21/02/2025

Jadikan yang Terdepan

MENJAGA WARISAN BUDAYA: PENTING NYA MELESTA RIKAN TRADISI RUWATAN DESA DI ERA DIGITAL

Oleh : Cak Hery. KabarGress.com

Ruwatan merupakan tradisi budaya yang memiliki akar dalam masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Jawa Timur. Kata “ruwatan” berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “dilepas” atau “dibebaskan”. Tradisi ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk membebaskan wilayah dari marabahaya dan mengharapkan keselamatan serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di desa tersebut. Seiring waktu, ruwatan telah menjadi salah satu bentuk upacara adat yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat desa, khususnya di daerah Sidoarjo, Jawa Timur.

Di setiap wilayah desa, ruwatan dilakukan dengan cara yang khas, namun tujuan dasarnya tetap sama, yaitu menjaga keharmonisan dan keselamatan masyarakat. Selain menjadi sarana untuk memohon keselamatan, ruwatan juga dianggap sebagai cara untuk merawat dan menjaga keseimbangan alam dan spiritual masyarakat.

Upacara ini dilakukan dengan berbagai tahapan, salah satunya adalah prosesi ziarah ke situs-situs leluhur atau punden desa. Punden desa merupakan tempat suci yang dianggap memiliki hubungan spiritual yang kuat dengan leluhur. Penghormatan kepada leluhur dianggap penting dalam ruwatan, sebab melalui mereka, tradisi dan nilai-nilai budaya diteruskan dari generasi ke generasi.

Ruwatan desa dihelat setiap tahun, sebagai bagian dari tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat. Setiap desa memiliki cara dan waktu pelaksanaan yang bisa berbeda-beda, namun esensinya tetap sama. Salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam ruwatan desa adalah pengajian umum yang diisi oleh para dai atau ustadz. Pengajian ini tidak hanya memberikan pencerahan spiritual, tetapi juga mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur yang telah lama diwariskan.

Kesinambungan tradisi ini juga diwarnai dengan beragam seni pertunjukan yang menjadi bagian integral dari acara. Kesenian lokal seperti tari remo, ludruk, campursari, dan wayangan, menjadi hiburan sekaligus sarana untuk mengenalkan budaya kepada masyarakat, terutama generasi muda.

Masing-masing desa memiliki lakon wayang yang disesuaikan dengan sejarah atau mitos yang berkembang di wilayah tersebut, yang mencerminkan kekayaan tradisi lokal. Setiap pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda yang mungkin kurang mengenal warisan leluhur mereka.

Salah satu tantangan besar dalam melestarikan ruwatan desa adalah bagaimana mengenalkan dan menarik minat generasi muda, khususnya kaum Gen Z, yang lebih terbiasa dengan teknologi digital dan budaya global. Dalam era modern ini, di mana informasi mudah didapatkan melalui perangkat digital, keberadaan tradisi seperti ruwatan desa bisa terancam terlupakan. Oleh karena itu, penting untuk menyusun strategi agar tradisi ini tetap relevan bagi kalangan muda. Melalui berbagai pendekatan, seperti mengaitkan ruwatan desa dengan kegiatan pariwisata, budaya lokal ini bisa tetap hidup dan berkembang.

Ruwatan desa berpotensi besar untuk menjadi daya tarik wisata budaya yang bisa meningkatkan perekonomian desa. Upacara dan prosesi yang khas, ditambah dengan berbagai atraksi seni tradisional, dapat menarik wisatawan untuk datang dan menyaksikan langsung keunikan budaya desa. Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, serta sekaligus menjadi sarana untuk mengenalkan budaya lokal ke dunia luar.

Masyarakat desa juga memegang peranan penting dalam melestarikan tradisi ini. Pemerintah desa, dalam hal ini kepala desa, memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat warisan leluhur tersebut. Sebagai pengayom masyarakat, kepala desa memiliki peran strategis dalam memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan ruwatan desa. Tanpa peran aktif masyarakat dan pemerintah desa, tradisi ini bisa terancam punah.

Ruwatan desa lebih dari sekadar upacara adat. Tradisi ini merupakan warisan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur tentang penghormatan kepada leluhur, keseimbangan alam, dan pentingnya menjaga keselamatan serta kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya menjaga dan melestarikan tradisi ini, tetapi juga mengenalkan kepada generasi muda agar mereka memahami dan menghargai akar budaya yang membentuk identitas mereka.

Tradisi ruwatan desa adalah simbol ketahanan budaya masyarakat Jawa yang harus terus dipelihara agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan melestarikan dan mengenalkan budaya ini, kita tidak hanya menjaga nilai-nilai lokal, tetapi juga memberi kesempatan kepada dunia luar untuk mengenal kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.

Penting untuk diingat bahwa melestarikan tradisi seperti ruwatan desa bukan hanya tentang mempertahankan ritual atau simbolik budaya, tetapi juga tentang memperkuat rasa identitas dan kebersamaan dalam komunitas. Di tengah globalisasi yang semakin pesat, tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya akar budaya yang membentuk karakter masyarakat.

Ruwatan desa bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi merupakan bentuk dari perjuangan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur, serta menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Oleh karena itu, pelibatan seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, sangat penting agar tradisi ini tetap hidup dan relevan di masa depan. SEMOGA !