
Penyakit mulut dan kuku (PMK) menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan, khususnya di Provinsi Jawa Timur. Penyebaran PMK mempengaruhi kesehatan ternak, mengganggu reproduksi, serta menurunkan produktivitas ternak. Kerugian besar muncul bagi peternak dalam mempertahankan kualitas dan kuantitas hasil ternak. Upaya recovery reproduksi harus dilakukan secara komprehensif baik dari sisi perbaikan pelayanan IB, peningkatan kandungan protein pakan, vaksinasi dan pemberian hormon
KabarGress.com – Dalam rangka meminimalisir dampak PMK, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur melalui Unit Pelaksana Teknis Inseminasi Buatan (UPT-IB) fokus pada pemulihan reproduksi ternak terdampak, salah satunya melalui pelaksanaan pelayanan IB dengan berpedoman pada Standar Operating Prosedur (SOP) Pelayanan Inseminasi Buatan pada saat Wabah. Pelayanan IB dlakukan dengan menekankan pada sisi sanitasi dan biosecurity untuk mencegah penyebaran PMK dari dan menuju pada akseptor IB. Pakan berprotein tinggi menjadi upaya efektif dalam memulihkan kondisi ternak terinfeksi PMK. Pakan berkualitas dapat memperbaiki kondisi tubuh ternak, meningkatkan kesuburan, serta mendukung proses reproduksi. Ternak memperoleh asupan pakan berkualitas akan lebih cepat pulih dari efek PMK, memungkinkan kesuburan ternak betina kembali optimal. Pakan berprotein tinggi juga mendorong ternak kembali birahi, mempermudah proses inseminasi buatan (IB).
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indah Aryani, MM, menjelaskan bahwa selain pelaksanaan SOP Pelayanan IB secara ketat juga dilakukan perbaikan kualitas pakan, vaksinasi dan pemberian obat-obatan untuk meningkatkan reproduksi sapi pasca PMK. Program IB sesuai SOP memastikan hanya ternak sehat mendapat layanan inseminasi. Proses ini menghindari penularan penyakit lain, mendukung kualitas keturunan ternak dihasilkan.Pemberian pakan tepat mendukung pemulihan ternak pasca-PMK, memastikan sapi betina produktif siap menjalani proses inseminasi.
Program IB Provinsi Jawa Timur melibatkan koordinasi antara peternakan kabupaten dan petugas inseminasi. Kolaborasi penting memastikan ternak membutuhkan layanan IB mendapat perhatian sesuai kondisi masing-masing. Selain itu, vaksinasi massal dilakukan guna mencegah penyebaran PMK lebih lanjut, melindungi ternak dari ancaman penyakit lainnya.
Kebersihan kandang dan lingkungan ternak juga menjadi faktor pendukung dalam pemulihan. Kandang bersih mencegah infeksi tambahan, menjaga kesehatan ternak, memastikan proses reproduksi berjalan lancar. Peternak diberikan pelatihan tentang perawatan ternak baik dan benar, serta langkah-langkah pencegahan penyakit agar sektor peternakan tetap produktif. Vaksinasi dan pengobatan dilakukan untuk mencegah infeksi terulang dan memperbaiki kondisi tubuh.
Program IB dijalankan sesuai prosedur tepat memastikan kesuksesan pemulihan ternak pasca-PMK. Peternak terlibat dalam program ini merasakan manfaat langsung berupa peningkatan hasil ternak lebih sehat dan produktif. Keberlanjutan program bergantung pada koordinasi baik antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, peternak, serta pihak terkait lainnya.
Pemberian pakan berkualitas tinggi membuat ternak cepat pulih dan siap menjalani proses IB. Hal ini mengurangi dampak PMK terhadap populasi ternak serta produktivitas peternak. Program pemulihan terbukti efektif dalam meningkatkan kesuburan ternak, memungkinkan peternak memperoleh keturunan berkualitas.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menekankan pentingnya monitoring berkelanjutan terhadap kesehatan ternak pasca-PMK. Pemantauan rutin terhadap kondisi ternak yang diberi pakan berkualitas dan menjalani IB memastikan ternak tidak hanya pulih tetapi berkembang dengan baik. Monitoring berfungsi mendeteksi masalah kesehatan lainnya yang dapat menghambat proses pemulihan.
Selain pemulihan reproduksi, langkah-langkah preventif lainnya terus dilakukan Dinas Peternakan. Edukasi peternak tentang menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan bergizi, serta pencegahan penyakit sangat krusial agar PMK tidak menyebar kembali. Program sosialisasi serta pelatihan rutin diselenggarakan di berbagai wilayah Jawa Timur bertujuan meningkatkan kesadaran peternak mengenai pentingnya pencegahan serta pengelolaan ternak baik.
Keberhasilan program pemulihan ini tidak lepas dari kerjasama antara berbagai pihak, mulai peternak, pemerintah, hingga tenaga medis berkompeten. Keterlibatan semua pihak mencegah penyebaran penyakit serta memulihkan kondisi ternak terdampak PMK sangat penting. Sinergi baik memastikan sektor peternakan Jawa Timur kembali bangkit lebih kuat, sehat, serta produktif.
Program IB dilaksanakan juga berfokus pada pengembangan kualitas genetik ternak. Melalui inseminasi buatan, ternak dihasilkan memiliki potensi genetik lebih unggul, membantu meningkatkan kualitas produk peternakan seperti daging dan susu. Program ini tidak hanya membantu pemulihan pasca-PMK, tetapi mendukung jangka panjang sektor peternakan di Jawa Timur.
Keberhasilan program pemulihan ini tidak hanya menguntungkan peternak, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Sektor peternakan pulih dengan baik meningkatkan ketersediaan produk ternak, yang pada gilirannya berkontribusi pada ketahanan pangan. Oleh karena itu, program ini sangat vital tidak hanya untuk mencegah kerugian peternak akibat PMK, tetapi juga untuk mendukung keberlanjutan serta kesejahteraan sektor peternakan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berupaya memperkuat sistem pendampingan bagi peternak. Salah satunya melalui penyuluhan intensif mengenai cara-cara pencegahan penyakit serta pengelolaan kesehatan ternak lebih baik. Hal ini penting agar peternak lebih mandiri dalam mengelola ternak mereka, terutama menghadapi ancaman penyakit seperti PMK. Pendampingan tidak hanya bersifat teknis, tetapi mencakup aspek manajerial, seperti pengelolaan keuangan peternakan efisien untuk mendukung keberlanjutan usaha peternakan.
Kedepannya, program pemulihan diperluas melibatkan lebih banyak peternak serta sektor swasta mendukung distribusi pakan berkualitas. Kerjasama lintas sektor diharapkan membuat sektor peternakan Jawa Timur pulih, berkembang, serta mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan tantangan lain muncul di masa depan. Program terintegrasi dan berkelanjutan diharapkan memperkuat ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat secara keseluruhan. ( hery )
More Stories
Gubernur Khofifah Akhiri Rangkaian Tiga Hari Open House Lebaran Idul Fitri
Halal Bihalal dengan Driver Ojol Perempuan, Gubernur Khofifah: Mereka Dekat di Hati Saya
Halal Bi Halal Dengan Forkopimda Jatim, Gubernur Khofifah Sebut Sinergitas dan Keguyuban Pimpinan Kunci Ketenteraman Masyarakat