadi tantangan sekaligus proses pengakraban, pencerahan, dan penyerahan diri total dari para seniman yang terpilih dan yang saling berinteraksi melakukan transmisi budaya serta penggalian kreativitas pribadi masing-masing.
Pameran SOULSCAPE IN PROGRESS #2 yang didukung oleh Galeri Nasional Indonesia ini diikuti 20 peserta terpilih dari 5 kota, digelar di Gedung C Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, daritanggal 6-24 Agustus 2015, dengan menggelar sekitar 50 lukisan dan satu karya video art [3D]. Ini dapat dimaknai sebagai upaya mempertemukan dan berbagi rasa pengalaman kreatif antara para seniman abstrak dengan masyarakat luas. Tindakan ini tidak dapat dipisahkan dan telah menyatu dalam etos kerja seorang seniman sejati yang telah memilih dan menentukan laku hidupnya, untuk berkarya.
Seni non-objektif atau no-representasional tidak perlu untuk dipahami atau dihakimi. Itu harus dirasakan dan itu akan mempengaruhi mereka yang mempunyai mata ‘hati’ untuk mengamati keindahan hanya dari pelbagai bentuk dan aneka warna. Sebuah karya seni hakekatnya adalah refleksi dari kehidupan yang terus tumbuh berkembang dan mengalami kemajuan.
Peserta pameran dari 5 kota adalah:
Jakarta [10 pelukis] : Ade Artie, Agus Budiyanto, Amlan Maladi, Andi Suandi, Ar. Soedarto, Bibiana Lee, Elisha, Gogor Purwoko, Krishna Eta, Nobon WS, Sulebar M. Soekarman
Yogyakarta [6 pelukis] : Aming Prayitno, AT. Sitompul, Dedy Sufriadi, Netok S. Rusnoto S., Nunung
Bandung [2 pelukis] : Freddy Sofian, Eddy Hermanto
Surabaya [1 pelukis] : Makhfoed
Jepara [1 pelukis] : Utoyo Hadi
Pameran ini akan dibuka secara resmi oleh Bp. Dede Yusuf [artis dan pecinta seni], pada Kamis tanggal 6 Agustus 2015 pk. 19.30 WIB, dan dibuka untuk umum mulai 7-24 Agustus 2015, setiap hari dari pk. 10.00 – 18.00 WIB (kecuali hari libur nasional/Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2015). (ro)
More Stories
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
SENAM , BANJIR DOORPRIZE WARNAI HUT . RI DI DESA WATUTULIS
KEKOMPAKAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN JAWA TIMUR