22/02/2025

Jadikan yang Terdepan

RUWAH DESA WUNUT BERBALUR KEBUDA YAAN DAN KEAGA MAAN

KabarGress.com – Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Ruwah Desa Wunut, Kecamatan Porong, Sidoarjo, pada Jumat malam, 21 Februari, menyuguhkan kombinasi budaya dan pesan keagamaan yang kental. Acara bertempat di depan Kantor Balai Desa Wunut ini menjadi penutup rangkaian acara Ruwah Desa tersebut , merupakan sebuah tradisi yang bertujuan mendoakan kesejahteraan dan kedamaian bagi masyarakat desa

Sebelum Jumat malam pagelaran Wayang Kulit, pagi hari itu, Kepala Desa Wunut, Pujidarto, bersama perangkat desa melaksanakan ziarah kubur di punden desa. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upacara Ruwah Desa yang dilaksanakan setiap tahun untuk memohon doa dan harapan agar kehidupan masyarakat Desa Wunut tetap damai, sejahtera, dan jauh dari musibah.

Wayang Kulit yang dipentaskan malam itu mengusung tema yang sarat akan nilai-nilai kebudayaan Jawa. Ki Tarnoyo, sebagai dalang, memerankan tokoh-tokoh dalam cerita wayang, mempersembahkan keahlian seni pertunjukan tradisional kepada masyarakat. Keahlian Ki Tarnoyo dalam menggerakkan wayang dan suaranya yang khas mampu membawa suasana yang memukau.

Selain memerankan wayang, Ki Tarnoyo juga menyelipkan pesan-pesan dakwah melalui setiap gerakan dan kata-katanya. Kehadiran sinden yang mengiringi pertunjukan dengan tembang-tembang Jawa semakin memperkaya suasana malam itu. Tembang ini tidak hanya melestarikan budaya Jawa, namun juga mengandung nilai-nilai spiritual yang memperdalam pemahaman keagamaan.

Gelaran Wayang Kulit ini juga menjadi wadah untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan tradisi lokal. Ki Tarnoyo memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan moral dan keagamaan yang bermanfaat bagi kehidupan bersama, mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara adat dan agama.

Sejumlah warga desa terlihat antusias mengikuti setiap adegan wayang yang dipertunjukkan. Tak hanya menampilkan kesenian, namun juga mengandung pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Ki Tarnoyo tidak hanya memerankan tokoh-tokoh dalam cerita, namun juga memberi penekanan pada nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan, dan kerukunan dalam hidup bermasyarakat.

Selain itu, lantunan kalimah thoyibah dan solawat yang diiringi suara merdu sinden memperkaya suasana spiritual di tengah acara tersebut. Melalui solawat dan dzikir, pesan keagamaan juga disampaikan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya kedamaian, kebersihan hati, dan hubungan yang baik dengan sesama.

Puncak acara pada malam itu menunjukkan betapa besarnya harapan masyarakat Desa Wunut terhadap masa depan yang lebih baik. Ruwah Desa Wunut bukan hanya sekadar upacara, namun menjadi wadah bagi masyarakat untuk mempererat silaturahmi dan mengingatkan diri akan pentingnya hidup harmonis, baik secara sosial maupun spiritual.

Pagelaran Wayang Kulit ini juga menunjukkan bahwa seni budaya dan agama bisa berjalan seiring, membawa dampak positif bagi masyarakat. Berbagai unsur budaya dan keagamaan hadir berdampingan, menciptakan suasana yang hangat dan penuh makna bagi seluruh warga yang hadir. Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan pelestarian budaya dan dakwah keagamaan dapat terus berkembang dan terjaga.

Masyarakat Desa Wunut berharap, acara Ruwah Desa yang penuh makna ini dapat menjadi momentum bagi mereka untuk terus hidup rukun, damai, dan sejahtera. Dengan doa yang dipanjatkan dalam ziarah kubur serta pengharapan melalui pagelaran seni budaya, mereka meyakini bahwa kedamaian dan keberkahan akan senantiasa menyertai desa mereka. ( hery)