Surabaya, KabarGress.Com – Jutaan ikan di Kali Surabaya mati mulai Rabu (24/12/2014) dini hari sampai siang. Dugaan awal ikan-ikan itu mati karena limbah industri di sepanjang Kali Surabaya dan Kali Brantas.
Prigi Arisandi Direktur Lembaga Konservasi Lahan Basah (Ecological Observation and Wetlands Conversation | Ecoton) mengatakan, limbah yang mencemari ikan di Kali Surabaya itu diduga kandungan racunnya sangat berat.
Menurut Prigi, kalau racunnya tidak berat, maka tidak sebanyak itu ikan yang mati. “Ikan itu khan indikator biologis, jadi kalau jumlah yang mati jutaan itu bukan limbah ringan yang mencemari,” kata Prigi, Rabu (24/12/2014).
Dikatakan Prigi, dari pengukuran awal yang dilakukan, dipastikan kalau kandungan oksigen air di Kali Surabaya 0 (nol) dan sudah bisa dipastikan akan mengakibatkan kematian ikan di Kali Surabaya dan Kali Brantas.
Sampai sekarang untuk memastikan sumber atau titik awal limbah itu berasal, Tim Gabungan dari Ecoton, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Timur dan Jasa Tirta sedang menelusuri beberapa titik industri di sekitar Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto.
Sementara untuk warga Surabaya yang sudah menangkap ikan mati akibat tercemar limbah, disarankan Prigi untuk tidak memakannya. “Itu ikan mati karena tercemar, untuk itu saya sarankan jangan dimakan, karena dampaknya akan terlihat puluhan tahun mendatang tidak langsung sekarang,” paparnya.
Ecoton dan beberapa aktivis lingkungan di Jawa Timur mengecam keras pelaku pencemaran yang terjadi di Kali Brantas dan Kali Surabaya.
Teguh Ardi Srianto Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) Indonesia mengatakan, dengan kejadian itu, para aktivis lingkungan dan pemerhati lingkungan akan melakukan aksi untuk segera menormalkan ekosistem Kali Brantas dan Kali Surabaya.
“Satu diantara upaya yang akan kami lakukan adalah melakukan penebaran benih ikan, agar kondisi ekosistem kembali normal sehingga kualitas air di Kali Brantas dan Kali Surabaya bisa kembali bisa digunakan, untuk air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),” ujar Teguh.
Ditambahkan Teguh, kalau kondisi air baku di Kali Brantas dan Kali Surabaya tercemar dan kandungan oksigennya 0 (nol), maka tidak akan bisa digunakan untuk air baku. “Dampaknya PDAM juga akan mengeluarkan biaya sangat tinggi untuk mengolah air baku yang tercemar, kalau dipaksakan harus mengolah air dari Kali Brantas dan Kali Surabaya, ini juga merugikan negara,” tegas Teguh. (kjpl/ro)
More Stories
Dankor Brimob Komjen Pol. Imam Widodo: Brimob Harus Kuasai Permasalahan Poleksosbud!
Badilum Pembinaan Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Negeri di Wilayah Jawa Timur
Dahlan Iskan Hadir Sarasehan Interaktif Ditjen Badilum