‘Indeks Evolusi Digital’ persembahan MasterCard dan Fletcher School memetakan negara yang paling siap dalam mendukung miliaran pengguna internet di masa yang akan datang
Share this news using the hashtag #DEI2014 http://mstr.cd/10OH3VM
Jakarta, KabarGress.Com – Pertumbuhan Indeks Evolusi Digital Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup baik dalam mendukung kegiatan jutaan pengguna internet domestik dengan berbagai tantangannya. Hal ini sesuai dengan Indeks Evolusi Digital yang dikembangkan MasterCard dan The Fletcher School di Tufts University.
Irni Palar, Country Manager MasterCard mengungkapkan, “Hari ini terdapat 2,9 miliar pengguna internet di dunia. Sementara itu sektor bisnis dan pemerintahan juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan jangkauan mereka dengan membawa 60% dari populasi internet global. Riset ini mengidentifikasi dorongan yang saling terkait satu sama lain seperti, penawaran, permintaan, institusi dan inovasi yang mengidentifikasi evolusi digital masing-masing negara dan dapat menjadi evaluasi strategis untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.”
Indeks Ekonomi Digital mengukur tingkat transformasi kegiatan ekonomi yang berkembang dari kegiatan konvensional ke digital. Pada Indeks Evolusi Digital 2014 yang diumumkan hari ini, Indonesia masuk kedalam zona negara Watch Out atau negara dengan peluang dan tantangan yang cukup besar bersama Nigeria, Mesir, Filipina, Vietnam dan beberapa negara lainnya. Diperlukan terobosan dan inovasi untuk membuat pertumbuhan negara-negara yang ada di zona ini untuk tumbuh lebih jauh dan terus berkembang.
Berdasarkan indeks tersebut, sebagai negara yang masuk ke dalam kategori Watch Out, Indonesia bersama Rusia, Nigeria, Mesir dan Kenya dianggap masih memiliki ketidakstabilan kelembagaan dan kurangnya komitmen untuk melakukan reformasi digital. Tetapi dengan kondisi geografis dan demografis yang ada membuat negara ini dianggap sangat potensial untuk bisnis dan investasi.
Dalam hal kegiatan ekonomi digital, industri e-commerce domestik Indonesia masih berusaha menyerap cash untuk mengikuti perkembangan e-commerce. Indonesia terhitung sebagai negara yang memiliki preferensi yang tinggi pada uang kartal. Karenanya cara pembayaran transaksi elektronik yang paling sering digunakan adalah bank transfer melalui ATM, untuk mengakomodasi ini, banyak website yang memberikan jeda waktu transaksi untuk menyelesaikan pembayaran via bank transfer hingga 48 jam sebelum transaksi dibatalkan. Hal yang terjadi di Indonesia bertolak belakang dengan apa yang terjadi di China karena mereka menggunakan third-party payment vendors melalui aplikasi pada perangkat seluler mereka atau bahkan aplikasi m-commerce buatan para merchant.
Raj Dhamodharan, group head, Emerging Payments, Asia/Pacific, MasterCard mengungkapkan, “Indeks ini akan membantu sektor bisnis dan pemerintahan di Asia untuk memahami lanskap digital terus berkembang disetiap negara, mengungkapkan tren yang ada serta menyediakan insight yang berharga mengenai keadaan terkini dan masa yang akan datang dari para pengguna internet.”
“Pada kasus negara-negara berkembang – tempat miliaran konsumen industri digital berikutnya berada – beberapa dari faktor pendorong tersebut bergerak lebih banyak daripada hal lain dalam lintasan non-linear dan Anda bisa melihat adanya kejutan yang terjadi dari Alibaba di China atau Flipkart di India atau M-Pesa di Kenya. Secara khusus, memahami institusi dan inovasi di bagian-bagian dunia tersebut merupakan hal penting untuk mengetahui dimana evolusi digital dunia akan muncul kembali,” tambah Bhaskar Chakravorti, Senior Associate Dean of International Business and Finance di The Fletcher School.
Mencatat Perkembangan Dunia Digital
Sementara negara-negara maju mendominasi posisi tertinggi, gambaran berbeda muncul ketika mengukur laju adopsi digital. Riset ini menganalisa setiap pasar mulai tahun 2008 hingga 2013 untuk memahami tolok ukur suatu negara, proses yang terjadi dan identifikasi dari area yang bisa dikembangkan. Negara-negara tersebut di kelompokan menjadi empat zona:
- Break Out – Negara-negara ini memiliki tingkat kesiapan yang rendah, namun memiliki perkembangan yang cukup pesat. India, China, Brasil, Vietnam, dan Filipina adalah contohnya. Jika tingkat evolusi mereka dipertahankan, negara-negara tersebut akan menjadi negara dengan ekonomi digital yang kuat, tetapi indeks ini memperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan berikutnya akan makin susah diraih.
- Stall Out – Walaupun memiliki sejarah pertumbuhan yang kuat, negara-negara ini (sebagian besar negara barat, Eropa utara, Australia dan Jepang) telah matang. Inovasi dan mencari pasar yang tepat melewati batasan domestik akan makin kritikal dalam menentukan pertumbuhan selanjutnya.
- Stand Out – Negara-negara ini, seperti Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat dan New Zealand memiliki dan terus melakukan transaksaksi digital dengan tingkat yang cukup tinggi, didukung dengan teknologi terkini dan pasar lokal yang sangat mendukung. Agar tetap masuk ke dalam jajaran Stand Out, negara-negara ini harus masuk ke dalam jalur cepat bidang inovasi.
- Watch Out – Negara-negara ini mendapat tantangan, tetapi dengan 2,5 miliar populasi secara keseluruhan, mereka menyediakan kesempatan yang signifikan untuk investasi. Contohnya adalah Indonesia, Rusia, Nigeria, Mesir dan Kenya.
Untuk mendapatkan informasi tambahan, kunjungi Digital Evolution Index website dan Digital Planet Report, dimana kita akan melihat factor-faktor dan implikasi dari setiap lintasan pengembangan.
Untuk ulasan lengkap, silakan kunjungi: http://mstr.cd/1oDVSBK. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan