21/02/2025

Jadikan yang Terdepan

GEBYAR RUWAT DESA RANDEGAN , NGAJI BARENG KYAI NYENTRIK GUS PEYEK

Ruwat Desa Randegan Tanggulangin Pengajian Umum dan Santunan Anak Yatim , Lestarikan tradisi leluhur di tengah transpormasi budaya modern

KabatGress.com – Gebyar Ruwat Desa Randegan, Tanggulangin, menggelar Pengajian Umum dan Santunan Anak Yatim pada Kamis malam Jumat, 6 Februari 2025. Acara tersebut berlangsung di Balai Desa Randegan dalam rangka Ruwat Desa, sebuah tradisi yang bertujuan mempererat silaturahmi antarwarga.

Hadir dalam acara tersebut seluruh Ketua RT, RW, dan warga desa Randegan. Selain itu, masyarakat dari desa sekitar seperti Ketegan, Kedensari, Pangkemiri, dan Boro turut meramaikan acara. Pengajian dipimpin oleh penceramah terkenal, Muhammad Syarifuddin, yang akrab dipanggil Gus Peyek.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Randegan, Mochammad Samsoel Halim, menyampaikan bahwa ruwat desa merupakan ajang memperkuat tali silaturahmi dan memperkokoh kebersamaan , guyub rukun. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar setiap tahun pada bulan Ruwah atau Februari.

Mochammad Samsoel Halim dalam sambutannya menyisipkan pesan kepada warga bahwa pembayaran Pajak SPT kini sudah bisa dilakukan . Data SPT bisa di kordinasi kan melalui RT, RW, Kasun, dan atau ke Balai Desa. Sebagai apresiasi, warga yang membayar SPT berkesempatan mendapatkan doorprize. Disamping itu pada momen ini Kepala desa pun meminta doa agar diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan tugasnya sebagai amanah masyarakat.

Usai berikan sambutan , sembari menunggu kehadiran Gus Peyek , Kepala desa Mochammad Samsoel Halim bersama perangkat desa memberikan santunan secara simbolis kepada 16 anak yatim yang hadir.

Sementara itu , Gus Peyek dalam tausyiah nya mengajak ratusan jamaah agar selalu bersyukur kepada Allah. Ia berharap, doa yang dipanjatkan dalam acara ruwat desa ini dapat memberikan berkah dan kesehatan bagi semua yang hadir. Gus Peyek juga menekankan pentingnya interaksi sosial dan berbagi dengan sesama sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

Lebih lanjut, Gus Peyek ajak warga untuk guri-uri tradisi ruwat desa sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Menurutnya, ruwat desa bukan sekadar sebuah ritual, melainkan wujud rasa terima kasih kepada leluhur yang lebih dulu ada dan telah mewariskan tradisi bagi generasi saat ini.

Kata Gus Peyek , “Ruwat desa adalah momen untuk menghormati leluhur kita, mendoakan mereka, dan menjaga hubungan baik dengan alam serta sesama. Ini bukan hanya tentang doa, tetapi juga tentang bagaimana kita mengingat jasa mereka dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan kita,” ujar Gus Peyek.

Untuk itu Gus Peyek mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian tradisi seperti ruwat desa dalam kehidupan modern ini. “Di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, jangan sampai kita melupakan akar budaya dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita,” pesan Gus Peyek.

Gus nyantrik yang kondang ini menegaskan bahwa ruwat desa adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa syukur atas segala nikmat yang diterima, sekaligus menjaga keharmonisan antarwarga dan mempererat tali persaudaraan. Dengan melestarikan tradisi ini, menurutnya, masyarakat akan semakin kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, dan hidup dalam berkah yang tiada henti.

Sebagai rasa syukur , di sertai joke – joke segar , Gus Peyek menyentil pengabdian Kepala desa Randegan beserta jajaran perangkat di bawah dimana membantu warga soal Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) yang dilakukan pemerintah desa. Menurutnya, warga harus bersyukur atas layanan yang diberikan pemerintah desa seraya terus mendukung program-program yang ada.

Didalam tausyiah nya Gus Peyek mengajak doa bersama 750 jamaah yang hadir mengikuti pengajian dan ruwat desa tersebut. Setelah di tutup dia acara berakhir membawa harapan besar agar Desa Randegan terus berkembang, penuh berkah, dan warganya semakin guyub rukun. ( hery)