04/05/2025

Jadikan yang Terdepan

MENGU LANG KEJAYAAN HANURA: GUS NUR PILIHAN SMART PIMPIN HANURA JATIM

Gus Nur
Surabaya , KabarGress.com – Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sedang menghadapi masa yang tidak mudah. Dalam Pemilu Legislatif 2024 kemarin , Hanura Jawa Timur mengalami kemerosotan drastis dalam perolehan suara. Satu-satunya kursi DPRD Provinsi Jawa Timur yang sebelumnya menjadi simbol eksistensi partai di tingkat provinsi, lenyap tanpa bekas. Penurunan suara ini tidak hanya terjadi di tingkat provinsi, tetapi juga menjalar ke daerah-daerah kabupaten dan kota. Akibatnya, Hanura kehilangan tidak kurang dari 20 kursi DPRD kabupaten/kota se-Jawa Timur.

Fenomena ini tentu menjadi tamparan keras bagi jajaran pengurus dan kader Hanura di Jawa Timur. Evaluasi menyeluruh menjadi keharusan mutlak. Kesalahan strategi, komunikasi politik yang lemah, serta kurangnya pembinaan kader di akar rumput menjadi beberapa faktor penyebab yang perlu dicermati secara serius. Dalam konteks inilah, munculnya nama H. Achmad Nurkholis atau Gus Nur sebagai figur baru dalam kepemimpinan Hanura Jawa Timur menjadi menarik untuk disoroti.

Gus Nur bukan nama asing di kalangan aktivis dan masyarakat Jawa Timur. Dengan latar belakang keagamaan yang kuat, jejaring sosial yang luas, serta gaya komunikasi yang membumi, ia dikenal sebagai figur yang dekat dengan rakyat. Selain itu, Gus Nur juga memiliki rekam jejak panjang dalam dunia organisasi dan kepemimpinan yang progresif. Tak heran jika mayoritas Ketua DPC Hanura se-Jawa Timur memberikan dukungan penuh kepada dirinya untuk memimpin dan menata ulang tubuh partai.

Dukungan ini bukan sekadar simbolik atau basa-basi politik. Para Ketua DPC menyadari bahwa tantangan ke depan tidak ringan. Pemilu 2029 yang hanya berjarak empat tahun menjadi target utama yang harus disiapkan mulai sekarang. Dengan pengalaman dan pendekatan yang dimiliki Gus Nur, mereka optimis Hanura dapat kembali merebut simpati publik dan memperbaiki citranya di mata pemilih.

Dalam satu kesempatan diskusi internal, Gus Nur menyampaikan, “Kita tidak sedang mencari siapa yang hebat, tapi siapa yang siap bekerja jujur, ikhlas, dan konsisten untuk membesarkan Hanura. Kalau kita satu visi, saya yakin Hanura akan bangkit dan Berjaya ”

Gus Nur dinilai mampu menawarkan narasi baru yang lebih menyegarkan bagi Hanura. Selama ini, partai dianggap kurang bisa menjangkau kelompok milenial ( Gen Z) generasi muda yang menjadi pemilih dominan di masa mendatang. Melalui strategi komunikasi digital yang cerdas dan pendekatan yang inklusif, Gus Nur diyakini bisa menjembatani jarak antara partai dan masyarakat, khususnya pemilih pemula dan swing voter.

Selain itu, Gus Nur juga dikenal sebagai figur yang mampu merangkul semua kalangan, baik dari kalangan religius, nasionalis, maupun komunitas sipil lainnya. Karakter kepemimpinannya yang terbuka dan egaliter menjadi modal penting dalam membangun sinergi dan kebersamaan antar kader. Ia tidak hanya hadir sebagai pemimpin simbolik, tetapi juga sebagai motor penggerak yang siap turun langsung ke lapangan.

Kesadaran bahwa Hanura tidak bisa lagi bekerja dengan pola lama menjadi dorongan utama di balik perubahan ini. Konsolidasi internal yang kuat, kaderisasi berkelanjutan, dan manajemen partai yang lebih modern adalah beberapa agenda besar yang menanti untuk segera dijalankan. Dalam hal ini, Gus Nur telah menyampaikan komitmennya untuk fokus pada pembenahan struktur dan penataan ulang strategi partai.

“Saya tidak bisa kerja sendiri. Tapi kalau kita jalan bersama, menjaga soliditas, lalu turun ke rakyat, saya yakin Hanura tidak hanya bertahan, tapi bisa kembali diperhitungkan di Pileg 2029,” tegasnya dalam forum tertutup bersama pengurus DPC.

Membaca dinamika politik Jawa Timur, Hanura tidak hanya butuh figur pemersatu, tetapi juga pemimpin visioner yang mampu membaca arah perubahan zaman. Gus Nur menjawab kebutuhan tersebut dengan pendekatan yang humanis, strategis, dan berbasis solusi. Ia tidak sekadar menyodorkan janji, tetapi juga strategi konkret untuk mengembalikan Hanura ke jalur kemenangan.

Pemilu 2029 memang masih jauh, namun waktu terus berjalan. Persiapan yang matang dan terstruktur harus dimulai sedini mungkin. Dibutuhkan semangat baru, energi segar, dan pola kerja kolaboratif antar semua elemen partai. Gus Nur menjadi simbol harapan atas kebangkitan itu. Seorang pemimpin yang tidak hanya bicara, tetapi bekerja.

Dengan tekad yang kuat, strategi yang tepat, dan figur kepemimpinan yang dipercaya, Hanura Jawa Timur bisa kembali mengulang kejayaan yang sempat hilang. Gus Nur adalah pilihan rasional, realistis, dan penuh harapan. Ia datang bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai penyatu dan penggerak.

(Hery Bangkit)