Mojokerto, KabarGress.com – Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Dinas Kesehatan Jatim, untuk memperkuat preventif dan promotif dalam menangani penyakit kusta. Usulan tersebut disampaikannya saat Peringatan Hari Kusta Sedunia ke 62 di Rumah Sakit Sumberglagah Pacet, Kab. Mojokerto, Selasa(27/1).
Dengan mengusulkan penanganan kusta yang preventif dan promotif, diharapkan jumlah data dan kasus penderita kusta lebih akurat. Semakin banyak data yang masuk jumlah penderita kusta akan semakin banyak. “ Dengan begitu, pemerintah akan lebih mudah dalam memetakan dan mengatasi penyakit kusta,” jelasnya.
Saat ini, penanganan secara kuratif untuk penyakit kusta telah dilakukan di beberapa rumah sakit kusta di Jatim yakni di Mojokerto dan Kediri. Penanganan juga dilakukan di Puskesmas, yakni meliputi perawatan dan pelayanan bagi pasien kusta. Penanganan secara kuratif tidak boleh dijadikan sebagai prioritas utama akan tetapi juga perlu secara preventif dan promotif.
”Tindakan nyata tersebut diwujudkan dengan turun langsung kelapangan untuk menjemput para pasien kusta melalui UPT yang dimiliki Dinas Kesehatan Jatim. Hasilnya kelihatan, jumlah penderita kusta bertambah. Hal tersebut bukan hasil yang jelek, akan tetapi merupakan kemajuan bagi Jatim. Karena makin banyak pasien ksuta yang terdeteksi dini, makin banyak yang bisa diobati sejak awal,” ujarnya.
Gus Ipul sapaan akrabnya menegaskan, penyakit kusta bisa disembuhkan apabila dideteksi sejak dini. Dimana, pengobatan sejak awal bagi yang terindikasi penyakit kusta akan dilakukan. “Sebagian besar masyarakat malu untuk memeriksakan diri, dan baru ke rumah sakit ketika penyakit kusta sudah menimbulkan efek pada organ tubuhnya. Paradigma seperti itu keliru, oleh sebab itu preventif dan promotif dalam menangani kusta perlu dilaksanakan, “ ucapnya.
Setiap tahunnya, jumlah penemuan penderita baru kusta cukup banyak, pada tahun 2012 sebanyak 4.807 pasien. Pada tahun 2013 turun menjadi 4.132 pasien. Puncaknya pada tahun 2014 ini, jumlah penderita turun lagi menjadi 3.153 pasien. “Hal itu menunjukkan, pentingnya peran serta instansi kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini penyakit kusta,” paparnya.
Indonesia menduduki peringkat kasus baru terbanyak ke tiga setelah India dan Brasil. Jatim adalah provinsi dengan kasus kusta terbanyak di Indonesia. Jumlah penderita baru di Jatim merupakan 15 persen pasien di ASEAN dan 24,5 persen pasien di Indonesia. “Kabupaten dengan jumlah pasien baru terbanyak di tahun 2014 adalah Kab. Sumenep dengan 516 pasien, Kab. Sampang sbeanyak 386 pasien dan Kab. Bangkalan sebanyak 249 pasien,” ungkapnya.
Ia menambahkan, perlu adanya penambahan atau memindahkan UPT untuk menanggulangi penyakit kusta ke daerah –daerah yang menjadi penyebaran penyakit kusta. “Mungkin perlu dibuat UPT di Jatim wilayah utara maupun Madura sebagai upaya untuk mengurangi jumlah penderita kusta,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Jatim. Dr. Harsono menjelaskan Program pemberantasan penyakit kusta di Jatim mulai dilaksanakan sejak tahun 1989 yang meliputi wilayah Gerbangkertasusila dan dikembangkan ke seluruh kab/kota. Pada tahun 1994 penderita kusta yang telah diobati sebanyak 11.427 pasien dengan angka prevensi 3,40 per 10.000 penduduk. Pada thaun 2014, jumlah penderita yang diobati sebanyak 4.047 pasien dengan prevalensi 1,05 per 10.000 penduduk.
“Diharapkan pada tahun 2017, angka prevalensi kurang dari 1/10.000 penduduk atau jumlah pasien yang diobati kruang dari 3.800 pasien,” jelasnya.
Setiap tahun, penderita kusta yang dapat menyelesaikan pengobatan Multi Drugs Treatment (MDT) rata-rata sebanyak 5.300 orang. Sejak awal program di tahun 1994 sampaid engan 2014 , Pemprov Jatim telah menyembuhkan 132.021 penderita kusta. (hery)
More Stories
Civitas Akademika Universitas Dr. Soetomo, Beri Ucapan Bela Sungkawa Terhadap Korban Sriwijaya SJ182
MAS KELANA , MINTA PARA KADER HADIRI HUT KE -11 DI SEMARANG
PIPPA HADIR MEMBANTU MERECOVERY PELESTARIAN ALAM