
Kabargress.com, Ngawi–Kepala Kementerian Agama Kabupaten Ngawi Moh. Ersat mengingatkan pentingnya pemahaman akhlak, adab, dan pemahaman budaya di Negara Arab Saudi bagi Calon Jemaah Haji (CJH). Bukan cuma memahami, namun menghargai akhlak, adab, budaya masyarakat stempat ketika berada di tanah suci.
Lebih lanjut, Ersat menyoroti pentingnya adab atau tata krama dalam berinteraksi dengan masyarakat setempat. “Kita harus menghormati kebiasaan dan tradisi masyarakat Arab Saudi. Berpakaianlah yang sopan, tetap berbicara dengan santun, dan hindari segala bentuk perilaku yang dapat menyinggung, meskipun kebiasaan masyarakat tidak sesuai kebiasaa disana,” tutur pria alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, sekarang Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya, di hadapan CJH 2025, di RM HJ. Maemun Rabu (22/04/2025).
Menurut alumnus Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya sekarang Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya, pemahaman yang mendalam terhadap akhlak Islami menjadi landasan utama bagi setiap muslim, termasuk saat berada di Tanah Suci. Akhlak mulia, seperti sabar, jujur, saling menghormati, dan tolong-menolong, harus senantiasa dijaga dan diamalkan di manapun berada. Terlebih di tempat yang mulia seperti Makkah dan Madinah.
Dengan memahami budaya setempat, lanjut Ersat, akan lebih mudah beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik. Ini juga akan membantu daat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan lancar.
Dia mengingatkan lebih konkrit agar tidak membawa jimat, tulisan mantra dan sejenisnya di dompet di sabuk di tas. Dengan mbawa barang-barang semacam itu akan menyulitkan petugas haji karena bisa berurusan dengan aparat kepolisian setempat. Barang barang semacam itu bertentangan dengan budaya setempat karena dianggap syirik. Selain itu, CJH diberi contoh-contoh agar menghindari hal hal sepele namun bisa menimbulkan masalah yang di luar perkiraan CJH.
Dia berharap, dengan pembekalan yang terus-menerus, para calon jemaah haji dari Kabupaten Ngawi menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, ibadah hajinya mabrur. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran bagi seluruh jamaah dalam menjalankan ibadah di tanah suci,” katanya.
Haji itu adalah panggilan. Kalo tidak dipanggil tidak akan berangkat. Dipanggil dengan berbagai cara . Haji itu adalah panggilan Alloh. “Panjenengan teruslah berdoa,” tutur pria yang pernah menjabat menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Tuban dan Gresik.
Terkait pelayanan bagi CJH 2025, pria yang beberapa kali berhaji ini menambahkan, dibanding sebelumnya, saat ini pelayanannya luar biasa dan meningkat. Kemenag, pemerintah tiap tahun berusaha memberi pelayanan terbaik. Termasuk biaya haji turun dibanding tahun lalu.(gi)
More Stories
Begal Payudara Viral di Medsos Berhasil Diungkap Satreskrim Polres Ngawi
Misi Dagang di Maluku Catatkan Transaksi Rp460,7 Miliar, Gubernur Khofifah: Bukti Kuatnya Perdagangan Jatim di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Wisuda Unusa Ke-19: 50 Persen Lebih Lulus Tepat Waktu, Keberagaman dan Prestasi Warnai Momen Spesial